Swadeshi dan Massa Aksi di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
swadeshi
 
Tidak ada ringkasan suntingan
 
Baris 117:
<i>1) Tulisan-tulisan Pannekoek dalam Die Neue Zeit 1913 dan 1914.</i>
 
Bagi kita bangsa Asia yang ingin merdeka, bagi kita yang paling penting ialah '&#8216;bahwa imperialisme itu ada suatu keadaan, suatu kenyataan, suatu f e i t. Economische noodzakelijkheid bukan economische nood­zakelijkheid, – imperialisme bagi kita adalah suatu feit. Feit, feit yang mentah inilah yang kita hadapi sehari-hari. Feit inilah yang pertama-­tama sekali harus kita analisa di dalam sifat-sifatnya dan hakekat-hakekat­nya. Feit inilah memang yang terutama sekali kita analisa sekarang, analisa yang mana memberi inzicht kepada kita bahwa imperialisme ialah suatu politik, suatu stelsel, suatu "isme", yang di dalam umumnya mem­bikin negeri-negeri Asia itu terutama sekali menjadi afzetgebied, dan exploitatiegebied buitenlands surplus-kapitaal.<sup>1</sup> Untuk menggambarkan feit ini lebih terang lagi bagi pembaca-pembaca yang kurang faham, maka di bawah ini raya kutip keterangannya Otto Bauer yang menulis imperialisme adalah:
 
"client steeds het doel, aan het kapitaal-beleggingssfeer en afzetmark­ten to verzekeren. In de kapitalistische volks-economie scheidt zich elk ogenblik een deel van het maatschappelijke geldkapitaal uit de circulatie van het industrieele kapitaal af … Een deel van het maatschappelijke kapitaal is dus elk ogenblik doodgelegd, ligt elk ogenblik braak.
Baris 699:
 
<i>3) </i><i>Bandingkanlah keadaan Indonesia dengan keadaan Mexico, </i><i>y</i><i>ang juga men­</i><i>jadi mangsa internasional imperialisme; J. M. Br ow n, Modern Mexico and its</i>
 
CA