Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/80

Halaman ini tervalidasi

80

atan hati itoelah jang koetjahari, itoelah jang koeminta.

O, sengsara, engkaulah jang memenoehi hatikoe, engkaulah jang mendjadi handai tolankoe dan englah jang memberi makanan bagai hatikoe jang lapar itoe. Karena padamoelah saja beroléh kodrat jang mengoeatkan diri sahaja dalam kehidoepan jang fana ini.


Tengah saja menoelis ini hoedjan jang lebat itoe soedah tedoeh. Seloeroeh lorong dan djalan besar sepi roepanja karena malam soedah djaoeh. Awan jang tebal dan kalam itoe telah hantjoer bertoekar mendjadi hoedjan menjirami moeka boemi jang dahaga itoe.

Saja memboeka djendélakoe laloe memandang keloear. Langit jang sebagai koeali lébar itoe tedoeh dan hening, dihiasi bintang jang gemerlapan itoe. Hatikoe ragoe memandangnja; dalam telinga saja, saja mendengar soeara jang sajoep-sajoep; demikian boenjinja:„Djanganlah engkau menjangka akoe sebagi moesoehmoe. Roepa saja boeroek dan hébat. Soearakoe dahsjat. Akan tetapi maksoedkoe soetji dan moelia. Akoe menoendjoengi manoesia itoe dengan bermaksoed jang soetji dan moelia djoega. Adapoen pekerdjaänkoe akan be-