Mengelilingi Doenia Dalam 80 Hari/Bab XXIII

Mengelilingi Doenia Dalam 80 Hari  (1922)  oleh Jules Verne
Bab XXIII
Bab Jang Kedoea Poeloeh Tiga
Peri meriwajatkan hidoeng Passepartout mendjadi lebih pandjang.


Pada pagi harinja bertambah sangatlah lapar Passepartout; ia berpikir, bahwa ia haroes segera makan soepaja hilang laparnja itoe, meski berapa djoega harga makanan jang dikehendakinja. Ia ingat masih ada mempoenjaï arlodji jang boléh didjoealnja, akan tetapi apabila dipikirkannja lagi, merasa sajanglah ia akan arlodjinja itoe; lebih baik ia mati kelaparan dari pada mendjoeal arlodji itoe. Kemoedian ingatlah ia, bahwa soearanja njaring; meski soearanja itoe koerang élok djoega sedikit, sekarang hendak di­tjobanja mempergoenakan soeara itoe akan mendapat sesoeap nasi; ia masih ingat akan beberapa pantoen Perantjis dan Inggeris. Maka berpikirlah Passepartout: „Orang Djepoen tentoelah soeka sekali mendengarkan pantoen dan boenji-boenjian, menilik banjaknja tamtam, gembreng dan gendang jang baik diboenjikan ditanah Djepoen itoe akan menjoekakan hati; tentoe seorang toekang pantoen dan boenji-boenjian bangsa Éropah akan disoekaï djoega oléh meréka itoe."

Akan tetapi sebab waktoe itoe masih pagi-pagi, barangkali orang beloem maoe bangoen dari pada tidoernja oléh pantoen dan boenji-boenjian, sebab itoe Passepartout beroebahlah pikirannja hendak menantikan waktoe jang baik dahoeloe. Sementara Passepartout berdjalan itoe, teringatlah kepadanja bahwa pakaiannja itoe ta' sepadan dengan pentjaharian jang akan dilakoekannja itoe, misalnja: pakaiannja itoe terlaloe baik. Kemoedian ia bermaksoedlah akan menoekar pakaiannja dengan pakaian jang bersetoedjoe dengan pénghidoepannja. Lain dari pada itoe ia harap djoega soepaja pertoekaran pakaian itoe boléh memberi laba sedikit dan menghilangkan maloe kepadanja, soepaja ia dapat menghilangkan laparnja.

Beberapa lamanja didapatnjalah kemoedian seorang pendjoeal pakaian boeroek bangsa Djepoen. Maka didjoealnjalah pakaiannja kepada pendjoeal pakaian boeroek itoe dan dibelinja poela pakaian jang boeroek jang dikehendakinja; maka sebentar lagi dilihat oranglah Passepartout memakai pakaian Djepoen jang soedah boeroek dengan topi seperti serban jang soedah boeroek poela. Lain dari pada itoe, dalam sakoe badjoenja terdengar djoega wang labanja mendjoeal pakaiannja itoe.

Kemoedian pergilah Pas­separtout mengoendjoengi seboeah kedai nasi. Disitoe dibelinjalah nasi dengan daging boeroeng sedikit, iapoen makanlah sekenjang­-kenjangnja.

Setelah ia selesai makan dan merasa peroetnja soedah kenjang, berpikirlah ia: „Sekarang sa ja haroes mendjaga baik-baik djangan sampai salah lagi; pakaian ini ta' boléh ditoekarkan dengan pakaian jang lebih boeroek lagi, seboléh-boléhnja saja hendak lekas njah dari tanah jang koerang menjenangkan hidoepkoe ini."

Passepartout pergilah kepelaboehan memeriksa kapal-kapal jang ada. Ia harap akan mendapat pekerdjaan dalam kapal sebagai koki atau boedak, dengan tiada minta bajaran, asal iaboléh toeroet berlajar sadja. Kalau ia soedah sampai ke Fran­cisco, tiadalah ia koeatir akan meneroeskan perdjalanannja. Jang sangat diharap oléh Passepartout, ja`ni ia boléh berlajar melaloei laoetan antara Djepoen dan Amérika jang loeasnja empat riboe toedjoeh ratoes mijl itoe.

