Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/256

Halaman ini tervalidasi

256

Dalam hatinja ia bermaksoed akan mentjapai jang lebih tinggi dan bagoes. Siang malam pikirannja tinggal tetap akan beroesaha soepaja beroléh nasib jang lebih sempoerna.

Waktoe jang enam tahoen itoe soedah selesai. Maka ia poen meninggalkan keboen itoe menoedjoe Betawi, serta membawa wang jang disimpannja itoe. Wang jang tiada banjak itoe dipakainja mendjadi modal. Di Betawi ia membeli pikoelan dan doea peti kajoe. Peti itoe diisinja dengan roepa-roepa barang dagangan jang ketjil dan ringan, Oempamanja peniti, djahit, kantjing, sapoetangan, saboen, katja, sikat gigi dan lain lainnja. Ia berdjalan sepandjang djalan dan lorong mendjadjakan dagangannja itoe, sebagai toekang kelontong jang lain. Sebab manis toetoernja dan apa sadja jang dipesan orang, selaloe dibawanja, meskipoen orang itoe tiada membeli banjak, maka ia poen beroléh langganan jang banjak. Tiada berapa lama, dagangannja itoe bertambah madjoe. Kain boeat kebaja, roepa-roepa kaoes dan ikat pinggang poen didjoealnja. Petinja itoe soedah bertoekar dengan jang lain dan lebih besar. Sekarang ia soedah menggadji koeli akan menolong ia mendjadjakan dagangannja itoe. Doea tahoen ia bekerdja demikian dapatlah ia mengoempoelkan modal jang tjoekoep akan memboeka waroeng ketjil. Hémat dan radjinnja itoe tiada berkoerang, meskipoen ia telah