Halaman:PDIKM 692-03 Majalah Aboean Goeroe-Goeroe Maret 1928.pdf/14: Perbedaan antara revisi

Fexpr (bicara | kontrib)
(Tidak ada perbedaan)

Revisi per 9 Februari 2020 07.42

Halaman ini telah diuji baca

56

A.G.G.


bau masih tetap memegang record dalam kekajaan kata-kata dan mempoenjai kata kiasan dan kalimat sindiran jang dalam dan djaoeh artinja.

Pada pikiran pengarang, soeatoe bahasa jang memegang record, djanganlah diloepa dan dihilangkan, melainkan dipoepoek dilamboek soepaja bertambah-tambah soeboernja, dihéla direntang pandjang sesampai-sampainja. Kalau bahasa Minangkabau itoe djadi diadjarkan disekolah-sekolah boemi poetera disini, banjak benar kebaikannja kepada anak-anak Minangkabau; satoe dari pada kebaikan itoe, sebagai seorang goeroe, djangan kita abaikan sjarat paedagogie, jang menerangkan, bahwa: „Pengadjaran sekolah itoe, hendaklah bersendi kepada pengetahoean anak-anak itoe jang dibawanja dari roemahnja".

Jang dibawa oléh anak-anak itoe ( di Minangkabau ), tentoelah bahasa Minangkabau dan sedikit ‘adat isti'adat Minangkabau. Setahoen soedah sampai sekarang, beloem djoega didapat kepestiannja. Apakah gerangan jang mendjadi keberatan kepada pembesar Onderwijs di Betawi, maka kepoetoesan itoe beloem djoega didapat ?

Pengarang berpendapatan, soedah pada tempatnja, voorstel-voorstel dari Soematera Barat ini tentangan itoe, akan dapat perhatian dari péhak Betawi. Bahasa Minangkabau patoetlah didjadikan bahasa pengadjar( voertaal ), sebab tiap-tiap bangsa itoe soedah sewadjibnja mengetahoei bahasa dan literatuur bahasanja sendiri. Amat sajang kita mendengar kalau seorang Minangkabau mengatakan: „Pada hamba koerang terang arti bahasa Minangkabau itoe, lebih mengerti hamba, kalau kata-kata itoe di sampaikan kepada hamba dengan bahasa Belanda . . . . .”

Meréka jang tidak tjinta kepada babasanja ( sebab ta' kenal), tentoelah tidak akan tjinta poela kepada bangsa dan tanah airnja.

Kalau kiranja penimbang berasa keberatan benar, bahasa Minangkabau itoe mendjadi voertaal sampai kekelas jang tertinggi, karena agaknja dichoeatiri bahasa Melajoe ( bahasa Indonesia) akan tertinggal, baiklah hingga kelas II atau III sadja, sebab sebagai selama ini, meskipoen seratarata disekolah kelas II voertaal haroes dengan bahasa Melajoe Riau, tetapi dikelas jang terendah dalam hal jang soekar menerangkan dan memasoekkan kepengertian anak-anak, maka oléh goeroe-goeroe biasa djoega diterangkan dengan bahasa Minangkabau.

Dikelas-kelas jang tertinggi, mémanglah bahasa Melajoe itoe, tidak patoet dikoerangkan pentingnja dengan bahasa Minangkabau, karena dizaman ini, zaman persatoean seloeroeh Indonesia, orang bersoenggoeh-soenggoeh poela akan menjatoekan bahasa itoe ( bahasa Melajoe ).

Kalau orang mengira jang bahasa Melajoe ta' oesah dipeladjari lagi, sebab moedah dan dengan ta' beladjar poen kita pandai djoega, tentoelah persangkaan itoe tersesat sekali, kemoedian pada soeatoe masa nanti, mereka akan mengakoei persangkaannja itoe dan akan membenarkan ketiwas-