Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/241

Halaman ini tervalidasi

241

kat”, kata Hok Gwan.” Baiklah engkau mentjeriterakan maksoedmoe datang menoendjoengi saja tadi pagi.”

Tek Lie menjahoet dengan soeara jang lemah lemboet. Sebab ia mengingat pertjintaannja, ia poen loepalah pertjakapan meréka itoe jang tehadi.

„Gwanlah jang dapat menolong saja dalam kesoesahankoe ini. Pertolonganmoelah jang koeharapkan. Saja soedah hampir kehiangan ’akal. Dari dahoeloe telah koeketahoei pikiran kita berlain-lainan. Akan tetapi soenggoehpoen demikian adalah tali persahabatan kita itoe tinggal kekal. Itoe poen haraplah saja Gwan soedi bersoesah pajah. Besar hatikoe tiada terkira apabila pertolonganmoe itoe berdjasa.”

„Perkara apakah itoe, katakanlah dengan teroes terang.” „Saja rasa Gwan soedah ma'loem maksoedkoe itoe, karena dia soedah pernah koetjeriterakan.”

„Barangkali. Katakanlah soepaja kita sama-sama moepakat apa jang hendak koelakoekan.”

„Pertjintaankoe dengan Noni. Soedah poetoes pikirankoe saja akan kawin dengan dia. Ia poen setoedjoe benar. Tetapi orang toeanja tiada setoedjoe.

„Doea- doea?”

„Bapaknja. Iboenja telah bertoekar pikiran. Setelah ia melihat persahabatan kami jang karib itoe,