Mengelilingi Doenia Dalam 80 Hari/Bab XII

Mengelilingi Doenia Dalam 80 Hari  (1922)  oleh Jules Verne
Bab XII
Bab Jang Kedoea Belas
Peri meriwajatkan Phileas Fogg dengan teman-temannja masoek kedalam rimba, dan apa jang terdjadi kemoedian.


Kendaraan gadjah itoe berdjalanlah melintas sebelah kiri djalan keréta api jang tengah dikerjakan, dan Phileas Fogg dengan teman-temannja mengambil djalan jang terdekat melaloei rimba Vindhias dengan tiada menoeroet bakal djalan keréta api jang membélok-bélok. Orang Parsi itoe mengatakan, bahwa perdjalanan menempoeh djalan memintas itoe berkoerang doea poeloeh mijl, djaoehnja, penoempang-penoempang pertjaja benar-benar akan perkataan pawang itoe.

Phileas Fogg dengan Francis Cromarty, jang doedoek dalam kerandjang kiri kanan gadjah itoe, kedoeanja tergoentjang-goentjang badannja, karena gadjah itoe berlari dengan tjepatnja, tetapi kebiasaan bangsa Inggeris, keadaan jang ta' menjenangkan badan itoe sekali-kali tiada dipedoelikannja, dan meréka itoe selaloe diam ta' bertjakap-tjakap sepatah djoeapoen seolah-olah ta' kenal seorang akan seorang.

Karena Passepartout doedoeknja dipoenggoeng gadjah, maka toeboehnja sangatlah bergoentjang-goentjang dan terlémpar-lémpar; toeannja memberi nasihat kepadanja djanganlah ia mengeloear­kan lidahnja, sebab kalau diboeatnja begitoe, nistjaja lidahnja itoe akan poetoes tergigit ; maka oléh Passepartout diingatnjalah dengan soenggoeh-soenggoeh akan nasihat itoe. Passepartoutpoen sebentar-sebentar terlémpar kekepala dan sebentar kepoenggoeng gadjah, seolah-olah seperti seorang badoet jang djenaka lakoenja dalam komidi jang sedang menoendjoekkan permainannja melom­pat-lompat diatas papan. Tetapi ia merasa senang hatinja dan selaloe ia tertawa-tawa oléh karena permainan jang seperti ko­midi itoe, dan sebentar-sebentar diambilnja dari kantoengnja sepotong goela batoe dan diberikannja kepada Kiouni, laloe, diambil oléh gadjah itoe dengan belalainja, sedang larinja kentjang djoega tiada beroebah-oebah.

Setelah doea djam lamanja berdjalan setjepat itoe, maka pawang memperhentikan gadjah itoe sedjam lamanja akan melepaskan lelahnja. Maka gadjah itoe pergilah makan taroek-taroek dan pohon kajoe ketjil-ketjil, setelah itoe ia minoem air banjak-banjak pada soeatoe tempat jang ta' djaoeh dari perhentian itoe.

Francis Cromarty senanglah djoea rasa hatinja karena berhenti itoe sebab ia merasa sakit seloeroeh badannja seperti dipoekoeli orang. Tetapi Fogg masih tjepat djoega pergerakannja seperti orang bangoen dari tempat tidoer.

Sambil memandang Fogg, maka djenderal itoe berkatalah kepada Passepartout, oedjarnja: „Soenggoeh toean ini amat koeat seolah-olah dari besi badannja."

Djawab Passepartout dengan memboekakan matanja : „Mémang, toean saja itoe bertoeboeh besi belaka!"

Djam poekoel doea belas pawang gadjah memberi tahoe akan berangkat, lagi. Maka rimba jang dilaloei itoe makin lama makin lebat. Habis berdjalan dirimba lebat itoe sampailah meréka kehoetan ketjil, kemoedian sampai poela kehoetan pohon-pohon asam dan rotan, kemoedian lagi sampai ketanah jang tiada bertoemboeh-toemboehan, achirnja sampailah kehoetan jang ditoemboehi tanaman ketjil-ketjil sadja. Maka hoetan-hoetan dan tanah-tanah daérah Bundelkund jang dilaloei oléh Fogg dengan teman-temannja itoe ta' pernah didjalani oléh bangsa Eropah jang lain; tanah-tanah itoe semoeanja didiami oléh soeatoe bangsa jang beragama Hindoe jang masih biadab. Goebernenén Inggeris beloem dapat meloeaskan pemerintahannja sampai ketempat-tempat itoe, jang masih ditangan radjanja masing-masing jang bengis dan lalim, karena tempat-tempat itoe amat soesah didatangi, sehingga mendjadi tempat semboenji bagi bangsa Vindhais jang biadab itoe.

