Sang Burung Bulbul dan Bunga Mawar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Serenity (bicara | kontrib)
+gb
Serenity (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 93:
Namun Sang Pohon berteriak memohon pada Burung Bulbul untuk terus menghujamkan dadanya. "Terus tekan dadamu, hai burung kecil," jerit sang pohon, " Atau Hari akan datang sebelum bunga mawar selesai."
 
Maka Sang Burung Bulbul kecilpun menekankan dadanya lebih dalam lagi menghujam duri, dan nyanyiannya menjadi semakin nyaring, ia bernyanyi tentang lahirnya nafsu di jiwa seorang lelaki dan pelayan wanitanya. Dan semburat merah muda muncul pada helai bunga mawar, seperti semu kemerahan di pipi mempelai pria saat ia mencium bibir mempelai wanita. Namun sang duri belum juga mencapai jantungnya, sehingga jantung Sang Mawar tetap putih, karena hanya darah langsung dari jantung langsung Burung Bulbul lah yang mampu memerahkan jantung Sang Bunga Mawar.
 
Dan Sang Pohon berteriak memohon pada Burung Bulbul untuk terus menghujamkan dadanya. " Terus tekan dadamu, hai burung kecil," jerit sang pohon, " Atau Hari akan datang sebelum bunga mawar selesai."
 
Maka Sang Burung Bulbul kecilpun menekankan dadanya lebih dalam lagi menghujam duri, dan nyanyiannya menjadi semakin nyaring, ia bernyanyi tentang lahirnya nafsu di jiwa seorang lelaki dan pelayan wanitanya. Dan semburat merah muda muncul pada helai bunga mawar, seperti semu kemerahan di pipi mempelai pria saat ia mencium bibir mempelai wanita. Namun sang duri belum juga mencapai jantungnya, sehingga jantung Sang Mawar tetap putih, karena hanya darah dari jantung langsung Burung Bulbul lah yang mampu memerahkan jantung Sang Bunga Mawar.