Buku Praktis Bahasa Indonesia 1/Kata: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
-iNu- (bicara | kontrib)
k ←Suntingan 202.93.37.94 (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh IvanLanin
IvanLanin (bicara | kontrib)
Baris 1.454:
 
==Manakah yang benar ''sapta pesona ''atau ''saptapesona''?==
 
Dalam bahasa Indonesia ada jenis kata yang diserap dari bahasa Sanskerta. Salah satu di antaranya ialah kata bilangan. Misalnya, ''eka, dwi, tri, catur, panca, sapta, dan dasa'', yang bermakna 'satu', 'dua', 'tiga', 'empat', 'lima', 'enam', 'tujuh', dan 'sepuluh.
 
Berbeda dengan kata bilangan dalam bahasa Indonesia, kata bilangan yang diserap dari bahasa Sanskerta dalam bahasa Indonesia merupakan ''unsur terikat'', yaitu unsur yang hanya dapat digabung dengan unsur lain. Sebagai unsur terikat, seperti halnya unsur terikat yang lain, penulisan kata bilangan yang berasal dari bahasa Sanskerta''' '''diserangkaikan dengan unsur yang menyertainya. Dengan demikian, ''sapta-''seharusnya ditulis serangkai dengan unsur yang menyertainya, misalnya ''pesona'', sehingga menjadi ''saptapesona,'' bukan ditulis terpisah menjadi ''sapta pesona''.
 
Sejalan dengan itu, kata bilangan lain yang berasal dari bahasa Sanskerta juga ditulis dengan cara yang sama. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut.
 
'''Baku Tidak Baku'''
eka-  ekasuku eka suku
Baris 1.478 ⟶ 1.482:
dasawarsa dasa warsa
dasadarma dasa darma
 
Beberapa unsur lain yang berasal dari bahasa Sanskerta, seperti ''adi-, manca-, swa-,'' dan ''nara-,'' dalam bahasa Indonesia juga merupakan unsur terikat. Sebagai unsur terikat, penulisannya juga diserangkaikan dengan unsur lain yang menyertainya.
 
Misalnya:
 
'''Baku Tidak Baku'''
Adi-  adikuasa adi kuasa
Baris 1.492 ⟶ 1.499:
Narasumber nara sumber
 
==Unsur Terikat ''Pra-==''==
 
Bahasa Indonesia dalam perkembangannya mengalami perubahan. Perubahan itu antara lain berupa penambahan kata-kata baru, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing. Penambahan yang berasal dari bahasa asing, misalnya ''astronaut, kosmonaut, satelilt, komputer,'' dan ''televisi.'' Penambahan kata-kata baru itu dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berkomunikasi.
Selain berupa kosakata, dapat pula penambahan itu berupa unsur terikat, misalnya unsur terikat ''pra-''. Unsur terikat ini berasal dari bahasa Sanskerta dan kehadirannya dalam bahasa Indonesia dapat digunakan sebagai pembentuk kata atau istilah baru. Dalam hal ini unsur terikat ''pra-'' bermakna 'sebelum', 'di muka'.
 
Misalnya:
 
* ''praanggapan (pra- + anggapan)'' 'pandangan (pendapat, keyakinan) sebelumnya; prasangka;
* ''prakarsa (pra- + karsa)'' 'tindakan atau usaha yang mula-mula'
* ''prakondisi (pra- + kondisi)'' 'kondisi yang dijadikan landasan'
* ''prakonsepsi (pra- + konsepsi)'' 'gagasan atau konsepsi sebelum menyaksikan atau mengalami sendiri keadaan sebelumnya'
* ''pascalahirpralahir (pascapra- + lahir)'' 'berkenaan dengan bayi sesudahpada lahirmenjelang kelahiran'
* ''prasaran (pra- + saran)'' ' buah pikiran yang diajukan dalam suatu pertemuan seperti konferesi, muktamar, dan dimaksudkan sebagai bahan untuk menyusun hasil pertemuan'
* ''pramodern (pra- + modern)'' 'sebelum modern'
* ''prapuber (pra- + puber)'' 'menjelang puber; belum matang dalam hal seks'
 
selainSelain ''pra-,'' masih ada unsur terikat lain yang kita serap dari bahasa Sanskerta, yaitu ''pasca-'' dan ''purna-''. Sebagai unsur terikat, ''pasca-'' dan ''purna-'' penulisannya juga digabung dengan unsur yang menyertainya. ''Pasca-'' dalam hal ini bermakna 'sesudah', sedangkan ''purna-'' bermakna 'penuh'
 
Misalnya:
* ''pascasarjana (pasca- + sarjana)'' 'berhubungan dengan tingkat pendidikan atau pengetahuan sesudah sarjana strata 1 (S1)'
''praanggapan (pra- + anggapan)'' 'pandangan (pendapat, keyakinan) sebelumnya; prasangka;
* ''pascadoktoral (pasca- + doktoral)'' 'berkenaan dengan karya akademik profesional sesudah mencapai gelar doktor'
''prakarsa (pra- + karsa)'' 'tindakan atau usaha yang mula-mula'
* ''pascabedah (pasca- + bedah)'' 'berhubungan dengan masa sesudah menjalani operasi'
''prakondisi (pra- + kondisi)'' 'kondisi yang dijadikan landasan'
* ''pascapanenpascalahir (pasca- + panenlahir)'' 'berhubunganberkenaan dengan masabayi sesudah panenlahir'
''prakonsepsi (pra- + konsepsi)'' 'gagasan atau konsepsi sebelum menyaksikan atau mengalami sendiri keadaan sebelumnya'
* ''pralahirpascapanen (prapasca- + lahirpanen)'' 'berkenaanberhubungan dengan bayi padamasa menjelangsesudah kelahiranpanen'
* ''purnajual (purna- + jual)'' 'berkenaan dengan masa penjualan lebih lanjut setelah transaksi, termasuk pemberian garansi pascajual'
''prasaran (pra- + saran)'' ' buah pikiran yang diajukan dalam suatu pertemuan seperti konferesi, muktamar, dan dimaksudkan sebagai bahan untuk menyusun hasil pertemuan'
* ''pramodernpurnawaktu (prapurna- + modernwaktu)'' 'sebelumsepenuh waktu yang modernditetapkan'.
''prapuber (pra- + puber)'' 'menjelang puber; belum matang dalam hal seks'
selain ''pra-,'' masih ada unsur terikat lain yang kita serap dari bahasa Sanskerta, yaitu ''pasca-'' dan ''purna-''. Sebagai unsur terikat, ''pasca-'' dan ''purna-'' penulisannya juga digabung dengan unsur yang menyertainya. ''Pasca-'' dalam hal ini bermakna 'sesudah', sedangkan ''purna-'' bermakna 'penuh'
misalnya:
''pascasarjana (pasca- + sarjana)'' 'berhubungan dengan tingkat pendidikan atau pengetahuan sesudah sarjana strata 1 (S1)'
''pascadoktoral (pasca- + doktoral)'' 'berkenaan dengan karya akademik profesional sesudah mencapai gelar doktor'
''pascabedah (pasca- + bedah)'' 'berhubungan dengan masa sesudah menjalani operasi'
''pascalahir (pasca- + lahir)'' 'berkenaan dengan bayi sesudah lahir'
''pascapanen (pasca- + panen)'' 'berhubungan dengan masa sesudah panen'
''purnajual (purna- + jual)'' 'berkenaan dengan masa penjualan lebih lanjut setelah transaksi, termasuk pemberian garansi pascajual'
''purnawaktu (purna- + waktu)'' 'sepenuh waktu yang ditetapkan'.