Buku Praktis Bahasa Indonesia 1/Kalimat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 293:
==Pronomina Persona==
Pronomina, yang disebut juga kata ganti, sebenarnya tidak mengganti, tetapi mengacu ke maujud tertentu yang terdapat dalam peristiwa pertuturan. Pengacuan itu dapat bersifat di luar bahasa ataupun di dalam bahasa. Pronomina dapat dibagi atas pronomina persona (antara lain ''saya, kamu, ''dan ''mereka)'', pronomina penunjuk (antara lain, ''ini, itu, sana, sini''), dan pronomina penanya (antara lain ''apa, siapa, ''dan ''mengapa''). Yang dibicarakan berikut ini hanyalah pronomina persona.
 
Dalam peristia pertuturan, pesan diungkapkan oleh pembicara atau penulis ''(selanjutnya akan disebut pembicara) kepada kawan bicara atau pembaca (selanjutnya disebut kawan bicara).'' Pembicara adalah persona pertama sedangkan persona kedua yang terlibat dalam peristiwa pertuturan. Yang tidak terlibat dalam pertuturan adalah persona ketiga.
 
Perhatikanlah percakapan berikut yang memperlihatkan pemakaian beberapa pronomina.
<poem>
Amir dan Bonar bertemu dengan Candra.
(1) Candra : Hendak kemana ''kalian''?
Baris 304 ⟶ 307:
(7) Bonar : Ah, tidak. Kita nanti hanya makan angin saja, kok.
(8) Amir : Jangan kaugoda, Candra. Lihat, kata-katamu membuat ''merah mukanya.''
</poem>
 
Pronomina ''aku, -ku, ku-,'' dan saya mengacu ke persona pertama yang tunggal. ''Bentuk aku, -ku, dan ku-'' digunakan jika pembicara akrab dengan kawan bicaranya seperti pada ilustrasi di atas. Bentuk itu juga dipakai oleh orang yangsedang berdoa atau berbicara dalam batin. Dalam situasi resmi digunakan kata saya.
 
Pronomina ''kami'' mengacu ke persona pertama yang jamak. Para peserta upacara yang mengucapkan ikrar kesetuaan, misalnya, menggunakan kata ''kami'' yang mengacu ke diri mereka. Pronomina itu juga dapat mengacu ke persona pertama dan persona ketiga sekaligus. Persona ketiga mungkin hadir pada peristiwa pertuturan itu (seperti pada cakapan (2) dan (6), mungkin pula tidak hadir (seperti pada cakapan (4)). Karena tidak melibatkan persona kedua, ''pronomina kami i''bersifat eksklusif.
 
Pronomina ''kita'' kita mengacu ke persona pertama dan kedua sekaligus. Karena itu, acuannya jamak. Persona ketiga dapat pula dilibatkan dalam acuan itu seperti contoh pada cakapan (7) yangselain mengacu ''ke Bonar dan Candara'', juga mengacu ''ke Amir dan Dina''. Karena melibatkan persona kedua, pronomina itu bersifat inklusif.
 
Pronomina ''kamu, -mu, engkau, kau-'' mengacu ke persona kedua. Bentuk itu dipakai jika tidak ada hambatan psikologis pada pembicara; misalnya, jika pembicara akrab dengan kawan bicara atau jika status sosial pembicara lebih tinggi saripada status kawan bicara. Beberapa contoh pemakaiannta terlihat pada contoh percakapan di atas. Pronomina itu umumnya mengacu ke jumlah tunggal, tetapi dapat juga mengacu ke jumlah jamak-kolektif. Guru dapat mengacu ke murid-muridnya denga kata ''kamu.'' Pada karya susastra, misalnya dalam kalimat sajak yang berikut'', engkau'' mengacu ke jumlah kolektif.
 
''Wahai, para guru! Engkaulah pahlawan tanpa tanda jasa.''
 
''Kata Anda'' bisa dipakai dalam situasi bicara yang formal. Selain itu, kata itu juga digunakan jika lawan bicara banyak dan/atau tidak tampak. Misalnya, dalam rapat, kuliah, surat, iklan, teepon, atau siaran. Dengan demikian'', Anda'' digunakan untuk mengacu ke persona tunggal ataupun jamak.
 
