Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/75

Halaman ini tervalidasi

75

Pada perasaänkoe adajah perbocatan orang itoe salah, ja'ni kalau mereka menangisi orang jang meninggal itoe. Akan tetapi waktoe seorang dari pada orang toeakoe poelang kerahmatoe'llah, tangiskoe tiada terkira-kira. Semalam-malaman itoe. Beberapa kali saja meraba kepala jang dingin itoe, karena saja harap-harap djoeg badannja panas kembali dan ia doedoek menghiboerkan kami jang doedoek berkeliling dia menangis itoe.

Lebihlah sepoeloeh tahoen saja menoenggoe adjalkoe ito, akan tetapi sampai sekarang beloemlah koeketahoei apabila saja meninggalkan doenia ini. Datang poela lagi adinda Noer dengan harapan soepaja saja dikoerniakan Toehan oesia jang pandjang. Mana jang lebih baik itoelah harapkan bagai saja, karena sampai pada waktoe ini adalah tetap pikirankoe bahwa boekan hidoep jang disini hidoep jang sebenarnja. Kalau ada djalan jang tedoeh dan datar, apakah sebabnja kita bertjintakan djalan panas dan tjoeram itoe? Soedahlah koeperhatikan benar-benar. Kalau koekoempoelkan segala kesenangan jang koeperoleh dalam doenia ini dan koeletakkan sekaliannja itoe keatas piring neratja; kemoedian saja menaroeh segala doekatijit jang menimpa dirikoe keatas piring neratja jang sebelah lagi, soedah tentoe adalah doekatjita jang lebih berat. Makin lami kita hidoep, makin besar béda perbandingan soeka dan doekatjita itoe.