Maka beberapa kali Phileas Fógg dengan ketiga teman-temannja itoe melihat beberapa orang Hindoe jang masih biadab-biadab itoe; meréka amat marah akan orang-orang berkendaraan gadjah berlari setjepat-tjepatnja itoe. Orang Parsi pawang gadjah itoe senantiasa beroesaha soepaja djangan bersoea dengan bangsa-bangsa boeas itoe, karena ia amat takoet kepadanja. Maka héwan hoetanpoen djarang meréka berdjoempa dalam perdjalanannja, hanjalah matjam-matjam kera jang banjak dilihatnja berlontjat-lontjatan didahan kajoe dan memboeat roepa-roepa tingkah lakoe jang amat mentertawakan Passepartout.

Adalah soeatoe hal jang ta' habis dipikirkan oléh Passepartout jaïtoe: apatah nanti akan diperboeat Phileas Fogg dengan gadjah jang dibelinja itoe, apabila ia sampai kestation Allahabad? Hendak dibawa teroeskah gadjah itoe? Hal jang sedemikian itoe, tentoelah ta' boléh djadi! Belandja akan membawa gadjah itoe dengan harganja, tentoelah ta' akan dapat dibajar Fogg. Hendak didjoealkah barangkali gadjah itoe kelak, atau dilepaskan lagi kedalam hoetan? Seékor héwan jang sebesar itoe patoet benar diindahkan. Akan dihadiahkankah gadjah itoe kepada Passepartout oléh toeannja? Maka pikiran itoe senantiasa menggoda Passepartout.

Djam poekoel delapan malam setelah meréka itoe melaloei boekit Vindhias, maka Fogg dengan teman-temannja berhentilah didalam seboeah bungalow jang hampir roesak dikaki boekit itoe bahagian sebelah oetaranja.

Hari itoe meréka telah berdjalan kira-kira doea poeloeh lima mijl djaoehnja, jaïtoe kira-kira seperdoea dari pada perdjalanan ke Allahabad. Pada waktoe itoe malam amat dinginnja. Orang Parsi pawang gadjah itoe memboeat api didalam bungalow dengan dahan-dahan jang kering akan memanaskan hawa jang dingin itoe.

Bekal jang dimakan pada malam itoe, jaïtoe jang dahoeloe dibeli di Kholby. Maka Phileas Fogg dengan teman-temannja makanlah dengan ni`mat seperti kebiasaan orang dalam perdjalanan.

Dari amat lelahnja, maka meréka tiada bertjakap-tjakap, dan sesa'at lamanja soedah itoe merékapoen tertidoerlah dengan njenjaknja. Pawang gadjah tidoerlah dekat gadjahnja jang tidoer joega tengah berdiri dan bersandar pada pohon jang besar. Semalam-malaman itoe Fogg tidoerlah dengan teman-temannja pada tempat perhentian itoe dengan njenjaknja. Terkadang-kqdang didengarnja boenji harimau dan kera berteriak-teriak. Tetapi binatang-binatang itoe hanja berboenji sadja tiada meng­anggoe meréka jang tidoer itoe. Francis Cromarty tidoer njenjak sebagai seorang serdadoe jang sangat lelah dalam perdjalanannja; tetapi Passepartout tidoer senantiasa bolak-balik kian kemari, karena perasaannja seolah-olah bergojang-gojang dan terlémpar-lémpar djoega diatas poenggoeng gadjah. Phileas Fogg tidoernja tiada beroebah seperti jang biasa diroemahnja di Saville-Row.

Poekoel enam pagi perdjalanan diteroeskan lagi. Pawang gadjah berharap malam itoe djoega akan sampai ke Allahabad. Meréka berdjalanlah menoeroet bahagian boekit Vindhias jang amat rendah. Kiouni moelaï berlari keras lagi, siang harinja sampailah Fogg dengan teman-temannja itoe pada soeatoe doesoen ketjil di Ralenger, letaknja disisi soengai Kani, ja`ni tjabang soengai Ganges. Maka pawang gadjah itoe mendjalankan gadjahnja sedapat-dapatnja ditempat-tempat jang ta' didiami orang, soepaja meréka djangan mendapat rintangan apapoen dalam perdjalanannja; sebab jang sedemikian itoe gadjahpoen didjalankanlah menoeroet kaki boekit dan disisi soengai jang besar itoe.