''Kata kalian'' digunakan untuk mengacu ke persona kedua jamak. Kata itu digunakan jika pembicara tidak mempunyai hambatan psikologis. ''Acuan kalian'' dapat juga mencakupi persona ketiga yang berada di pihak kawan bicara. Pada cakapan (1) di atas, kata ''kalian ''mengacu ''ke Amir dan Bonar ''(persona kedua jamak), sedangkan pada cakapan (6) ''kalian'' mengacu ke Bonar (persona kedua) dan Dina (persona ketiga yang tidak hadir).
 
Alih-alih ''kalian'', jika acuan jamak, kata ''sekalian'' dapat digunakan dengan cara ditambahkan pada pronomina kedua engkau, kamu, Anda, atau pronomina pertama ''kami'' atau ''kita.'' Bentuk ''Anda sekalian lebih takzim daripada engaku sekalian atau kamu sekalian.''
Pronomina ''(d)ia –nya beliau,'' dan mereka mengacu ke persona ketiga, kata '')d)''ia digunakan jika acuannya tunggal seperti terlihat pada percakapan di atas. Bentuk –nya dapat mengacu ke persona ketiga tunggal atau jamak. Pemakaian –nya seperti pada kalimat Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih tidak tepat jika bentuk itu mengacu ke kawan bicara; seharusnya Atas perhatian Anda/Saudara, saya ucapkan terima kasih. Kata beliau digunakan untuk menyatakan perasaan hormat. Mereka mengacu ke jumlah dua ke atas.
 
Bentuk –nya dapat digunakan untuk mengacu kepada sesuatu yang bukan insan seperti terlihat pada contoh berikut.
 
(9) Walaupun kakinya terluka, harimau itu masih dapat melarikan diri.
 
Pronomina persona ketiga yang lain umumnya digunakan untuk mengacu ke insan. Dalam dongeng, misalnya, pronomina itu digunakan juga untuk mengacu ke hewan atau benda lain yang diinsankan.
<poem>
(10) Kancil berlari ketakutan; kemudian ia mencari tempat persembunyian.
(11) Bunga mawar dan bunga matahari memamerkan keelokan mahkota mereka.
Baris 321 ⟶ 337:
(12) Dulu kami mempunyai radio antik, tetapi kini radio/barang itu telah dicuri orang.
Bagan berikut memperlihatkan pronomina yang telah dibicarakan.
</poem>
 
{|
|'''Bentuk'''||'''Yang Diacu'''||''''''Jumlah''''''
|-
|saya, aku, -ku, ku-||Persona I ||Tunggal
|-
kami
kita|kami||Persona I ||Tunggal
|Jamak
|-
Jamak
Kalian|kita||Persona III
|Jamak
|-
|Engkau, kau, kau-, (d)ia, beliau||Persona II||Tunggal
|-
|Anda, kamu, -mu, -nya||Persona II
|Engkau, kau, kau-,
|Tunggal/jamak
Anda, kamu, -mu,
Kalian||Persona II
Persona II ( + III)||Tunggal
Jamak
|-
|Kalian||Persona II ( + III)||Tunggal
|(d)ia, beliau
|Jamak
-nya
Mereka||Persona III
Persona III
Persona III||Tunggal
Tunggal/jamak
Jamak
|-
|Mereka||Persona III
|Jamak
|}
 
Di samping itu, ada seperangkat nomina penyapa dan pengacu yang mencakupi istilah kekerabatan, seperti bapak, ibu, adik, dan anak yang masing-masing berpasangan dengan bentuk singkatnya yaitu pak, bu, dik dan nak. Nomina penyapa untuk persona kedua, sedangkan nomina pengacu untuk persona pertama, kedua, atau ketiga. Dalam kesastraan dipakaibentuk seperti ayahanda, ibunda, adinda, atau ananda. Bentuk yang bertalian dengan nama keahlian atau jabatan, seperti profesor (pof), dokter (dok), kapten (kep), dan zuster (zus) juga digunakan untuk menyapa ke persona kedua. Bentuk itu sering kali tersa lebih hormat dan lebih santun daripada pronomina persona kedua. Bentuk singkat kedua jenis nomina itu hanya dapat digunakan untuk menyapa (disebut vokatif) dan tidak dapat mengacu. Perhatikan contoh berikut.
<poem>
Selamat siang, Pak.
Bu, saya pergi sebentar.
Sakit apa, Dok, anak saya?
*Rumah Dik, dimanadi mana?
*Sekarang Nak tidur dulu.
*Resep Dok dapat saya baca.
</poem>
Penggunaan nomina penyapa dalam kalimat yang bertanda bintang berarti tidak berterima.