Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/78

Halaman ini tervalidasi

78

lemah itoe. Air moekakoe poen bertoekarlah sebagai mendoeng diwaktoe siang. Koelit dahikoe poen berkeroetlah sebab memikirkan hébatnja sengsara jang menimpa sesama kita manoesia. Maka saja poen moelailah membilang segala doeka tjita dan ketjiwa jang koeperoléh didalam hidoepkoe. Separoeh pedih loeka hatikoe masih terasa oléhkoe, meskipoen soedah berhoen-tahoen lamanja.

Akan tetapi bila koebandigkan sengsara jang koerasai degan nasib sesamakoe manoesia jang lebih malang — lagi mereka tiada sedikit bilangannja — maloelah saja akan dirikoe sendiri. Soeara koedengar dalam hatikoe: "Tjih, tiadalah engkau maloe mengeloeh demikian itoe. Tengok saudaramoe jang banjak itoe. Sehari ini sahadja soedah empat orang peminta-minta laloe dihadapan roemahmoe. Jang pertama orang boeta, jang kedoea orang loempoeh, sehingga ia didoekoeng orang dari sana sini kalau mintak sedekah oentoek nafkahnja. Jang ketiga dan keempat ja'itoe seorang perempoean dengan anakuja jang lagi menjoesoe. Si iboe koeroes dan poetjat. Dadanja kempis dan roesoeknja kentara. Air soesoe jang diminoem anak jang koeroes itoe koening roepanja, karena si iboe jang malang itoe makan sehari, tà makan doea hari. Hati remoek redam memikirkan nasib meré-