Station Allahabad djaoehnja masih doea belas mijl ketimoer laoet. Maka Phileas Fogg berhentilah dalam hoetan jang ditoemboehi pohon-pohon jang amat énak rasa boeahnja. Djam poekoel doea sampailah meréka kedalam seboeah hoetan jang amat tedoeh jang beberapa mijl pandjangnja. Seboléh-boléhnja gadjah didjalankan ditempat-tempat jang dilindoengi pohon-pohon dan daoen-daoenan, soepaja terlindoeng dan djangan mendapat godaan apapoen dari pada bangsa jang biadab-biadab. Kebetoelan sampai pada waktoe itoe meréka tiada mendapat alangan apa-apa dalam perdjalanan; demikianlah pawang gadjah itoe harap akan teroes dengan selamat sampai ke Allababad. Tetapi sekonjong-konjong gadjah berhentilah, dan menggerak-gerakkan badannja seolah-olah memberi 'alamat, bahwa ada bahaja.

Maka pada waktoe itoe kebetoelan soedah poekoel empat.

Francis Cromarty menegakkan kepalanja serta bertanja, katanja: „Hai, ada apakah gerangan ini?"

Sedang orang Parsi pawang gadjah itoe mendengar soeara rioeh jang disangkanja keloear dari dalam hoetan, ia mendjawab pertanjaan itoe, katanja: „Saja tiada tahoe, toean djenderal."

Tidak lama antaranja maka makin teranglah soeara jang kedengaran itoe. Doegaan meréka itoe bahwa itoelah soeara soeatoe pasoekan orang jang lengkap dengan boenji-boenjiannja. Passepartout mendengarkan baik-baik soeara apakah jang rioeh rendah itoe dan mengintai dengan matanja kesana kemari. Phileas Fogg menoenggoe dengan sabar dan ta' berkata sepatah katapoen. Orang Parsi melontjat toeroen dari atas léhér gadjah, laloe diikatkannja gadjah itoe pada sebatang pohon besar, kemoedian masoeklah ia djaoeh-djaoeh kedalam hoetan. Beberapa sa'at antaranja kembalilah Parsi itoe, seraja berkata: „Sekarang bangsa Berallinana mengadakan perarakan menoedjoe kemari, marilah segera kita enjah dari sini, djangan sampai terlihat oléh meréka itoe."

Parsi penoendjoek djalan itoe laloe melepaskan gadjah dari pohon kajoe dan dibawanja kepada seboeah hoetan ketjil, dan mohon kepada toean-toean ketiga itoe, djangan toeroen dari atas kendaraan. Ia sendiri bersiap dirilah, soepaja tjepat boléh naik lagi kepoenggoeng gadjah, apabila perloe melarikan diri. Tetapi sepandjang doegaannja, bahwa orang-orang Berahmana itoe tiada akan melihat kepada meréka jang bersemboenji itoe, karena dilindoengi oléh pohon-pohon dan daoen-daoenan. Soeara dan boenji-boenjian jang rioeh itoe makin bertambah-tambah dekat djoega. Maka kedengaranlah njanji jang ta' bertoekar-toekar lagoenja, diiringi boenji djidoer (goeng) dan gendang. Fogg dan teman-temannja melihat perarakan itoe datang kira-kira lima poeloeh langkah djaoehnja dari pada meréka itoe. Pada antara dahan-dahan kajoe maka tampaklah sekalian pengiring-pengiring jang amat gandjil perboeatannja itoe. Jang berdjalan didepan sekali ialah beberapa pendéta Berahmana; sekaliannja memakai kopiah besar-besar dan badjoe jang indah-indah. Pendéta atau 'oelama-'oelama itoe dikelilingi oléh beberapa orang perempoean, laki-laki dan kanak-kanak jang menjanji seolah-olah menangis, dan sebentar-sebentar berboenjilah djidoer dan gendang mengiringi njanjian itoe.

Maka dibelakang orang itoe adalah seboeah patoeng jang amat hébat terdiri diatas soeatoe pedati jang beroda besar dan bergambarkan beberapa ékor oelar; maka pedati itoe dihéla oléh doea ékor zeboe jang indah-indah pelananja. Patoeng itoe tangannja empat, badannja ditjat mérah-toea, matanja besar, ramboetnja koesoet, lidahnja keloear dari moeloetnja, mérah warnanja; soenggoeh amat mengerikan kepada siapa jang melihatnja. Diléhér patoeng itoe tergantoeng seoetas kaloeng dari pada kepala-kepala manoesia, dan dipakaikan djoega ikat pinggangnja jang terhias dengan beberapa tangan orang jang dipotongi. Patoeng itoe berdiri diatas seorang raksasa jang mati telentang dan telah dipotong kepalanja. Francis Cromarty kenal akan patoeng itoe, jang telah pernah beberapa kali dilihatnja. Maka katanja: „Itoelah sanghiang Kali, Batara jang soeka memboeat ketjintaan dan soeka boenoeh-memboenoeh."

