Mengelilingi Doenia Dalam 80 Hari/Bab XXX

Mengelilingi Doenia Dalam 80 Hari  (1922)  oleh Jules Verne
Bab XXX
Bab Jang Ketiga Poeloeh
Peri meriwajatkan betapa Phileas Fogg melakoekan kewadjibannja.

Seperti telah diriwajatkan, doea orang penoempang dan Passepar­tout tiada ada bertemoe dalam keréta api jang telah diserang penjamoen itoe. Demikian djoega tiada diketahoei orang kemana perginja ketiga, meréka itoe, telah diboenoeh atau ditawankah oléh bangsa Sioux.

Antara penoempang-penoempang banjaklah jang loeka, tetapi seorangpoen tiada jang mati. Kolonél Proctor loekanja amat pajah ; iapoen telah melawan serangan penjamoen dengan gagah beraninja. Bersama-sama dengan penoempang lain-lain jang loeka parah djoega, Proctor dibawa kestation akan diobati. Aouda ta' ada dapat bahaja sedikitpoen. Phileas Fogg jang toeroet melawan serangan bangsa Sioux dengan gagah beraninja, hanja mendapat loeka sedikit sadja dan tiada berbahaja benar. Fix mendapat loeka djoega sedikit pada lengannja. Tetapi Passepartout tiada bertemoe, Aouda ta' dapat menahan hatinja dan air matanjapoen djatoehlah bertjoetjoeran.

Maka penoempang-penoempang berdjalanlah semoeanja meninggalkan keréta api. Roda-roda keréta penoeh berloemoer dengan darah. Disana sini terdapatlah daging manoesia sepotong-sepotong. Pada tanah jang poetih oléh saldjoe kelihatanlah darah jang bertjoe­tjoeran sepandjang djalan keréta api. Penjamoen bangsa Indian lenjaplah melarikan diri kearah soengai Replubican.[1] Fogg berdiri termenoeng dengan tiada bergerak memikirkan nasib Passepartout, dan mentjari pikiran jang tetap tentang boedjangnja itoe. Aouda berdirilah dekatnja dan memandang kepadanja, tetapi tiada bertanjakan soeatoe apapoen. Fogg mengertilah perasaan dalam hati Aouda. Sebab boedaknja sekarang ada ditangan penjamoen, maka berpikirlah Fogg, bahwa haroeslah ia melakoekan segala ichtiar akan melepaskan boedaknja itoe dari tangan orang Indian.

Maka berkata Fogg kepada Aouda, oedjarnja: „Saja hendak menolong Passepartout dan membawa dia kembali, baik dia hidoep ataupoen mati."

Mendengar perkataan Fogg, maka Aoudapoen berkata sambil mentjioem-tjioem tangan Fogg; hingga mendjadi basah kena air mata oedjarnja;

„0, toean, toean Fogg !"

Kata Fogg poela : „Passepartout masih hidoep, kita tjahari dia dengan segera."

Akan menjampaikan maksoed itoe njatalah Fogg akan mengoerbankan njawanja akan mendapat boedaknja. Menilik perkataannja itoe seolah-olah diketahoeinja bahasa dirinja boléh binasa karena perboeatan jang akan dilakoekannja itoe, sebab apabila perdjalanannja terlambat sehari sahadja, tentoelah ia ta' kan boléh naik kapal di New-York. Oléh karena itoe iapoen akan alahlah dalam pertaroehannja, akan tetapi sebab dipikirkannja, bahwa seharoesnja ia melakoekan kewadjibannja itoe, tiadalah dipikir­kannja lama-lama lagi akan hal itoe.

Pada waktoe itoe kapitan jang berkoeasa dalam bénténg Kearney, adalah disitoe dengan serdadoe-serdadoenja seratoes orang banjaknja, jang telah bersiap akan melawan penjerangan bangsa Sioux, apabila meréka itoe melanggar station.

Fogg laloe mendekati kapitan itoe, seraja katanja : „Toean, disini penoempang koerang tiga orang."

Djawab kapitan: „Matikah meréka ketiga itoe?"