Passepartoutpoen ta' biasa berpikir lama-lama akan melakoekan barang soeatoe hal. Maka dengan segera pergilah ia kepelaboehan Yokohama. Akan tetapi mangkin dekat ia sampai kepada tempat jang ditoedjoeinja, mangkin teranglah dalam pikirannja, bahwa niatnja itoe ta' kan moedah sampainja. Boléhkah ia dapat seboeah kapal Amérika jang kekoerangan anak boeah akan mendjadi koki atau boedak?

Boléhkah ia mengoeatkan kepertjajaan orang dalam berpakaian jang gandjil itoe? Dari siapakah ia akan memperoléh pertolongan?

Sementara ia berdjalan sambil berpikir-pikir itoe, maka tiba-tiba dilihatnjalah sehelai soerat pemberi tahoean jang amat besar dikelilingkan orang sepandjang djalan, diiringkan oléh seorang jang berpakaian seperti badoet komidi. Perkabaran itoe ditoelis dalam bahasa Inggeris, demikian boenjinja:

„KOMIDI DJEPOEN JANG AMAT MENGHÉRANKAN"
kepoenjaan
WILLIAM BATULCAR.
Pertoendjoekan jang penghabisan; kemoedian akan
berangkat ke Amérika. Dimainkan oléh
LONG NOSES-LONG NOSES,
Kekasih Batara Tingoe:
„Amat menggelikan hati."

Maka berpikirlah Passepa:rtout: „Kemoedian akan berangkat ke Amérika! Itoelah jang saja tjahari!"

Passepartout mengikoet orang jang mendjalankan soerat pem­beri tahoean itoe, kemoedian sampailah ia kedalam kota.

Seperempat djam lagi sampailah Passepartout kepada seboeah roemah jang penoeh dilekati dengan beberapa helai soerat pem­beri tahoean dengan gambar bermatjam-matjam permainan pada pinggirnja.

Itoelah semoeanja permainan jang dipertoendjoekkan oléh Batulcar, seorang Amérika jang mendjadi directeur komidi per­toendjoekan anéka warna; dalam soerat pemberi tahoean itoe diterangkanlah : akan dipertoendjoekkan permainan jang peng­habisan sebeloem meréka berangkat ketanah Amérika.

Passepartout masoeklah keroemah itoe, laloe minta bitjara dengan toean Batulcar. Batulcar keloearlah berdjoempa dengan Passepartout.

Maka kata Batulcar: „Apakah hadjat engkau?"

Pada sangkanja Passepartout seorang Boemipoetéralah.

Maka djawab Passepartout: „Hendakkah toean memakai se­orang boedak?"

Djawab jang ditanja: „Seorang boedak? Boedak saja soedah ada doea orang, kedoeanja setia dan bersoetji hati, tiada dengan bajaran, hanja koeberi makan sahadja. Lihatlah sendiri, ini." Sambil berkata itoe Batulcar menoendjoekkan kedoea lengannja jang koeat dan beroerat besar-besar.

„Djadi toean ta' perloe pakai boedak?"

„Tidak."

„Malang benar, saja harap boléh toeroet berlajar keAmérika!" Maka djawab Batulcar: „O, djadi engkau boekan orang Dje­poen? Mengapakah engkau berpakaian demikian?"

Djawab Passepartout: „Orang berpakaian sebagaimana dapatnja."

„Mémang benar. Orang Perantjiskah engkau?"

„Ja toean, saja seorang jang berasal dari Parijs."

„Djikalau demikian, soenggoehlah engkau pandai menggelikan hati penonton, boekan?"

Passepartout merasa maloe bangsanja dipersamakan dengan bangsa penggeli hati, laloe, katanja: „Benar toean, orang Peran­tjis mémang pandai hal itoe, tetapi ta' setjakap bangsa Amérika."

Maka kata Batulcar: „Baiklah, saja soeka djoega pakai kau, akan tetapi tiada sebagai boedak, hanjalah sebagai seorang penggeli hati dalam permainan kami. Engkau mengerti: ditanah Perantjis orang soeka melihat permainan asing, tetapi orang asing soeka permainan penggeli hati tjara Perantjis."

„Ja benar demikian, toean."

„Lain dari pada itoe engkau mempoenjaï kekoeatan djoega?" „Ja benar, lebih poela kalau saja soedah makan.”

„Pandaikah engkau menjanji?"

„Ja pandai djoega, toean."

