Buku Praktis Bahasa Indonesia 1/Kalimat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 251:
 
Perhatikan paragraf berikut.
(1)''' '''''Kekeringan yang melanda pulau ini berakibat sangat parah.'' (2) Sumur penduduk sudah tidak banyak mengeluarkan air. (3) Ternak sudah lama tidak memperoleh makanan yang berupa rerumputan hijau. (4) Pepohonan pun di mana-mana tampak melayu. (5) Banyak sawah yang tidak tergarap lagi; tanahnya mengeras dan pecah-pecah.
 
Gagasn pokok pada paragraf di atas akibat kekeringan yang parah terutama dalam kalimat (1) . Kalimat (2) dan (3) merupakan pengembangan kalimat (1) sehingga pembaca memperoleh gambaran yang lebih lengkap perihal kekeringan itu. Sebagai kalimat pengembang, masing-masing memberikan keadaan yang disebut dalam kalimat (1).
 
Berikut ini contoh paragraf yang tidak padu.
 
(1) ''Biji yang patutu dipilih sebagai bibit memiliki bebrapa ciri. ''(2) ''Setelah dipilih, bibit disemaikan terlebih dahulu.'' (3) Biji yang dijadikan bibit harus masih dalam keadaan utuh. (4) Biji yang kulitnya berkerut atau berjamur sebaiknya tidak dipilih. (5) Kulit biji yang sehat biasanya berwarna kuning muda.
 
Pada paragraf di atas, gagasan pokok termuat pada kalimat (1). Kalimat (3) sampai dengan (5) membicarakan ciri biji yang baik untuk dipilih sebagai bibit. Oleh karena itu, kalimat (3) sampai dengan (5) merupakan pengembang kalimat (1). Kalimat (2) memang bertautan dengan kalimat (1) karena juga bertopik tentang bibit, tetapi bukan pengembang kalimat (1) karena tidak berbicara tentang ciri bibit. Dapat dikatakan paragraf di atas tidak padu karena terdapat ketidaksatuan gagasan.
 
Baris 260 ⟶ 264:
 
Kalimat pokok tidak selalu di awal paragraf. Pada contoh berikut ini kalimat pokok itu terletak di akhir paragraf, yaitu kalimat (5).
 
##(1) Selama ini banyak orang tua yang mengeluh karena tidak dapat memahami pelajaran matematika yang diajarkan kepada anaknya. (2) Mereka tidak dapat membantu anaknya mengerjakan pekerjaan rumah. (3) Par guru lulusan tahiun yang telah lama silam pun tidak sedikit yang kebingungan. (4) Buku paket dibeberapa temapt ternyata belum sampai. (5) ''Tampaknya pemberian pelajaran matematika dengan cara baru ini memang belum siap.''
 
5. '''Pemarkah apakah yang menandai pertautan?'''
 
Pertautan lazim ditegaskan oleh ungkapan penghubung dan pengulangan unsur kalimat. Ungkapan penghubung dapat dibedakan atas ungkapan penghubung antarkalimat dan ungkapanpenghubung antarparagraf. Pengulangan unsur kalimat itu dapat dilakukan dengan menggunakan kata atau frasa yang sama dan dapat pula menggunakan pronomina (kata ganti) dia, mereka, saya-nya, dan demonstrativa (kata tunjuk) ini, itu. Perhatikan paragraf berikut ini.
 
(1) Saya mempunyai tetangga yang senang memelihara binatang. (2) Tetangga saya itu, Tono namanya, mempunyai seekor anjing pudel. (3) Dia sangat menyayangi binatang itu.
 
Dalam paragraf di atas kata tetangga pada kalimat (1) diulang lagi pada kalimat (2). Pronomina dia pada kalimat (3) mengacu ulang unsur Tono pada kalimat (2) dan frasa binatang itu pada kalimat (3) mengacu ulang unsur seekor anjing pudel pada kalimat (2).
 