Djawab Fogg : „Mati atau ditawan, kami tiada mengetahoei benar dan kami ingin tahoe kemana perginja. Bermaksoedkah toean hendak mengedjar penjamoen itoe?"

Djawab kapitan : „Ja toean, itoelah soeatoe hal jang amat soesah dipoetoeskan. Orang Indian itoe boléh djadi lari sampai ke Arkansas. Saja ta' boléh meninggalkan bénténg jang dalam tanggoengan saja."

Kata Fogg poela: „Benar toean, tetapi sekarang ada hal jang berhoeboeng dengan djiwa tiga orang."

„Soenggoeh benar, toean, tetapi saja ta' boléh melalaikan tanggoengan saja atas djiwa lima poeloeh orang akan menolong djiwa tiga orang itoe."

„Benar, toean, tetapi bagaimana djoegapoen adanja, toean haroes beroesaha tentang keselamatan djiwa tiga orang itoe."

Djawab kapitan : „Toean, seorangpoen ta' oesah memberi nasihat kepadakoe, akoe mengerti sendiri akan kewadjibankoe."

Maka kata Fogg: „Baiklah, djika demikian baiklah saja ber­angkat sendiri sadja."

Mendengar perkataan Fogg jang sedemikian itoe, Fixpoen mendekatinja, seraja katanja: „Hai toean Fogg, toean hendak berangkat seorang diri mengedjar orang Indian itoe?"

Maka kata Fogg: „Ja, benar, saja hendak pergi seorang diri sahadja, apabila kamoe sekalian sampai hati membiarkan Passepartout mendapat bahaja maoet, sedang ia telah memelihara djiwa kita sekalian."

Serta kapitan itoe mendengar perkataan Fogg jang memperlihatkan kemoeliaan hatinja itoe, maka sekonjong-konjong beroebahlah pikirannja, laloe katanja : „Djikalau demikian . . . . . djangan toean pergi seorang diri. Toean soenggoeh moelia hati."

Kapitan laloe bertanja kepada serdadoe-serdadoenja, katanja: „Saja minta bantoean tiga poeloeh orang. Siapakah berani toeroet dengan soeka hati?"

Mendengar perkataan kapitan itoe, sekalian serdadoe-serdadoe jang ada madjoe kedepan, sekaliannja maoe toeroet membéla. Kapitan laloe memilih tiga poeloeh orang jang gagah-gagah, seorang sergeant akan djadi kepala.

Kata Fogg: „Terima kasih banjak, kapitan."

Fixpoen bertanja kepada Fogg: „Toean Fogg, boléhkah saja ikoet djoega?"

Djawab Fogg : „Sebagaimana soeka hati sendiri, toean Fix. Tetapi kalau toean soeka menolong boekantah lebih baik bila toean tinggal disini dengan njonja Aouda? Djika saja dapat bahaja, toean boléh menolong dia."

Mendengar perkataan itoe, poetjatlah warna moeka Fix. Bagaimanatah ia akan boléh berpisah diri dengan Fogg, jang soedah sekian lamanja diikoetinja hingga kemana-mana? Akan dibiarkannja sadjakah Fogg itoe seorang diri dalam perdjalanannja ditempat jang tiada dikenalnja itoe? Fixpoen laloe meman­dang Fogg seolah-olah mengamat-amatinja; betapa djoega adanja dan meski bagaimana djoega Fix ta' moeafakat dalam hatinja, kemoedian iapoen menoendoekkan kepalanja melihat moeka Fogg jang djernih dan senantiasa sabar itoe, seolah-olah maloe­lah ia.

Kata Fix : „Baiklah, saja tinggal disini sadja."

Beberapa sa'at kemoedian Foggpoen memberi salam kepada Aouda, laloe menjerahkan kantoeng wangnja kepadanja, dan berangkatlah ia bersama-sama sergeant dengan serdadoe-serda­doenja itoe.

