Bom (2001): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
-iNu- (bicara | kontrib)
-iNu- (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
Baris 1:
{{header2header
| title = Bom
| author = Goenawan Mohamad
| translator =
| section = ~Majalah Tempo, Edisi. - January 14, 2001~
| previous =
 
| previousnext = [[Goenawan Mohamad]] =
| nextyear = [[Catatan Pinggir]]2001
| notes portal = Catatan Pinggir
| notes = Majalah Tempo Edisi - 14 Januari 2001
}}
 
[[Kategori:Goenawan Mohamad]]
[[Kategori:Catatan Pinggir]]
 
 
Kita tahu sebabnya: ada orang yang percaya bahwa pembunuhan, bahkan pembantaian anak-anak, bisa halal.
Ada orang yang percaya bahwa mereka yang tewas itu adalah korban yang diperlukan untuk memperoleh sebuah efek.
Baris 36 ⟶ 32:
 
Tapi apa yang sakti? Tak ada. Bahkan tak ada yang sakti dari sebuah tafsir, biarpun oleh para aulia, tentang wahyu Tuhan. Demokrasi lahir justru karena kepala, yang dianggap inkarnasi dari Yang Abadi, ternyata bisa dipenggal, dan tak bisa digantikan. Siapa yang merasa bisa menggantikannya, dan jadi wakil dari Yang Kekal, akan cenderung merasa sah untuk memenggal kepala orang lain. Atau meledakkan bom ke tubuh anak kita.
 
[[Kategori:GoenawanCatatan MohamadPinggir]]