„Baiklah, akan tetapi pandaikah engkau menjanji dengan kepalamoe kebawah dan kakimoe keátas, sedang seboeah gasing berpoetar ditapak kakimoe sebelah kiri dan sebilah pedang ditapak kaki kanan ?"

„Moedah sekali, toean. Waktoe Passepartout mendjawab demikian itoe, ia ingat waktoe ia masih kanak-kanak beladjar permainan jang sematjam itoe.

Kemoedian kata Batulcar : „Itoelah jang terlebih perloe." Waktoe itoe djoega Passepartoutpoen laloe diterimalah oléh Batulcar.

Passepartout amat soekalah hatinja karena dapat pekerdjaan itoe. Maka dalam pekerdjaan jang baroe itoe iapoen disoeroeh menoendjoekkan permainan jang amat soekar. Meski itoe soeatoe pekerdjaan jang hina sedikit, tetapi hal itoe ta' diingat oléh Passepartout, hanja berharap delapan hari lagi akan segera berangkat ke San-Francisco.

Maka permainan jang disiarkan ramai-ramai sekeliling tempat jang akan dipertoendjoekkan oléh Batulcar itoe, telah ditentoekan akan diadakan djam poekoel tiga, sementara itoe boenji-boenjian Djepoen jang rioehpoen terdengarlah. Meskipoen Passepartout beloem mempeladjari permainan jang akan dipertoendjoekkan itoe, tetapi moela-moela ia hanja disoeroeh memikoel Long-noses, kekasih Batara Tingoe dengan bahoenja jang amat koeat itoe. Permainan itoelah jang terbaik dari pada permainan-permainan jang lain.

Sebeloem poekoel tiga maka roemah komidi telah penoehlah dengan penonton. Baiigsa Éropah dan Boemipoetera, bangsa Tjina dan Djepoen, laki-laki perempoean dan anak-anak, semoea­nja tergesa-gesa menoedjoe roemah komidi mereboet tempat doedoek diatas bangkoe ketjil-ketjil atau dikelas jang tinggi mem­pertoendjoekkan permainan 'itoe. Boenji-boenjian seoempama gen­dang, goeng, soeling dan lain-lainnja dipaloe oranglah, gegap gempita boenjinja. Meskipoen pertoendjoekan itoe sama djoega dengan komidi-komidi jang lain, tetapi karena bangsa Djepoen dian­téro doenia termasjhoer pandainja bermain komidi, pertoendjoekan itoe banjak dikoendjoengi penonton. Seorang Djepoen jang me­megang kipas dan kertas sobék-sobék, mempertoendjoekkan ke­pandaiannja memboeat koepoe-koepoe, dan boenga-boengaan dari pada kertas itoe. Seorang lagi mengisap tembakau dengan pipanja, membangoenkan toelisan dengan asap tembakau itoe, jang boe­njinja memberi hormat dan selamat kepada penonton. Ada poela seorang jang memadamkan dan memasang pelita lilin dengan moeloetnja, sementara ia menoendjoekkan permainannja jang menghérankan penonton. Seorang jang lain poela menoen­djoekkan roepa-roepa kepandaiannja dengan seboeah gasing jang berpoetar. Sementara bermain, gasing jang njaring boenjinja itoe seolah-olah hidoeplah : gasing itoe naiklah keatas sebatang pipa, keatas pedang, keatas kawat dan ramboet jang terpasang pada daoen tiang; kemoedian naiklah gasing itoe keatas seboeah tempat boenga jang sebesar gelas, soedah itoe naik poela keatas tangga bamboe, laloe berkeliling kian kemari, sambil mengoebah-­oebah boenjinja seolah-olah bernjanji roepanja. Anak komidi itoe bermainlah dengan gasing itoe, atjap kalilah gasing itoe berpoetar­poetar dan melamboeng, kemoedian dipoekoelnja dengan sebatang tongkat kian kemari dan berpoetarlah ia dengan tiada berhentinja, soedah itoe dimasoekkannjalah kedalam kantoeng badjoenja; apabila dikeloearkan lagi, masih ia berpoetar djoea; kemoedian petjahlah gasing itoe dan kelihatanlah roda-roda didalamnja jang menjebabkan ia berpoetar itoe.