Sebeloem berangkat berkatalah Fogg kepada serdadoe-serdadoe jang mengikoet itoe, oedjarnja: „Hai sahabat-sahabatkoe! Saja berdjandji, memberi hadiah kepada kamoe sekalian seriboe pond, apabila kamoe boléh menolong ketiga tawanan itoe."

Waktoe itoe soedah djam poekoel doea belas siang. Aouda laloe pergi kebuffet (wachtkamer); disana doedoeklah ia seorang diri termenoeng memikirkan Phileas Fogg, tentang moelia dan berani hatinja serta dengan sabarnja. Ia bertaroehkan segala kekajaannja; sekarang beloem lagi sampai pengharapannja, ia mengoerbankan dirinja poela dengan tiada waswas, hanja mengingat bahwa itoelah kewadjibannja. Dalam pemandangan Aouda njatalah Fogg itoe seorang jang gagah berani dan moelia hati.

Tetapi Fix tiadalah demikian pikirannja, ia ta' dapat menjem­boenjikan perasaan koeatir dalam hatinja. Dari sebab ia amat tergoda oléh perasaan hati jang ta' séhat itoe, maka berasa gementarlah seloeroeh toeboehnja dan berdjalanlah ia poelang balik distasion itoe. Sebentar antaranja tetaplah poela pikirannja. Setelah Fogg berangkat dengan teman-temannja, maka Fixpoen insaflah, bahwa ta' lajaklah perboeatannja, karena ia ta' serta mengikoet Fogg. Wahai, mengapatah dibiarkannja sadja Fogg enjah dari pendjagaannja, sedang ia telah menjoesoel Fogg hampir seloeroeh doenia? Fix menjalahkan dirinja, dan marah kepada diri sendiri seperti seorang directeur polisi moerka kepada seorang polisi agén, jang ketahoean kesalahannja.

Maka berpikirlah Fix: „Si bodoh akoe ini, orang telah tjerita­kan kepadanja, siapa akoe ini; ia sekarang lari, ta' kan kembali lagi. Bagaimanakah sekarang akan mentjahari dia? Mengapakah sebabnja dirikoe sampai tertipoe ini, sedang akoe telah mendapat soerat perintah akan menangkap si pentjoeri chianat itoe. Benarlah, saja ini seorang bodoh, si tjelaka!"

Maka demikianlah inspecteur polisi itoe memikir-mikirkan nasibnja, sedang dalam perasaannja soedah lama, benar ia dalam perdjalanan itoe. Terkadang-kadang terbitlah pikirannja hendak mentjeritakan semoea perasaan hatinja itoe kepada Aouda. Tetapi sebab ia mengerti betapa perempoean moeda itoe akan mema'loemi segala keloeh kesahnja itoe, oendoerlah pikirannja akan melakoekan kehendaknja itoe. Betapakah sekarang? Sesa'at tim­boellah ingatannja hendak menjoesoel atau mentjahari Fogg, soepaja senantiasa ta' djaoeh dari matanja. Pada rasa hatinja boléh djoega akan dapat lagi. Djedjak kaki serdadoe-serdadoe masih tampak diatas saldjoe ! . . . Sebentar lagi djedjak-djedjak itoe akan lenjaplah tertoetoep dengan saldjoe jang baroe djatoeh.

Demi memikirkan segala hal itoe Fixpoen merasa sedih dalam hatinja. Dengan kekerasan hati ia ingin melepaskan segala mak­soed, jang telah dioesahakannja hingga sekian lamanja itoe. Pada sa'at itoelah waktoe jang terbaik akan meninggalkan station Kearney dan melandjoetkan perdjalanannja jang amat banjak alangannja itoe.

Waktoe djam hampir poekoel doea siang, jaïtoe tatkala hoedjan saldjoe moelaï lebat, terdengarlah oléh orang soeling keréta api dari timoer. Sebentar lagi datanglah seboeah keréta api besar; moela-moela ta' terang dilihat orang disebabkan oléh hoedjan saldjoe itoe, hanja lentéra keréta api jang amat terang itoe seolah-olah soeloeh jang menjinari seloeroeh djalan.

