Halaman:Permendiknas nomor 46 tahun 2009 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.djvu/10: Perbedaan antara revisi

-iNu- (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
-iNu- (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Badan halaman (untuk ditransklusikan):Badan halaman (untuk ditransklusikan):
Baris 40: Baris 40:
:{|
:{|
|- valign="top"
|- valign="top"
| 1. || || Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
| 1. || colspan="2" | Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
|-
|-
| || || Misalnya:
| || colspan="2" | Misalnya:
:Saya belum pernah membaca buku ''Negarakertagama'' karangan Prapanca.
:Saya belum pernah membaca buku ''Negarakertagama'' karangan Prapanca.
:Majalah ''Bahasa dan Sastra'' diterbitkan oleh Pusat Bahasa.
:Majalah ''Bahasa dan Sastra'' diterbitkan oleh Pusat Bahasa.
:Berita itu muncul dalam surat kabar ''Suara Merdeka''.
:Berita itu muncul dalam surat kabar ''Suara Merdeka''.
|-
|-
| || || Catatan:
| || colspan="2" | Catatan:
:Judul skripsi, tesis, atau disertasi yang belum diterbitkan dan dirujuk dalam tulisan ''tidak'' ditulis dengan huruf miring, tetapi diapit dengan tanda petik.
:Judul skripsi, tesis, atau disertasi yang belum diterbitkan dan dirujuk dalam tulisan ''tidak'' ditulis dengan huruf miring, tetapi diapit dengan tanda petik.
|- valign="top"
|- valign="top"
| 2. || || Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
| 2. || colspan="2" | Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
|-
|-
| || || Misalnya:
| || colspan="2" | Misalnya:
:Huruf pertama kata ''abad'' adalah ''a''.
:Huruf pertama kata ''abad'' adalah ''a''.
:Dia bukan ''me''nipu, melainkan ''di''tipu.
:Dia bukan ''me''nipu, melainkan ''di''tipu.