Halaman:PDIKM 700-08 Majalah Aboean Goeroe-Goeroe Agustus 1931.pdf/12: Perbedaan antara revisi

Siti Noviali (bicara | kontrib)
(Tidak ada perbedaan)

Revisi per 9 Februari 2020 04.06

Halaman ini telah diuji baca

164

A.G.G.

Dengan alasan ini djoega, dan dengan langsoeng beliau mengambil 1 — 2 patah perkataan saja, dalam Bintang Timoer No. 154, sebagai motto,.. roepa-roepanja toean A. H. Wignjadisastra, setoedjoe poela, bahasa Melajoe (lndonesia) itoe diperkaja dengan menambahkan kata-kata asing jang. perloe-perloe; teroetamalah dengan oesaha Institoei bahasa Indonesia.

Sebagai pengoeatkan kejakinan diatas, biarlah saja toeliskan poela beberapa patah kata dari lezing toean Osman Idris goeroe bahasa Melajoe disekolah tinggi Hamburg, jang disalin oleh Tjaja Soematra dari H i.pa, waktoe toean itoe mengadakan lezing di Clubhuis P.G.H.E. Fort de kock.

Antara lain-lain, spr. mengatakan, bahasa „kebanjakan bangsa lndonesia soedah meloepakan koeltoer dan literatoernja sendiri. Banjak diantara anak moeda jang koerang faham bahasa Indonesia. Sebenarnja itoe salah benar, karena bahasa itoelah jang terpenting bagi bangsa, jang mendjadi tempat berindjak, sedang bahasa asing itoe, akan tempat bergantoeng, oentoek mengambil `ilmoenja. Djadi perloe boeat tempat berdiri, sedang tempat bergantoeng mesti ditjari. Spr. 'kata, anak-anak Djérman jang tinggal di lndonesia, diroemah diadjar oléh orang toeanja dalam bahasa Djérman, biarpoen anak itoe bersekolah Belanda, djadi perloe kita tahoe betoel dengan bahasa kita sendiri!"

Sekarang tentang bahasa Melajoe jang haraes dipakai: Inipoen satoe soal j. haroes dipertimbangkan. Kareria dengan adanja sesoeatoe ketetapan, boleh djadi soeatbe pihak menjangka bakal ,,membalikkan piring nasinja !".

Tentangan ini toean H. St. Maharadja telah mengemoekakan poela beberapa pertanjaan — dalam B. Timoer.—

Diantaranja, ja'ni: Bahasa Melajoe manakah haroes dipakai, oentoek bahasa Indbnesia ini ! ?".

Demikian poela toean jang bertanda M. A. telah menoeliS pbela pandjang lébar tentang masaalah ini dalam B. T. No. 146.— Toean M. A. mengemoekakan : „Bahasa Melajoe Riau.—

Saja setoedjoe sekali dengan pikiran t. M. A., jaitoe : memakai bahasa Melajoe Riau atau jang biasa diseboet ,,bahasa .Melajoe sekolah" Sebab dengan djalan ini kita tidak mengoebah asas.

Boekankah bahasa Melajoe Riau jang dipakai sekarang, satoe bahasa Indonesia jang bernama baik?

Dan lagi Soedah ada Kamoesnja ?

Hanja —tinggal lagi— perloe ditambah dan diperkaja dengan kata-kata asing, menoeroet keadaan zaman !

Boekankah hal ini soedah dimoelai djoega satoe doea langkah Oleh penoelis-penoelis bangsa kita ?