Sitti Nurbaya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
baru |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 27:
----
==I. Pulang dari Sekolah==
Kira-kira pukul satu siang, kelihatan dua orang anak muda,
bernaung di bawah pohon ketapang yang rindang, di muka
Baris 184:
itu.
"Engku muda
hamba terlambat. Sebagai biasa, setengah satu telah hamba
pasang bendi ini, untuk menjemput Engku Muda. Tetapi Engku
Penghulu
engku Datuk Meringgih, karena ada sesuatu, yang hendak
dibicarakan. Kebetulan Engku Datuk itu tak ada di tokonya,
Baris 218:
jarum panjang berimpit. Pukul berapa kedua jam itu berimpit
pula, sesudah itu?"
"Ah, jalan hitungan yang semacam ini, hampir sama
dengan jalan hitungan yang telah kuterangkan dahulu
Baris 516 ⟶ 512:
bersama-sama ibu Samsu, yang telah lama duduk menanti.
== II. Sutan Mahmud Dengan Saudaranya yang Perempuan ==
Pada senja hari yang baru diceritakan, kelihatan bendi
Sutan Mahmud masuk ke dalam pekarangan sebuah rumah
Baris 767 ⟶ 762:
anaknya," kata Sutan Mahmud sambil merengut.
"Bukan kewajibanmu, melainkan kewajiban mamaknya
jawab putri Rubiah. "Untung anakku perempuan, tak banyak
merugikan engkau. Akan tetapi walaupun ia laki-laki sekalipun,
Baris 781 ⟶ 776:
dengan keras suaranya, lalu berhenti sejurus, sebagai tak
dapat meneruskan sesalannya.
"Sampai sekarang aku belum mengerti, bagaimana
pikiranmu, tatkala mengawini perempuan itu. Apanya yang
kau pandang? Bagusnya itu saja? Apa gunanya beristri bagus,
kalau bangsa tak ada, Serdadu Belanda bagus juga, tetapi
siapa yang suka menjemputnya?"
"Rupanya bagi Kakanda, perempuan itu haruslah berbangsa
tinggi, baru dapat diperistri. Pikiran hamba tidak begitu;
Baris 801 ⟶ 796:
bahunya, seraya menoleh ke tempat lain.
"Pekasih
kepadamu, tidaklah kuketahui; hingga tidak tertinggalkan
olelunu perempuan itu; sebagai telah tetikat kaki tanganmu
olehnya. Sekalian Penghulu di Padang ini beristri dua tiga,
sampai empat orang. Hanya engkau sendirilah yangdari
dahulu,hanya obat-obatan (guna-guna di tanah Jawa).
perempuan itu saja istrimu tidak berganti-ganti, tiada
banyak? Bukankah baik orang berbangsa itu beristri
supaya kembang keturunannya? Bukankah hina, jika ia
beristri hanya seorang saja? Sedangkan orang kebanyakan,
Baris 1.089 ⟶ 1.081:
itu juga.
==III. Berjalan-Jalan ke Gunung Padang ==
Pada keesokan harinya, pukul lima pagi. Samsulbahri
terperanjat bangun dari tidurnya, karena mendengar bunyi
Baris 2.774 ⟶ 2.765:
masing-masing.
== IV. Putri Rubiah Dengan Saudaranya Sutan Hamzah ==
Pada petang hari Ahad, tatkala Samsu dengan sahabatnya
pergi berjalan-jalan ke Gunung Padang, kelihatan putri Rubiah
Baris 3.274 ⟶ 3.264:
dirilah dukun ini, lalu pulang ke rumahnya.
== V. Samsul Bahri Berangkat ke Jakarta ==
"Pak Ali, pada sangkaku baik dimulai memasang lampu,
karena hari hampir gelap," kata Samsu kepada kusirnya, di
Baris 4.295 ⟶ 4.284:
kembali.
== VI. Datuk Meringgih ==
Di kampung Ranah, di kota Padang adalah sebuah rumah
kayu, beratapan seng. Letaknya jauh dari jalan besar, dalam
Baris 4.998 ⟶ 4.987:
gelap.
== VII. Surat Samsulbahri Kepada Nurbaya ==
Tiga bulan Samsulbahri telah berangkat ke Jakarta,
meninggalkan tanah airnya. Tiga bulan lamanya Nurbaya telah
Baris 5.756 ⟶ 5.744:
lamanya kemudian sampailah ia ke rumahnya.
== VIII. Surat Nurbaya Kepada Samsulbahri ==
Matahari silam bintang pun terbit, bintang luput fajar
menyingsing s iang hilang berganti malam, malam lenyap siang
Baris 6.428 ⟶ 6.415:
tersedu-sedu semalam-malaman itu.
== IX. Samsulbahri Pulang ke Padang ==
Lebih dari setahun lamanya kita tinggalkan gunung Padang,
sejak Samsulbahri berjalan-jalan ke sana dengan Nurbaya dan
Baris 7.143 ⟶ 7.129:
perkataan yang tinggi, sifat yang gaduk, mendatangkan
kebencian. Jika pergi ke negeri orang, haruslah air orang
disauk
membawa aturan sendiri, melainkan adat
kebiasaan orang dan negeri itulah yang dipakai dan
dijalanan, supaya disukai orang dan lekas mendapat sahabat
Baris 8.352 ⟶ 8.337:
sakit, karena bercintakan anaknya.
== X. Kenang-Kenangan Kepada Samsulbahri ==
Hari kira-kira pukul setengah tujuh, petang berebut dengan
senja, siang hampir akan hilang, malam hampir akan datang.
Baris 9.091 ⟶ 9.075:
takut dan heran memikirkan orang yang dilihatnya tadi.
== XI. Nurbaya Lari ke Jakarta ==
Walaupun hari hampir pukul tujuh pagi, tetapi di pelabuhan
Teluk Bayur, belum terang benar. Di tempat-tempat yang
Baris 10.066 ⟶ 10.050:
meminta pertolongan Tuhan yang pengasih penyayang.
== XII. Percakapan Nurbaya Dengan Alimah ==
"Bum, bum!" bunyi tabuh. Seketika lagi kedengaranlah
orang bang di langgar dan mesjid, karena magrib telah ada,
Baris 11.539 ⟶ 11.522:
Nurbaya.
== XIII. Samsulbahri Membunuh Diri ==
"Arifin, aku belum menceritakan penglihatanku tadi malam,
kepadamu bukan?" kata Samsulbahri kepada sahabatnya,
Baris 12.331 ⟶ 12.315:
diketahui.
== XIV. Sepuluh Tahun Kemudian ==
Walaupun waktu itu telah diberi berukuran, seperti detik,
menit, jam, hari, Jumat, bulan, tahun dan abad, tetapi tiadalah
Baris 13.266 ⟶ 13.250:
yang membawa mereka, nienuju kota Jakarta.
== XV. Rusuh Perkara Belasting di Padang ==
"Sudahkah Engku Datuk Malelo mendengar kabar yang
kurang baik itu?" tanya seorang tua, di pasar Bukit Tinggi,
Baris 14.002 ⟶ 13.985:
Pemerintah Belanda.
== XVI. Peperangan Antara Samsulbahri Dan Datuk Meringgih ==
Setelah masuklah kapal yang membawa Letnan Mas ke
pelabuhan Teluk Bayur, turunlah sekalian bala tentara itu ke
|