Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/277

Halaman ini tervalidasi

277

mikian, kita soedah ketahoei dia dari kehendak hati kita sendiri. Lihat sahadjalah kalau ada kesoesahan. Oempama roemah jang berisi banjak orang, terbakar. Orang itoe berlomba melarikan diri dari bahaja api, masing-masing memikirkan dirinja. Pintoe jang sempit itoe soedah tentoe koerang lébar akan tempat meréka itoe sekali keloear. Orang banjak itoe bertolak-tolakan dipintoe itoe dan mana jang djatoeh diindjak jang lain. Soedah tentoe dengan hal jang demikian banjak orang jang beroléh ketjilakaan. Keloear dari pintoe itoe poen tiada lekas. Meréka bertolak-tolakan, karena memikirkan dirinja sendiri.

Demikianlah halnja didoenia ini, Ani. Orang jang berkata lebih dahoeloe keperloean sendiri dan ia mengoesahakannja, dibelakang hari tiadalah ia teringat lagi akan keperloean sesamanja manoesia. Sebaliknja ia beroléh pikiran jang lain. Tjahari oentoek dirimoe, keperloean orang lain itoe adalah moesoeh keperloeanmoe.

Oléh sebab itoe seharoesnjalah kita memikirkan lebih dahoeloe keperloean orang banjak. Pertjaja sahadjalah, itoelah jang sebaik-baiknja. Keperloeanmoe poen tá kan dirampas orang.”

„Benar, tetapi kalau Soerdjima melarat, karenanja?” Boekankah koerang baik djoega jang demikian itoe?”

„Kalau kita melarat dan beroléh soesah karena