Buku Praktis Bahasa Indonesia 1/Kalimat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 218:
 
==Komposisi==
#1. '''Apakah yang disebut komposisi itu ?'''
 
''Komposisi'' adalah bentuk pengungkapan gagasan berupa gubahan yang tercermin dalam susunan beberapa kalimat. Sebuah komposisi dapat terbentuk hanya dalam satu untaian kalimat dan dapat pula berupa rangkaian kalimat. Untaian kalimat yang mencerminkan satu gagasan yang padu membangun satu paragraf atau alinea. Skripsi, makalah, berita di koran, pidato, dan surat adalah contoh komposisi. Karya sastra yang berupa sajak, cerpen, dan novel pun merupakan komposisi. Paragraf pada sajak dikenal dengan istilah bait.
 
#2. '''Ciri utama apakah yang terdapat pada komposisi?'''
 
Jawaban berikut akan mengutarakan ciri-ciri umum yang terdapat pada jenis komposisi, seperti pidato, makalah, skripsi, dan surat dinas.
Komposisi yang baik selalu bercirikan kepaduan. Kepaduan itu terbentuk oleh adanya kesatuan dan pertautan. Kesatuan itu berkenaan dengan pokok masalah, sedangkan pertautan itu berkenaan dengan hubungan antara bagian yang satu dan bagian yang lain yang berupa kalimat, paragraf, pasal, atau bab; bagian yang berupa bab lazim terdapat di dalam sebuah paragraf maupun pada seluruh naskah.
Baris 226 ⟶ 229:
Kepaduan itu dapat digambarkan sebagai berikut.
{|
|-
|(1) =========================================
|-
(2) ..........................................(3)........................................
|(42) ..............................................(3)........................................
|-
(5) ============================ (6) ...................
|(74) .................................(8).....................................................
|-
(9) ............................................................
|(5) ============================ (6) ...................
|-
|(27) .................................(8).........(3)........................................
|-
|(9) ............................................................
|-
|}
 
Keterangan
*= kalimat pokok I paragraf pokok
*..... kalimat pengembang II paragraf pengembang
 
#3. '''Bagaimana contoh nyata sebuah paragraf yang padu?'''
 
Perhatikan paragraf berikut.
(1)''' '''''Kekeringan yang melanda pulau ini berakibat sangat parah.'' (2) Sumur penduduk sudah tidak banyak mengeluarkan air. (3) Ternak sudah lama tidak memperoleh makanan yang berupa rerumputan hijau. (4) Pepohonan pun di mana-mana tampak melayu. (5) Banyak sawah yang tidak tergarap lagi; tanahnya mengeras dan pecah-pecah.
Baris 245 ⟶ 256:
(1) ''Biji yang patutu dipilih sebagai bibit memiliki bebrapa ciri. ''(2) ''Setelah dipilih, bibit disemaikan terlebih dahulu.'' (3) Biji yang dijadikan bibit harus masih dalam keadaan utuh. (4) Biji yang kulitnya berkerut atau berjamur sebaiknya tidak dipilih. (5) Kulit biji yang sehat biasanya berwarna kuning muda.
Pada paragraf di atas, gagasan pokok termuat pada kalimat (1). Kalimat (3) sampai dengan (5) membicarakan ciri biji yang baik untuk dipilih sebagai bibit. Oleh karena itu, kalimat (3) sampai dengan (5) merupakan pengembang kalimat (1). Kalimat (2) memang bertautan dengan kalimat (1) karena juga bertopik tentang bibit, tetapi bukan pengembang kalimat (1) karena tidak berbicara tentang ciri bibit. Dapat dikatakan paragraf di atas tidak padu karena terdapat ketidaksatuan gagasan.
 
