Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/91

Halaman ini tervalidasi

91

kasihan kepada saja, sedang jang lain-lain itoe tá mengindahkan nasibkoe ?"

Setelah ia pajah memikir-mikirkan hal itoe, ia poen berkata dalam hatinja: ,,Biarlah saja sabar menantikan waktoe jang baik, nanti saja bertanja sendiri kepadanja."

Hari itoe lebih pandjang lamanja pada perasaän si Ani. Kalau orang tiada mengerdjakan soeatoe apa, adalah perasaännja lebih pajah dari pada orang jang bekerdja. Nasi jang dibeli dengan wang doea belas sén itoe poen tiada pada bagai dia mendiaamkan peroetnja jang lapar itoe.

Akan tetapi meskipoen peroetnja lapar, adalah hatinja lebih lapar karena inginnja melihat sahabatnja itoe poelang.

Matahari jang panas itoe soedah miring menoedjoe arah kebarat. Diloear dan didalam roemah bamboe itoe poen panas djoega karena angin tiada mengemboes. Dalam tempat tidoer jang disoedoet-soedoet roemah itoe si Ani mendengar orang jang tidoer itoe mengeloeh karena panasnja. Akan bangoen adalah pada mereka itoe masih terlaloe lekas. Si Ani poen adalah merasa badannja lemah dan malas. Matanja poen soedahlah berat karena hendak tidoer. Diatas balé-balé, diloear, i poen merebahkan dirinja. Sebentar itoe ia tertidoerlah dengan njenjaknja. Pada malam