Aktor: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
Baris 13:
<poem>
''– untuk Moh. Sunjaya''
 
 
Aktor terakhir menutup pintu.
Baris 19 ⟶ 20:
seperti wajah tua yang ditinggalkan.
 
Siapapun pulang. Meski pada jas
dengan punggung yang berlobang
ia masih rasakan ujung pisau itu
menikam dan akerdeonakordeon bernyanyi

pada saat kematian. Ia masih ingat
kalimat di adegan ke-4,
tentu saja. Tapi tak ingin
mengulangnya.
 
“Teater,” sutradara selalu bergumam,
“hanya kehidupan dua malam.”
“Tapi tetap kehidupan,” ia ingin menjawab.
Ia selalu merasa bisa menjawab.
Baris 30 ⟶ 40:
ia lupa kata-kata.
 
Pada tiap reruntukan panggunngpanggung
ia hanya ingin tiga detik — tiga detik yang yakin:
dalam lorong Kapai-Kapai, Abu tak berhenti