# '''Apakah kalimat pokok selalu di bagian awal?'''
Kaimat4. '''Apakah kalimat pokok selalu di bagian awal?'''

Kalimat pokok tidak selalu di awal paragraf. Pada contoh berikut ini kalimat pokok itu terletak di akhir paragraf, yaitu kalimat (5).
## Selama ini banyak orang tua yang mengeluh karena tidak dapat memahami pelajaran matematika yang diajarkan kepada anaknya. (2) Mereka tidak dapat membantu anaknya mengerjakan pekerjaan rumah. (3) Par guru lulusan tahiun yang telah lama silam pun tidak sedikit yang kebingungan. (4) Buku paket dibeberapa temapt ternyata belum sampai. (5) ''Tampaknya pemberian pelajaran matematika dengan cara baru ini memang belum siap.''
 
#5. '''Pemarkah apakah yang menandai pertautan?'''
 
Pertautan lazim ditegaskan oleh ungkapan penghubung dan pengulangan unsur kalimat. Ungkapan penghubung dapat dibedakan atas ungkapan penghubung antarkalimat dan ungkapanpenghubung antarparagraf. Pengulangan unsur kalimat itu dapat dilakukan dengan menggunakan kata atau frasa yang sama dan dapat pula menggunakan pronomina (kata ganti) dia, mereka, saya-nya, dan demonstrativa (kata tunjuk) ini, itu. Perhatikan paragraf berikut ini.
(1) Saya mempunyai tetangga yang senang memelihara binatang. (2) Tetangga saya itu, Tono namanya, mempunyai seekor anjing pudel. (3) Dia sangat menyayangi binatang itu.
Baris 258 ⟶ 273:
Gagasan pokok pada paragraf pertama--kalimat (1) sampai dengan (6)—tertuang pada kalimat (1), yakni ada orang yang menilai bahwa remaja itu tidak peduli pada lingkungannya. Gagasan itu dikembangkan pada kalimat (2) sampai dengan (6). Kalimat (2) sampai dengan (5) berisi gambaran tentang ketidakpedulian remaja itu. Sekalipun tidak menggunakan ungkapan peng-hubung, gagasan tiap-tiap kalimat bertalian karena topik yang dibicarakan sama, yakni kelakuan remaja. Kalimat (6) mengungkapkan akibat peristiwa yang dinyatakan pada kalimat-kalimat sebelumnya. Ungkapan penghubung ''oleh karena itu'' menyatakan pertaliannya dengan kalimat-kalimat sebelumnya.
Pertautan paragraf kedua—kalimat (7) samapai dengan (10)—dengan paragraf pertama—kalimat (1) sampai dengan (6)—diwujudkan dengan kata-kata ''di pihak lain'' pada kalimat yang memuat gagasn pokok. Pernyataan bahwa ada orang yang berpendapat bahwa remaja memerlukan perhatian yang lebih banyak lagi, yang menjadi gagasan pokok dikemukakan pada kalimat (8) sampai dengan (10). Kecuali pada kalimat (10), dalam kalimat pengembang itu tidak digunakan ungkapan penghubung, tetapi masing-masing bertalian karena mengungkapkan topik yang sama, yakni bahwa tingkah laku remaja itu merupakan ungkapan keperluan mereka akan perhatian orang lain. Kesamaan topik kalimat pengembang itu juga dinyatakan dengan perulangan penggunaan kata ''tingkah'' laku pada kalimat (8) dan (9). Pertautan kalimat (10) dengan kalimat sebelumnya dinyatakan dengan ungkapan ''dengan demikian.''
 
#6. '''Ungkapan manakah yang tergabung dalam ungkapan penghubung antarkalimat dan ungkapan penghubung antarparagraf?'''
Yang termasuk ungkapan penghubung antarkalimat, antara lain ''oleh sebab itu, namun, akan tetapi, dengan demikian, selanjutnya, ''dan ''selain itu.'' Yang termasuk ungkapan penghubung antarparagraf, antar lain ''adapun, dalam pada itu, ''dan ''sementara itu.'' Batas pengelompokan ini tidaklah tegas benar. Ungkapan penghubung antarparagraf sering juga digunakan untuk mempertautkan kalimat dengan kalimat dalam sebuah paragraf.