Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/87

Halaman ini tervalidasi

87

,,Diamlah Ani, djangan menangis. Apakah goenanja engkau menjoesahkan barang jang soedah hilang itoe”, katanja dengan soeara jang menaroeh kasihan menghiboerkan anak gadis itoe.

Ragoe pikiran si Ani memikirkan halnja itoe. Wang jang diperolehnja dengan soesahnja itoe hilang dengan 'adjaibnja. Roemah jang ditempatinja tiada dikenalnja, demikian djoega orang jang menhoeniinja. Ia heran poela melihat orang itoe prempoean sekaliannja, masih moeda, tetapi semoeanja ta ada jang berlakoe manis. Ketjoeali perampoean jang seorang itoe, temannja mandi itoe. Akan tetapi perempoean itoe tiada moeda lagi roepanja, doea poeloeh lima tahoen soedah lebih. Dialah jang paling toea dalam roemah itoe, tetapi perempoean jang lais itoe tiada menjegani dia.

Hari soedah tinggi, tetapi si Ani beloem makan soeatoe apa. Dalam roemah itoe tiadalah beratoeran. Masing-masing dengan soekanja. Masing-masing makan sendiri ja'ni makanan jang dibeli mereka itoe dari pada orang jang djoealan jang mendjadjakan djoealannja. Ada jang membeli nasi petjal, ada jang membeli pisang goreng, ada jang membeli nasi oelam dan ada poela jang membeli roti. Masing-masing dengan soekanja.

Tengah mereka itoe makan dengan riboetnja,