Pengarang:Goenawan Mohamad: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 13:
'''Goenawan Mohamad''', lengkapnya '''Goenawan Soesatyo Mohamad''', pendiri dan mantan Pemimpin Redaksi ''[[Majalah Mingguan Tempo]]'' kelahiran Karangasem Batang, Pekalongan, Jawa Tengah, 29 Juli 1941, ini pada masa mudanya lebih dikenal sebagai seorang penyair. Ia ikut menandatangani ''[[Manifesto Kebudayaan]]'' 1964 yang mengakibatkannya dilarang menulis di berbagai media umum.
 
Ia juga pernah menjadi ''[[Nieman Fellow]]'' di Universitas Harvard dan menerima penghargaan ''[[Louis Lyons Award]]'' untuk kategori ''[[Consience in Journalism]]'' dari [[Nieman Foundation]], 1997. Secara teratur, selain menulis kolom ''Catatan Pinggir'', ia juga menulis kolom untuk harian ''[[Mainichi Shimbun]]'' (Tokyo).
 
Ia menulis sejak berusia 17 tahun, dan dua tahun kemudian menerjemahkan puisi penyair wanita Amerika, [[Emily Dickinson]]. Sejak di kelas VI SD, ia mengaku menyenangi acara puisi siaran [[RRI]]. Kemudian, kakaknya yang dokter ([[Kartono Mohamad]], mantan Ketua Umum PB [[IDI]]) ketika itu berlangganan majalah ''[[Kisah]]'', asuhan [[H.B. Jassin]]. "Mbakyu saya juga ada yang menulis, entah di harian apa, di zaman Jepang," tutur Goenawan.
Baris 25:
Setelah terbit beberapa tahun, Koran Tempo menuai masalah. Pertengahan bulan Mei 2004, Pengadilan Negeri Jakarta Timur menghukum Goenawan Mohamad dan Koran Tempo untuk meminta maaf kepada [[Tomy Winata]], (17/5/2004). Pernyataan Goenawan yang dimuat Koran Tempo pada 12-13 Maret 2003 dinilai telah melakukan pencemaran nama baik bos [[Arta Graha]] itu.
 
Goenawan yang biasa dipanggil Goen, mempelajari psikologi di [[Universitas Indonesia]], mempelajari ilmu politik di Belgia dan menjadi Nieman Fellow di Harvard University, Amerika Serikat. Goenawan menikah dengan [[Widarti Djajadisastra]] dan memiliki dua anak.
 
Selama kurang lebih 30 tahun menekuni dunia pers, Goenawan menghasilkan berbagai karya yang sudah diterbitkan di antaranya kumpulan puisi dalam [[Parikesit]] (1969) dan [[Interlude]] (1971), yang diterjemahkan ke bahasa Belanda, Inggris, Jepang, dan Prancis. Sebagian eseinya terhimpun dalam [[Potret Seorang penyair Muda Sebagai Si Malin Kundang]] (1972), [[Seks, Sastra, dan Kita]] (1980), dan [[Catatan Pinggir]] (1982).