Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/255

Halaman ini tervalidasi

255

jang lain. Banjak poela jang pergi ketanah asing metjahari kehidoepan. Bapak Tek Lie toeroet djoega meninggalkan tanah airnja akan mentjahari kehidoepan ditanah asing. Demikianlah ia tiba di Hindia jang lébar dan soeboer ini. Bagai orang asing jang radjin bekerdja, tiadalah soesah beroléh rezeki dipoelau-poelau jang bagoes dan bertoempoek toempoek itoe. Beratoes, ja beriboe-riboe orang jang membilang terima kasih sebab meréka itoe datang kenegeri ini, karena pada tanahnja sendiri tá kan ia beroléh kekajaan sebanjak itoe, sedang pendoedoek negeri ini sendiri makin moendoer dalam kehidoepannja, soenggoehpoen ia lahir dan besar ditengah-tengah kekajaan ’alam itoe.

Bapak Tek Lie datang dipoelau Djawa mendjadi koeli pada soeatoe onderneming. Enam tahoen ia bekerdja disitoe membanting toelangnja. Dari pada gadjinja jang tiada besar itoe ia menjimpan sedikit-sedikit. Ia hémat dan radjin. Kalau orang main djoedi waktoe hari gadjian, tiadalah ia toeroet. Ia tahoe meskipoen orang pendjoedi itoe menang beratoes-ratoes roepiah, tiadalah ia akan djadi berada. Nasihat orang toea-toea: „Harta jang diperoléh dengan djalan jang tiada halal, t ákan kekal ditangan orang itoe.” Roepa-roepa ’adat dan kebiasaan jang boeroek dionderneming itoe, tetapi ia selaloe mendjaoehkan dia.