Sang Raja Muda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Serenity (bicara | kontrib)
perbaiki sedikit
Serenity (bicara | kontrib)
tambah data
Baris 36:
 
Tapi yang benar-benar membuatnya khawatir adalah jubah yang hendak ia pakai untuk malam inagurasinya. Jubah tersebut terjalin dari benang emas, mahkotanya berhiaskan batu rubi merah, dan tampuk (tongkat kerajaan) penuh dengan lingkar untaian-untaian mutiara.
 
Sesungguhnya hanya itulah yang ia pikirkan sepanjang malam. Sembari berbaring disofanya dan memandang gelondong kayu pinus yang hangus dijilat api sedikit demi sedikit diatas sebuah perapian terbuka. Rancangan pakaian dan perhiasan yang akan ia gunakan untuk malam penobatannya telah diajukan oleh perancang ternama pada sang Raja Muda sejak berbulan-bulan yang lalu, sejak saat itu ia telah memerintahkan agar <<artificers>> <<toil>> pagi, siang, dan malam hingga sempurna. Para pedagang pun dikerahkan untuk mencari batu mulia yang sempurna di seluruh penjuru dunia. Ia sendiri melihat dirinya berdiri dengan megahnya diatas altar tinggi dalam sebuah katedral dihadapan <<fair rainment of a King>>, ia pun tersenyum, sebuah senyum kekanak-kanakan yang berhasil membuat matanya yang coklat kehitaman bersinar senang.
Setelah beberapa lama iapun bangkit dari tempat duduknya dan bersandar pada <<penthouse of the chimney>>, ia pun memandang kesekelilling ruangannya yang hanya diterangi oleh penerangan yang remang-remang. Pada dinding-dindingnya digantung karpet yang megah dengan tema "Menangnya Keindahan". <<A large press, inlaid with agate and lapis-lazuli>>, mengisi disatu sudut, dan disudut lain menghadap jendela berdiri sebuah lemari kabinet <<wrought>> dengan << lacquer panels>> yang diulas oleh serbuk emas dan dihias mosaik keemasan. Disanalah diletakkan cawan-cawan gelas Venisia yang rapuh, dan cangkir <<dark-veined onyx>>. <<Poppies>> pucat disulamkan pada sutera yang melapisi kasur tidurnya, seakan-akan <<paled poppies>> tersebut jatuh dari tangan-tangan dewi tidur yang kelelahan dan <<reeds>> tinggi yang disangga oleh gading-gading <<fluted>> yang berkilap menjadi pilar dari kanopi ungu pekat, dimana <<great tufts>> seekor burung unta <<ostrich>> <<plumes>> <<sprang>> seakan akan buih putih, yang menyentuh <<pallid>> perak dari atap <<fretted >>. Patung perunggu hijau yang menyerupai narsisus yang sedang tertawa tengah memegang kaca berkilap diatas kepalanya. Diatas meja terdapat mangkuk datar yang berisi batu <<amethyst>>.
 
Dari jendelanya ia dapat melihat bangunan besar katedral, mencuat seakan-akan gelembung besar mengalahkan bayang-bayang rumah dibawahnya, dan <<sentinel>> yang kelelahan terdengar sedang melangkah naik -turun didepan terasnya yang tertutup kabut yang datang dari sisi sungai. Jauh disana, di taman anggrek burung bulbul sedang bernyanyi.
 
<!-- Indeed, it was of this that he was thinking to-night, as he lay back on his luxurious couch, watching the great <<pinewood>> log that was burning itself out on the open hearth. The designs, which were from the hands of the most famous artists of the time, had been submitted to him many months before, and he had given orders that the artificers were to toil night and day to carry them out, and that the whole world was to be searched for jewels that would be worthy of their work. He saw himself in fancy standing at the high altar of the