Buku Praktis Bahasa Indonesia 1/Sastra: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
ゆいしあす (bicara | kontrib)
k fix
Baris 85:
Penyair Abdul Hadi ingin berbagi pengalaman religiusnya dengan pembacanya. Pada suatu saat ia begitu dekat dengan Tuhan. Pada saat yang lain ia merasa tidak berarti di hadapan Tuhan, seperti nyala lampu ketika padam, musnah, hilang, ke dalam Yang Mahagaib.
 
lorban adalah sifat manusia yang sangat membedakannya daripada heawn." (''Hujan Kepagian)''
==Apa Kata Mereka?==
'''Marah Rusli: '''"Memang kurang baik membuang yang lama kareana mendapat yang baru. Tetapi ada diantara adat dan aturan lama itu, yang sesungguhnya baik pada zaman dahulu, tetapi kurang baik atau tak berguna lagi waktu sekarang ini. Adalah halnya seperti pakaian tatkala mula-mula dibeli, boleh dan baik dipakai, tetapi makin lama ia makin tua dan lapuk; akhirnya koyak-koyak, tak dapat dipergunakan lagi... Demikian juga adat itu, bertukr-tukar menurut zaman. Walaupun tiada sengaja menukarnya, ia kan berganti juga; sebab tak ada yang tetap. Sekali air pasang, sekali tepian beralih..." (Siti Nurbaya, Bab XII)
'''Iwan Simatupang:''' "Pada setiap bunuh diri terdapat dua kali 'korban' dan dua kali perkataan 'terdakwa'. Si korban sekaligus membalas pembunuhan atas dirinya pada saat itu juga, dimana dia jadinya bertindak sebagai pembunuh. Tegasny, sebagai sang terdakwa baru. Sedang si terdakwa sekaligus mengalami pembunuhan atas dirinya pasa saat itu juga. Tegasnya, sang korban baru." ''(Ziarah)''
'''Nugroho Notosusantio: '''"Di dalam hantaman-hantaman nasib dan dalam gelombang kebinatangan, inti daripada pribadi kemanusiaan bertunas, berkembang. Mengatasi pikiran, megatasi egoisme, mengatasi moral. Berkorban adalah sifat manusia yang sangat membedakannya daripada heawn." (''Hujan Kepagian)''
'''Amir Hamzah:'''
"Tuhanku, suka dan ria