Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/264

Halaman ini tervalidasi

264

itoe berkembang. Oleh sebab itoe jang dilihatnja itoe tiada terang. Jang nampak oléhnja hanja anak gadis itoe menjapoe- njapoe matanja dengan sapoetangannja.

„Menangiskah adinda?”

Ia ditanja itoe tiada menjahoet poela. Ia menangis itoe tiada bersoeara. Hanja sekali-kali ia tersedoe, karena tiada tertahan oléhnja.

Keréta itoe berdjalan perlahan-lahan. Soeararodanja tiada kedengaran, karena roda itoe berlingkar karét. Hanjalah boenji ladam koekoe koeda Soembawa itoe jang kedengaran.

Perasaan anak moeda itoe poen soedah lain. Tahadi ia bergirang hati mengenangkan pertemoean ini. Sekarang hatinja sedih dan rajoe melihat doeka nestapa ketjintaannja itoe. Maka ia poen teringatlah segala perkataan Noni dalam soerat jang diterimanja itoe. Sekarang merasalah ia kebenaran perkataan itoe. Tjinta jang ichlas jang membawa soeka dan doeka bagai kedoea belah péhak. Tjinta jang lebih berat dari pada sekalian sengsara doenia. Penjakit jang tiada moedah semboeh. Penjakit jang makan didjantoeng dan toelang.

la merasa bahwa mereka itoe berdoea telah djadi korban tjinta jang demikian itoe. Dan tjinta inilah jang mendjadi bahagia atau kemelaratan meréka itoe. Meréka itoe berbahagia kalau per-