Halaman:Sorga Ka Toedjoe novelisation.pdf/51: Perbedaan antara revisi

Altair Netraphim (bicara | kontrib)
k memperbaiki tanda baca
Badan halaman (untuk ditransklusikan):Badan halaman (untuk ditransklusikan):
Baris 1: Baris 1:
loemnja Hoesin berpamitam padanja, ,,akoe tjintakan kau dengan segenap hatikoe dan begitoe lekas akoe soedah dapatkan kedoedoekan jang lebih baik dan gadjikoe tjoekoep boeat kita beroemah tangga, akoe nanti lantas madjoekan lamaran pada bibimoe".
loemnja Hoesin berpamitam padanja, „akoe tjintakan kau dengan segenap hatikoe dan begitoe lekas akoe soedah dapatkan kedoedoekan jang lebih baik dan gadjikoe tjoekoep boeat kita beroemah tangga, akoe nanti lantas madjoekan lamaran pada bibimoe”.
{{Hanging indent inherit|1|-1}}Parasnja Rasminah berobah merah ketika mendengar itoe perkataan. Dengan sedikit maloe ia mendjawab :
{{Hanging indent inherit|1|-1}}Parasnja Rasminah berobah merah ketika mendengar itoe perkataan. Dengan sedikit maloe ia mendjawab :
{{Hanging indent inherit|1|-1}},,Djangan terboeroe nafsoe, Hoesin. Akoe tidak maoe menikah doeloe djika bibi beloem bisa dapatkan kembali iapoenja keberoentoengan"
{{Hanging indent inherit|1|-1}}„Djangan terboeroe nafsoe, Hoesin. Akoe tidak maoe menikah doeloe djika bibi beloem bisa dapatkan kembali iapoenja keberoentoengan”
{{Hanging indent inherit|1|-1}},,Djadi kalau ia beloem bisa melihat lagi, kau tidak maoe menikah doeloe, Ras?" menanja Hoesin. ,,Inilah keterlaloean !"
{{Hanging indent inherit|1|-1}}„Djadi kalau ia beloem bisa melihat lagi, kau tidak maoe menikah doeloe, Ras? menanja Hoesin. „Inilah keterlaloean !
{{Hanging indent inherit|1|-1}},,Boekan begitoe jang akoe maksoedkan", menjahoet Rasminah. ,,Maksoedkoe jaitoe djika bibi beloem berkoempoel kembali sama soeaminja akoe tidak maoe menikah doeloe, meskipoen djoega akoe peen tjintakan kau dengan segenap hatikoe".
{{Hanging indent inherit|1|-1}}„Boekan begitoe jang akoe maksoedkan”, menjahoet Rasminah. „Maksoedkoe jaitoe djika bibi beloem berkoempoel kembali sama soeaminja akoe tidak maoe menikah doeloe, meskipoen djoega akoe peen tjintakan kau dengan segenap hatikoe”.
{{Hanging indent inherit|1|-1}},,Kenapa begitoe, Ras? Kenapa moesti menoenggoe sampai bibi berkoempoel lagi bagaimana ?"
{{Hanging indent inherit|1|-1}}„Kenapa begitoe, Ras? Kenapa moesti menoenggoe sampai bibi berkoempoel lagi bagaimana ?
{{Hanging indent inherit|1|-1}},,Kau moesti bantoe tjari padanja sampai ketemoe", berkata Rasminah dengan soeara tetap.
{{Hanging indent inherit|1|-1}}„Kau moesti bantoe tjari padanja sampai ketemoe”, berkata Rasminah dengan soeara tetap.
{{Hanging indent inherit|1|-1}},,Dengan segala senang hati dan dengan sepenoehnja tenaga akoe nanti membantoe, Ras", kata Hoesin, ,,soepaja maksoed kita poen bisa lekas kesampaian".
{{Hanging indent inherit|1|-1}}„Dengan segala senang hati dan dengan sepenoehnja tenaga akoe nanti membantoe, Ras”, kata Hoesin, „soepaja maksoed kita poen bisa lekas kesampaian”.