Antiquitates Iudaicae/Volume V: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
JohnThorne (bicara | kontrib)
JohnThorne (bicara | kontrib)
Baris 51:
8. Ada seorang Lewi, seorang laki-laki dari keluarga biasa, yang termasuk suku Efraim, dan tinggal di sana: laki-laki ini menikahi seorang istri dari Betlehem, yaitu suatu tempat yang menjadi milik suku Yehuda. Orang ini sangat suka pada istrinya, dan terpesona oleh kecantikannya; tetapi ia tidak bahagia karena ia tidak mendapatkan balasan cinta kasih dari istrinya, karena istrinya membencinya, yang membuatnya lebih bergairah kepada istrinya, sehingga mereka selalu bertengkar; dan akhirnya perempuan itu sangat jijik akan pertengkaran-pertengkaran itu, sehingga ia meninggalkan suaminya, dan pergi ke rumah orang tuanya pada bulan keempat.
...
 
12. Namun setelah itu, mereka menyesal karena malapetaka yang mereka timpakan kepada orang Benyamin, dan menetapkan suatu puasa karenanya, meskipun mereka memandang orang-orang itu telah secara adil menderita akibat pelanggaran hukum mereka; sehingga mereka memanggil melalui duta-duta mereka keenam ratus orang yang telah meloloskan diri. Mereka semua duduk di atas sebuah batu karang yang disebut Rimmon, yang berada di padang gurun. Maka para duta-duta itu meratapi tidak hanya bencana yang menimpa orang-orang Benyamin, tetapi juga mereka sendiri, karena kehancuran kerabat mereka itu; dan membujuk mereka untuk menanggungnya dengan sabar; dan untuk datang dan bersatu dengan mereka, dan, sejauh di dalam mereka, tidak mengakibatkan kekurangan mereka menjadi kehancuran total suku Benyamin; dan berkata kepada mereka, "Kami memberi kalian izin untuk mengambil seluruh tanah Benyamin untuk kalian sendiri, dan sebanyak mungkin binatang buruan yang dapat kalian bawa bersama kalian." Maka orang-orang itu dengan sedih mengaku, bahwa apa yang telah terjadi itu sesuai dengan hukum Allah, dan telah terjadi karena kejahatan mereka sendiri; dan bersepakat dengan mereka yang telah datang mengundang, dan turun ke suku mereka sendiri. Orang-orang Israel juga memberikan mereka empat ratus perawan dari Yabesy Gilead sebagai istri; tetapi masih kurang dua ratus, mereka mempertimbangkan bagaimana mereka dapat mencari istri yang cukup untuk mereka itu, dan supaya mereka mempunyai keturunan olehnya; dan sedangkan mereka sebelum perang dimulai telah bersumpah bahwa tak seorangpun akan memberikan putri mereka sebagai istri kepada seorang Benyamin, sejumlah orang menasihati mereka untuk tidak memegang apa yang disumpahkan, karena sumpah itu tidak dilakukan secara matang dan adil, tetapi karena emosi, dan berpikir bahwa mereka tidak akan melawan Allah, jika mereka dapat menyelamatkan satu suku penuh yang dalam bahaya kebinasaan; dan bahwa pelanggaran sumpah adalah hal yang menyedihkan dan berbahaya, tetapi tidak demikian jika dilakukan karena kebutuhan, tetapi hanya jika dilakukan dengan maksud jahat. Namun, ketika senat ketakukan pada istilah pelanggaran sumpah, seorang tertentu mengatakan kepada mereka bahwa ia dapat menunjukkan mereka jalan sehingga mereka dapat menyediakan bagi orang Benyamin cukup istri, tetapi masih memegang sumpah mereka. Mereka bertanya kepada orang itu apa usulannya. Ia berkata, "Bahwa tiga kali setahun, ketika kita bertemu di Silo, istri-istri dan putri-putri kita menemani kita: maka biarkanlah orang Benyamin menculik dan menikahi perempuan-perempuan itu yang dapat mereka tangkap, sedangkan kita tidak akan menegur mereka maupun melarang mereka; dan ketika orangtua mereka menganggap itu tidak baik, dan menginginkan kita menghukum mereka, kita akan memberitahu mereka, bahwa mereka sendiri menyebabkan apa yang terjadi, dengan mengabaikan untuk menjaga putri-putri mereak, dan bahwa mereka tidak boleh marah kepada orang Benyamin, karena kemarahan itu sudah diizinkan berlaku terlalu tinggi." Maka orang Israel dibujuk untuk mengikuti nasihat itu, dan mengundang-undangkan, bahwa orang Benyamin harus diizinkan mencuri istri untuk mereka sendiri. Maka ketika perayaan tiba, dua ratus orang Benyamin ini bersembunyi hendak menyerang sebelum masuk kota, berdua atau bertiga bersama-sama, menanti kedatangan para perawan, di kebun-kebun anggur dan tempat-tempat lain di mana mereka bisa bersembunyi. Kemudian para perawan itu datang bermain-main, dan tidak mencurigai apa yang akan menimpa mereka, dan berjalan tanpa berjaga-jaga, sehingga mereka yang tersebar di jalanan itu bangkit dan menculik mereka: dengan cara ini orang-orang Benyamin itu mendapatkan istri, dan bergiat pada pertanian, dan memelihara baik-baik untuk memulihkan keadaan bahagia mereka semuala. Dan demikianlah suku Benyamin, setelah mereka dalam bahaya punah seluruhnya, tertolong dengan cara yang telah disebutkan itu, dengan kebijaksanaan orang Israel; dan akibatnya menjadi makmur, dan segera meningkat menjadi banyak orang, dan menikmati kebahagiaan. Demikianlah akhir perang ini.
 
== Bab 3 ==