Pada waktoe itoe penoempang-penoempang ta' boléh menjangka ada keréta datang dari timoer, sebab pertolongan jang diminta dengan kawat ta' kan dapat waktoe itoe; dan keréta api lainpoen hanja ésok hari akan laloe disitoe, ja'ni keréta jang dari Omaha ke San Francisco. Tetapi ta' lama lagi mendengarlah orang apa sebabnja maka pertolongan itoe boléh datang dengan segera.

Maka keréta api jang memboenjikan soeling dengan soeara jang njaring dan baharoe datang itoe, ialah keréta jang menarik keréta­-keréta jang diserang penjamoen itoe, karena keréta api itoe dilepas dari keréta-keréta jang membawa penoempang, sedang machinist dan stokernjapoen djatoeh pingsan didalamnja; maka keréta itoepoen larilah dengan sederas-derasnja. Setelah berlari beberápa mijl djaoehnja, maka api dalam keréta apipoen mendjadi koeranglah njalanja, karena batoe bara jang dibakar dalamnja moelaï habis; oléh karena itoe maka oeappoen mendjadi koeranglah, achirnja habislah sekalian oeap itoe; maka sedjam kemoedian dari pada itoe berhentilah keréta api itoe pada tempat jang kira-kira sepoeloeh mijl djaoehnja dari station Kearney.

Machinist dan stoker tiada mati, hanja pingsanlah sadja. Ketika kedoea meréka sadar dari pingsannja, maka locomotief soedah berhenti. Tatkala meréka mengetahoei, bahasa keréta api telah terlepas dari keréta-kerétanja, mengertilah meréka barang jang telah terdjadi. Meski kedoea orang, itoe ta' mengerti bagaimana keréta api boléh terlepas, tetapi meréka mengerti djoega bahasa keréta-keréta tempat penoempang telah tinggal, ta' dapat berdjalan. Ta' lama berpikir itoe, maka dengan segera merékapoen menetapkan oepaja jang haroes dilakoekan.

Moela-moela meréka berpikir, bahwa terlebih baik meréka meneroeskan perdjalanannja ke Omaha. Akan kembali mendjempoet keréta-keréta jang tinggal ditengah djalan itoe dikoeatiri benar-­benar, karena boléh djadi orang Indian itoe masih ada didalamnja. Akan tetapi kemoedian kedoea meréka itoe bersatoe hatilah mendjalankan keréta api itoe menoedjoe keréta-keréta jang diram­pas bangsa Sioux itoe. Dengan segera batoe bara ditambah dan api dihidoepkan poela dan oeappoen moelaïlah keloear; hampir-hampir akan poekoel doea siang berangkatlah keréta api kestasion Kearney. Itoelah sebabnja didengar orang soeling keréta api jang datang itoe.

Penoempang-penoempang amat bersoekatjita melihat keréta api datang itoe didepan stasion, laloe dihoeboengkan dengan keréta-­keréta itoe; penoempang-penoempangpoen boléhlah meneroeskan perdjalanannja jang telah tergoda oléh penjamoen itoe.

Serta Aouda melihat keréta api itoe, maka pergilah ia bertanja kepada conducteur, katanja: „Hendak segera berangkatkah keréta api ?"

Djawab conducteur: „Benar, njonja, kita segera berangkat."

Kata Aouda poela: „Bagaimanatah meréka jang ditawan penjamoen itoe . . . . . . betapa teman-temankoe?"

Maka djawab conducteur: „Ja njonja, saja ta' boléh menoenggoe lagi, karena keréta ini telah terlambat djalannja tiga djam lamanja."

„Bilamanakah keréta api datang lagi dari San-Francisco?"

„Ésok pagi njonja."

„Ésok pagi; bagaimanakah? Sesoenggoehnja soesah bagi kami, sebab karena itoe kami akan terlambat dalam perdjalanan kami. Baiklah keréta ini menanti sahadja doeloe."

Maka djawab conducteur: „Ta' boléh toenggoe lama lagi; apabila njonja maoe toeroet, naiklah sahadja."

Djawab Aouda: „Saja ta' toeroet."