Passepartout menjamboeng perkataan djenderal itoe, oedjarnja : „Kalau Batara itoe soeka boenoeh-memboenoeh, saja pertjaja, tetapi bagi ketjintaan; -wah siapa soeka kepada déwi jang boeas demikian?"

Orang Parsi memberi isjarat djangan berkata-kata.

Kanan kiri patoeng itoe berkeroemoen beberapa orang fakir toea, jang, badannja berbedak koening dan toeboeh meréka diloekaï beberapa tempat, sehingga bertjoetjoeran darahnja. Adapoen perboeatan jang amat gandjil itoe ialah : fakir-fakir itoe mengoerbankan diri dengan kesakitan menoeroet sjarat agamanja. Dibelakang fakir-fakir itoe adalah beberapa orang Berahmana berpakaian serba indah, menoentoen seorang perempoean jang seolah-olah ta' dapat berdiri lagi.

Maka perempoean itoe masih moeda dan koelitnja poetih seperti perempoean Eropah. Dikepalanja, diléhérnja, dibahoenja, ditelinganja, lengan, tangan dan kakinja, adalah perhiasan jang indah-indah jang bertatahkan ratna moetoe manikam, seperti : kaloeng, gelang, keraboe, tjintjin dan lain-lain.

Maka kain jang memaloet pinggangnja itoe dihiasi dengan emas; dan tertoetoep dengan badjoe soetera tipis, sehingga tampaklah hanggoen seloeroeh badannja jang tjantik itoe. Dibelakang perempoean itoe berdjalan beberapa orang serdadoe jang membawa pedang terhoenoes pada ikat pinggangnja dan péstol terhias dengan emas, laskar itoe memikoel majat orang dalam seboeah djoli.

Maka jang dipikoel meréka itoe, ialah majat seorang toea jang memakai pakaian radja jang indah-indah; roepanja seperti hidoep djoega, memakai serban jang dihiasi dengan manikam jang berkilat-kilat amat permainja; lagi dipakaikan djoega djoebah jang dianjam dengan emas dan pinggangnja diikat dengan kain Kasjmir bertatah intan dan memakai kebesaran seperti radja-radja.

Dibelakang djoli jang dipikoel itoe berdjalanlah satoe pasoekan membawa boenji-boenjian, diikoet oléh beberapa 'oelama bangsa Berahmana jang berzikir seolah-olah berteriak-teriak, hingga soeara boenji-boenjian itoe ta' terdengar lagi.

Dengan moeka asam dan doekatjita djenderal Franois Cro­marty melihat perarakan itoe, seraja bertanja kepada orang Parsi, katanja:

„Suttykah itoe?"

Pawang gadjah menjahoet dengan menoendoekkan kepalanja, dan menekankan teloendjoeknja pada bibirnja, seolah-olah melarang djangan keras-keras berkata. Perarakan itoe berdjalanlah diantara pohon-pohon kajoe dan kemoedian lenjaplah dari pada pemandangan keempat orang jang menjemboenjikan diri itoe, karena meréka soedah masoek kedalam hoetan.

Maka soeara Berahmana-Berahmana jang zikir dengan boenji-boenjian itoe kedengaran djoega makin lama makin djaoeh, achirnja soenji senjaplah didalam hoetan itoe.

Phileas Fogg mendengarkan pertanjaan Francis Cromarty kepada orang Parsi; serta soeara perarakan itoe tiada terdengar lagi, maka bertanjalah ia kepada djenderal itoe, katanja:

„Apakah sutty itoe?"

Djawab Francis Cromarty: „Jang dinamakan sutty jaïtoe orang jang dikoerbankan dengan permintaan sendiri. Perempoean jang toean lihat tadi ésok pagi harinja akan dibakar."

„Wah, soenggoeh amat biadab meréka itoe!" kata Passepar­tout jang ta' dapat menahan amarahnja lagi atas perboeatan bangsa biadab itoe.

Fogg- bertanja lagi: „Majat siapakah jang dipikoel itoe?"

Pertanjaan itoe didjawab orang Parsi, katanja: „Itoelah majat seorang radja di Bundelkund, jaïtoe soeami perempoean itoe."

„Benar demikian? Beloem hilangkah 'adat dan isti'adat jang demikian itoe di Hindia ini, ta' tjakapkah Goebernemén Inggeris mentjegah perboeatan jang bengis itoe?" Demikianlah perkataan Phileas Fogg, jang dikeloearkannja dengan sabarnja seolah-olah hatinja ta' tertarik sedikitpoen akan hal jang amat menjedihkan itoe.

