Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/35

Halaman ini tervalidasi

35

,,Lewat lagi tengah malam, memang dia itoe perempoean...............", kata njonja itoe memoeaskan nafsoenja.

* * *

Noer, perkataan jang sepatah itoe ta koetoeliskan disini. Berat rasanja lidahkoe mengoelangi perkataan jang kedji itoe. Akan tetapi kalau Noer lama tinggal di Betawi, tentoe adinda tahoe akan perkataan itoe. Perkataan jang seroepa itoe lebih baiklah djangan adinda tahoe.

* * *

Moeka anak gadis itoe poetjat, badannja ta bergaja, keringatnja mengalir. Dengan terhoejoeng-hoejieng ia pergi dari hadapan kedoea orang jang kaya dan sopan itoe. Kemana ia berdjalan itoe ta tahoe ia; karena pikirannja soedah gelap.

Sambil bersandar pada pagar jang diroesoek kanan roemah itoe, ia menangis. Tetapi soearanja tiada keloear, sebab adalah kerongkongannja sebagai didjepit dengan tangan besi. Sekali sekali ia menarik napas jang pandjang, sambil seloeroeh badannja gemetar; kedoea belah tangannja memegang pagar itoe, soepaja ia djangan djatoeh ketanah, karena kakinja tiada berdaja lagi.