Ta' perloe dipandjangkan tjeritanja, bermatjam-matjam per­mainan jang dipertoendjoekkan. Segala pertoendjoekan dengan tangga, tongkat, bola dan tong itoe semoeanja dipermainkan dengan seterang-terangnja. Tetapi jang amat baik dan beloem pernah dipertoendjoekkan ditanah Eropah ialah permainan Long-noses jang amat menghérankan penonton-penonton itoe.

Adapoen Long-noses itoe ja`ni sekawan anak komidi kekasih Sanghiang Tingoe. Meréka berpakaian sebagai pahlawan-pahlawan zaman poerbakala, dan bersajap dibahoenja. Hidoeng pandjang jang dipakainja menoendjoekkan kepandaiannja. Barang doea belas orang kekasih déwa Tingoe itoe tidoerlah menelentang, sedang jang lain melontjat-lontjat dan bermain-main diatas be­berapa hidoeng pandjang jang berdiri tegak itoe.

Oléh sekawan Long-noses itoe diperlihatkannja setimboen ma­noesia jang dimisalkannja keréta Déwa Jagernaut. Tetapi sekalian jang bermain itoe tiada pikoel-memikoel dengan bahoenja, hanjalah tamboenan itoe terdjadi karena meréka tjagak-mentjagak dengan hidoeng masing-masing jang amat pandjang itoe. Maka seorang dari pada anak-anak komidi itoe, ja`ni jang haroes-memikoel sekalian teman-temannja jang mendjadikan tamboenan itoe, beloem selang berapa lama pergi meninggalkan komidi. Batulcar dan orang itoe haroes diganti dengan jang koeat, maka dipanggillah Passepartout menggantikan orang itoe.

Passepartout merasa dirinja amat hina, tatkala ia terpaksa memakai pakaian Long-noses itoe, bersajap anéka warna dan memakai hidoeng jang enam kaki pandjangnja, dan ingatlah ia akan segala hal jang telah terdjadi atas dirinja. Tetapi hidoeng itoelah jang memberi penghidoepan kepadanja, maka diterimanjalah dengan sabar hati akan nasibnja itoe. Maka Passepartout ke­loearlah kemédan pertoendjoekan itoe, dan berdirilah ia didalam koempoelan teman-temannja jang mendjadi dasar keréta Jagernaut itoe. Sekaliannja tidoerlah telentang, ditanah dan mendirikan hidoeng masing-masing keatas. Maka sekawan teman Passepartout naiklah berdiri diatas hidoeng-hidoeng teman jang dibawahnja; diatas soesoenan jang kedoea itoe berdiri poela jang lain ; de­mikianlah selandjoetnja, hingga tamboenan orang-orang itoe hampir-hampir sampai keatap roemah komidi itoe.

Maka orangpoen bertepoek-tepoek tanganlah dan bersorak-sorak dengan tiada berhentinja, moesikpoen berboenjilah dengan rioehnja; kemoedian tiba-tiba tamboenan Long-noses itoe bergo­janglah seolah-olah hendak rebah; seorang dari pada meréka jang mendjadi dasar tamboenan itoe pergi dari tempatnja, maka tamboenan itoepoen rebahlah semoeanja.

Maka jang meninggalkan tempatnja itoe, ialah Passepartout; maka Passepartout naiklah kepagar tempat pertoendjoekan itoe menoedjoe kepada seorang toean jang menonton, laloe memeloek kaki orang itoe seraja mengeloeh, katanja:

„Ja toeankoe, toeankoe !"

Maka kata toean penonton itoe : „Engkau disini?"

Djawab Passepartout : „Ja, toean !"

„Marilah, Passepartout, silakanlah ! kita hendak lekas pergi kekapal."

Maka Fogg, Aouda dan Passepartoutpoen berlari-larilah ke­loear; tetapi diloear meréka itoe ditahan oléh Batulcar dengan amat marahnja dan dimintanja keroegiannja kepada Fogg. Tetapi marahnja itoe sebentar hilanglah, ja`ni setelah Fogg melémparkan beberapa helai wang kertas kepadanja. Djam poekoel setengah toedjoeh Fogg dan Aoudapoen naiklah kekapal Amérika, sedang Passepartout mengikoet djoega dengan pakaiannja jang gandjil itoe, bersajap dan, berhidoeng enam kaki pandjangnja, karena ia ta' sempat memboekakan itoe semoeanja.

Catatan kaki sunting