Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/250

Halaman ini tervalidasi

250

bersalah, kepada orang lain, tiadalah maoe ia mengakoe jang demikian itoe.

„Saja tá mengerti perkataanmoe itoe”, djawabnja, „Lie menerangkan ini dan itoe dan keteranganmoe itoe tiada bersamboeng pada perasaankoe, dengan halkoe itoe. Pada pikirankoe djanganlah kita terlaloe djaoeh melarat dari pokok perbintjangan itoe. Saja tiada setoedjoe dengan pikiran orang filsafat, otak meréka itoe soedah miring karena kepandaian meréka itie. Lie, dengar dan perhatikanlah soepaja saja mengloearkan keterangan dari pada pikirankoe, akoe jang telah merasaï dan mengetahoei hal jang kita perkatakan ini.

Pada batinnja tiadalah bedanja orang jang beloem kawin dengan orang jang soedah beristeri. Keadaan orang jang soedah beristeri lebih soesah lagi. Tanja sahadjalah bagaimana perasaan orang laki-laki jang soedah djanda. Kehidoepan jang djaoeh dari pada isteri adalah amat soekar bagai dia, karena kehidoepannja soedah biasa sebagai hidoep berlaki isteri. Apa jang menjoesahkan itoe. Lie tentoe mengerti, boekan.”

Tek Lie menganggoekkan kepalanja. Sahabatnja itoe poen meneroeskan perkataannja:

„Bagai orang jang berlaki bini demikian djoega. Apabila jang sebelah tiada sanggoep lagi menerima hati jang seorang — oempama karena ke-