Kedua alat penegas pertautan itu digunaan untuk memberikan, menguraikan, atau menyimpulkan gagasan pokok. Akan tetapi, ada juga pertautan yang tidak dibentuk dengan kedua alat itu, tetapi dengan pertalian gagasan.
 
Untuk lebih jelas lagi perhatikan wacana berikut.
 
(1) Beberapa orang menilai bahwa anak remaja sekarang cenderung kurang peduli terhadap lingkungannya. (2) Di tempat-tempat umum mereka sering bergerombol sehingga mengganggu par pemakai jalan yang juga berhak lewat di tempat itu. (3) Tingkah laku mereka di jalan raya pun demikian. (4) Pada malam hari, saat orang memerlukan istirahat, tidak jarang mereka bermain gitar dan bernyanyi keras dengan suara sumbang. (5) Aksi corat-coret sangat mereka gemari sehingga menjadikan lingkungan berkesan kotor. (6) ''Oleh karena itu, ''tidak sedikit orang yang merasa resah atas tingkah laku mereka.
 
(7) ''Di pihak lain'', ada pula orang yang berpendapat bahwa remaja memerlukan perhatian yang lebih banyak lagi.. (8) Tingkah laku mereka justru merupakan protes atas kurangnya perhatian orang tua terhadap mereka. (9) ''Mereka bertingkah laku'' untuk menyatakan keberadaan mereka secara ekstrem. (10) Dengan ''demikian,'' mereka berharap agar orang lain memperhatikan mereka beserta persoalan dan kebutuhan yang mereka hadapi.
 
Gagasan pokok pada paragraf pertama--kalimat (1) sampai dengan (6)—tertuang pada kalimat (1), yakni ada orang yang menilai bahwa remaja itu tidak peduli pada lingkungannya. Gagasan itu dikembangkan pada kalimat (2) sampai dengan (6). Kalimat (2) sampai dengan (5) berisi gambaran tentang ketidakpedulian remaja itu. Sekalipun tidak menggunakan ungkapan peng-hubung, gagasan tiap-tiap kalimat bertalian karena topik yang dibicarakan sama, yakni kelakuan remaja. Kalimat (6) mengungkapkan akibat peristiwa yang dinyatakan pada kalimat-kalimat sebelumnya. Ungkapan penghubung ''oleh karena itu'' menyatakan pertaliannya dengan kalimat-kalimat sebelumnya.
 
Pertautan paragraf kedua—kalimat (7) samapai dengan (10)—dengan paragraf pertama—kalimat (1) sampai dengan (6)—diwujudkan dengan kata-kata ''di pihak lain'' pada kalimat yang memuat gagasn pokok. Pernyataan bahwa ada orang yang berpendapat bahwa remaja memerlukan perhatian yang lebih banyak lagi, yang menjadi gagasan pokok dikemukakan pada kalimat (8) sampai dengan (10). Kecuali pada kalimat (10), dalam kalimat pengembang itu tidak digunakan ungkapan penghubung, tetapi masing-masing bertalian karena mengungkapkan topik yang sama, yakni bahwa tingkah laku remaja itu merupakan ungkapan keperluan mereka akan perhatian orang lain. Kesamaan topik kalimat pengembang itu juga dinyatakan dengan perulangan penggunaan kata ''tingkah'' laku pada kalimat (8) dan (9). Pertautan kalimat (10) dengan kalimat sebelumnya dinyatakan dengan ungkapan ''dengan demikian.''
 
6. '''Ungkapan manakah yang tergabung dalam ungkapan penghubung antarkalimat dan ungkapan penghubung antarparagraf?'''
 
Yang termasuk ungkapan penghubung antarkalimat, antara lain ''oleh sebab itu, namun, akan tetapi, dengan demikian, selanjutnya, ''dan ''selain itu.'' Yang termasuk ungkapan penghubung antarparagraf, antar lain ''adapun, dalam pada itu, ''dan ''sementara itu.'' Batas pengelompokan ini tidaklah tegas benar. Ungkapan penghubung antarparagraf sering juga digunakan untuk mempertautkan kalimat dengan kalimat dalam sebuah paragraf.