Halaman:Amandemen I UUD 1945.djvu/3: Perbedaan antara revisi

dipotong dari Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945/Perubahan I ada bagian wakil ketua, sementara di dokumen tidak ada.
Status halamanStatus halaman
-
Belum diuji baca
+
Telah diuji baca
Badan halaman (untuk ditransklusikan):Badan halaman (untuk ditransklusikan):
Baris 2: Baris 2:
|-
|-
|valign="top"|(3)
|valign="top"|(3)
|Jika rancangan undang-undang itu tidak mendapat persetujuan bersama, rancangan undang-undang itu tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan Rakyat masa itu.
|Jika rancangan undang-undang itu tidak mendapat persetujuan bersama, rancangan<br>
undang-undang itu tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan<br>
Rakyat masa itu.
|-
|-
|valign="top"|(4)
|valign="top"|(4)
|Presiden mengesahkan rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama untuk menjadi undang-undang.
|Presiden mengesahkan rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama<br>
untuk menjadi undang-undang.
|}
|}


=== Pasal 21 ===
=== Pasal 21 ===
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat berhak mengajukan usul rancangan undang-undang. Naskah perubahan ini merupakan bagian tak terpisahkan dari naskah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Perubahan tersebut diputuskan dalam Rapat Paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia ke-12 tanggal 19 Oktober 1999 Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, dan mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat berhak mengajukan usul rancangan undang-<br>
undang. Naskah perubahan ini merupakan bagian tak terpisahkan dari naskah Undang-<br>
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Perubahan tersebut diputuskan<br>
dalam Rapat Paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia ke-12<br>
tanggal 19 Oktober 1999 Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik<br>
Indonesia, dan mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.


<div align="right">Ditetapkan di Jakarta<br>
<div align="right">Ditetapkan di Jakarta<br>
pada tanggal 19 Oktober 1999<br>
pada tanggal 19 Oktober 1999<br><br>
{| align="right"
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT<br>REPUBLIK INDONESIA<br>
|-
KETUA<br><br>
|<center>MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT</center>
<center>REPUBLIK INDONESIA</center>
<center>KETUA</center><br><br>


ttd.<br><br>
<center>ttd.</center><br><br>

Prof. Dr. H.M. Amien Rais, M.A.<br><br>


<center>Prof. Dr. H.M. Amien Rais, M.A.</center><br><br>
|}
<includeonly>
<includeonly>
Wakil Ketua, <br>
Wakil Ketua, <br>
Baris 30: Baris 41:
Drs. H.A. Nazri Adlani<br>
Drs. H.A. Nazri Adlani<br>
</includeonly>
</includeonly>
</div>