Halaman:PDIKM 692-03 Majalah Aboean Goeroe-Goeroe Maret 1928.pdf/13: Perbedaan antara revisi

→‎Belum diuji baca: ←Membuat halaman berisi ' Jang Mesti diterima 17 orang. Djadi dari No. 1 saMpai 17 kliterima. 'Ujadi moerid; No. 18 sampai 20 diteriina djadi candidatnja. No. 28 — 29 — 30 - 31 badannja on...'
 
(Tidak ada perbedaan)

Revisi terkini sejak 29 April 2021 22.07

Halaman ini belum diuji baca

Jang Mesti diterima 17 orang. Djadi dari No. 1 saMpai 17 kliterima. 'Ujadi moerid; No. 18 sampai 20 diteriina djadi candidatnja. No. 28 — 29 — 30 - 31 badannja ongeschikt.

Gezien: Inspecteur van het Inlandsch Onderwijs in het 2de. Ressort, (w.g.) W. WILMINK

De Hoofdschoolopziener SOETAN BAHERAMSJAH

Bahasa dan ‘Adat Minangkabau Dalam sekolah-sekolah kl. II, di Soematera Barat I. Sebagai rata-rata kita masih beloem loepa, bahwa pada rapat tahoenan A.G.G. jang laloe (19 Maart 1927), diantara lain-lain, soedah dibitjarakan djoega oleh pengetoea kita (p. t. Inspecteur W. Wilmink), jang bahasa Minangkabau itoe, soeatoe bahasa jang haloes dan kaja, beserta keterangan jang memang sesoeai dengan segala pendengar jang berasal dan berdarah Minangkabau sedjati. Pengarang sendiri berkejakinan dengan sepenoeh-penoehnja, dengan tidak mengemoekakan soeatoe g a h poen, memanglah amat sesoeai dengan pengakoean itoe, jaitoe : setelah pengarang menjelidiki dan mendengar dengan sedalam-dalamnja, akan toetoer bahasa dan isi pedato-pedato jang dioetjapkan oleh ahli bitjara di Soematera Timoer dari bahagian barat (Langkat) sampai kesebelah timoernja ( Asahan—Panai—Bengkalis—Siak ), ditanah Melaka (Kedah dan Kelang), di Billiton (seloeroehnja), dinegeri-negeri jang boleh dikatakan Centraal bahasa Melajoe dalam Indonesia, tinggi dan rendah bahasa Melajoe dipertoetoerkan sehari-hari disana, bahkan dalam istana radja-radja Melajoe (Sulthan-Sulthan) didaerah jang terseboet. Bertahoen-tahoen pengarang mengediami satoe-satoe negeri itoe dimasa ketjil, bertjampoer gaoel bermain dengan anak-anak disana dan dimasa telah mendjadi kaoem pengadjar, hingga bahasa Melajoe disana soedah mendjadi darah daging pada pengarang. Dengan boekti itoe, dapatlah pengarang, soeatoe tjermin perbandingan dan kepoetoesannja, pongarang berani mengatakan, bahwa: „Bahasa Minangka-