Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/90

Halaman ini tervalidasi

90

gadis itoe heran memandang dia. „Djanganlah Ani takoet. Tinggallah diroemah ini. Saja mesti pegi lagi kerdja, Saja poelang tahadi dari gedong dengan izinnja njonja. Saja datang ini hanja membawa makanan”, kata Soerdjima. Ia mengambil sepotong saboen jang ditaroehnja diperan bamboe roemah itoe. Saboen itoe diberikannja kepada si Ani, seraja katanja: „Ini saboen, tjoetji nanti pakaianmoe jang kotor itoe. Saja poelang nanti poekoel lima sore. Kalau engkau lapar, beli nasi barang sedikit, disini oeang sedikit”. Ia poen memberikan oeang doea belas sen kepada anak gadis itoe.

„Tinggallah dahoeloe, Ani!” katanja. Maka ia poen berdjalanlah tjepat-tjepat menoedjoe gedong tempat ia bekerdja itoe.

Sepeninggal Soerdjima itoe tiadalah mengerti si Ani akan hal orang-orang jang mendiami roemah itoe. Sekalian perempoean jang dalam roemah itoe tidoer dengan senang-sengannja. Pakaian mereka poen bagoes bagoes. Sehabatnja jang seorang itoe ta sempat tinggal diroemah. Haroes pergi setiap hari. Tetapi jang lebih mengherankan dia, ja'itoe kebaikan hati Soerdjima itoe kepadanja. Sering ia bertanja dalam hatinja:” Apakah sebabnja perempoean ini menaroeh hati jang