Djènderál Francis Cromarty menjamboeng perkataan itoe, oedjarnja : „Pada sebahagian besar tanah Hindia koerban manoesia jang sematjam itoe sekarang tiada dilakoekan orang lagi. Tetapi bangsa Inggeris beloem berkoeasa sekali-kali dalam daérah jang orangnja masih biadab itoe seperti di Bundelkund ini. Ditanah Vindhias jang sebelah oetara ini, meréka masih meradjaléla dan banjaklah disini penjamoen jang memboenoeh sesama manoesia."

Kata Passepartout: „Kasihan, perempoean itoe dibakar hidoep­-hidoep!"

Kata djenderal poela: „Mémang demikian, perempoean itoe akan dikoerbankan masoek api; apabila ia ta' ménoeroet, akan sengsaralah ia dalam hidoepnja. Maka oléh keloearganja perem­poean jang angkara itoe ditjoekoer ramboetnja, dan makanpoen hampir-hampir ta' diberi; perempoean itoe dipandang seperti orang jang amat hina dan da'if; kemoedian akan matilah ia dalam kesengsaraan itoe seperti seékor andjing toea jang ta' dipelihara lagi. Kebanjakan perempoean jang akan mengoerbankan diri itoe ingat akan kesengsaraan jang akan terdapat dalam hidoepnja itoe sadja; djarang sekali, jang oléh karena tjintanja kepada soeaminja jang mati itoe atau sebab hendak menoeroet perintah agamanja, maka orang itoe seolah-olah memboenoeh diri dalam api itoe. Tetapi kadang-kadang adalah djoea perempoean jang minta dibakar bersama-sama dengan majat soeaminja, dan di­larang keras oléh goebernemén kita. Beberapa tahoen jang laloe jaïtoe tatkala saja tinggal di Bombay, adalah seorang djanda masih moeda minta idjin kepada goebernemén, soepaja ia boléh, dibakar bersama-sama dengan majat soeaminja. Soedah tentoe permohonan jang seperti itoe ta' dikaboelkan oléh pemerintah; kemoedian djanda itoe pergi dari Bombay masoek kedaérah kera­djaan jang masih merdéka, disana ia mengoerbankan dirinja seperti jang dikehendakinja."

Maka tengah djenderal itoe bertjeritera, orang Parsi sebentar­-sebentar menggojangkan kepalanja seperti orang jang berdoekatjita; setelah selesai bertjeritera itoe, maka katanja:

„Perempoean jang akan dibakar ésok hari itoe dikoerbankan dengan ta' soekanja sendiri."

Francis Cromarty bertanja:

„Bagaimanakah engkau boléh tahoe itoe?"

"Ja toean djenderal, semoea orang di Bundelkund tahoe hal itoe."

Kata djenderal itoe poela: „Tetapi perempoean itoe roepa-roepanja menoeroet sahadja, tiada menjangkal sedikitpoen."

„Mémang benar, toean djenderal; perempoean itoe seolah-olah menoeroet sadja, tetapi sebabnja karena ia dimaboekkan lebih dahoeloe dengan asap madat dan roepa-roepa toemboehan jang dibakar."

Francis Cromarty bertanja lagi: „Hendak dibawa kemanakah perempoean itoe?"

Djawab pawang gadjah: „Perempoean itoe dibawa kepada seboeah tjandi di Pillaij, tiga mijl djaoehnja dari sini, disanalah ia malam ini menoenggoe api pembakannja itoe."

"Poekoel berapakah perempoean itoe dibakar?"

Djawab Parsi : „Pagi-pagi, moelaï matahari terbit."

Setelah Parsi berkata-kata itoe, maka ditoentoennja gadjah keloear dari tempat persemboenjiannja dalam hoetan itoe, laloe naiklah ia keatas léhérnja. Tetapi serta ia hendak mendjalankan gadjah itoe, ditjegahlah oléh Phileas Fogg sambil berkata kepada Francis Cromarty, oedjarnja :

„Marilah kita tolong melenjapkan perempoean itoe, dari pada bahaja mati."

Kata djenderal: „Menolong perempoean itoe?"

Djawab Fogg: „Ja benar, saja masih ada témpoh doea belas djam. Baiklah waktoe itoe dipergoenakan akan menolong dia."

Francis Cromarty berkata: „Soenggoehlah toean seorang jang moelia hati!"

Djawab Fogg: „Ja, tetapi tiada selamanja demikian, hanja kalau ada témpoh sahadja."

Catatan kaki sunting