Kebetoelan Fix mendengar pertjakapan kedoea orang itoe. Moela-moela tatkala Fix ta' ada pengharapan akan melandjoetkan perdjalanannja, dengan kekerasan hati iapoen berniat hendak meninggalkan Kearney, akan tetapi setelah dilihatnja keréta api siap akan berangkat, merasa sedihlah ia, amat berat dalam hatinja enjah, dari sitoe. Meski ia ta' sabar lagi menanti di Kearney, tetapi hendak berangkat iapoen ta' soeka, seolah-olah ditegah oranglah akan dia. Selama keréta api beloem berangkat itoe, maka bingoenglah rasa hatinja, karena ta' tahoe : hendak toeroet naik atau tiada. Sebab sangat marahnja dalam hati, karena ta' kaboel barang jang dimaksoednja moela-moela, maka Fixpoen hampir-hampir djatoeh pingsanlah. Kemoedian maka tetaglah maksoednja itoe hendak melandjoetkán barang kehendaknja.

Sementara itoe maka penoempang-penoempang dan beberapa orang jang dapat loekapoen naik kedalam keréta, demikian djoega kolonél Proctor jang dapat loeka pajah itoe. Machinist memboenjikan soeling locomotief, kerétapoen berangkatlah; asap keloear dari pipa dengan sekeras-kerasnja, bertjampoer dengan hoedjan saldjoe.

Kemoedian maka haripoen petanglah. Fogg dengan serdadoe­-serdadoenja beloem djoega kembali. Dimanakah meréka itoe? Dapatkah meréka jang ditjari? Berperangkah meréka dengan orang-orang Indian itoe, atau ta' dapatkah oléh Fogg penjamoen-penjamoen itoe, sebab djedjak meréka ta' tampak lagi karena hoedjan saldjoe? Toean kapitan jang mengoeasaï bénténg amat koeatirlah akan nasib meréka jang mengedjar moesoeh itoe, meski kapitan ta' soeka memperlihatkan perasaan dalam hatinja sekalipoen.

Tengah malam maka beloem djoega datang meréka jang dinanti­kan itoe. Hoedjan saldjoe ta' seberapa lebatnja, akan tetapi hawapoen amat sedjoeknja. Seloeroeh tempat gelap goelita, hampir-hampir ta' berani orang memandang kegelapan itoe.

Sedikitpoen ta' ada soeara terdengar, baik soeara boeroeng terbang, baikpoen soeara binatang boeas berdjalan.

Sepandjang malam itoe maka Aoudapoen berdjalanlah kian kemari dengan ketakoetannja memikirkan nasib Fogg dan boedaknja. Ia takoet akan bermatjam-matjam alangan jang boléh membinasakan teman-teman jang ditjintaïnja itoe. Ta' boléhlah diperikan barang apa jang boléh mendjadi perasaan hati Aouda itoe.

Fix senantiasa doedoek termenoeng ditempatnja, tidoerpoen ia ta' boléh. Maka dilihatnja seorang laki-laki mendekatinja dan berkata kepadanja, tetapi Fix menjoeroeh orang itoe enjah dari padanja; pertanjaan orang itoe hanja didjawabnja dengan menggojangkan kepalanja, tiada berkata sepatah djoeapoen. Maka sepandjang malam itoe Fix doedoek dengan tiada menggerakkan anggotanja. Tatkala matahari terbit, maka tampaklah langit berawan dan gelap.

Maka Fogg dengan serdadoe-serdadoe jang mengedjar penjamoen­penjamoem itoe berdjalan keselatan. Perdjalanan meréka itoe menoedjoe tanah jang tiada didiami orang. Djam poekoel toedjoeh pagi merékapoen beloem djoega kembali.

Maka kapitanpoen amat chawatirlah dalam hatinja dan ta' tahoe apa jang hendak dilakoekannja. Perloekah ia mengirim bantoean serdadoe poela? Akan mengoerbankan djiwa lebih banjak djoegakah ia lagi, sedang ia ta' boléh menanggoeng nasib serdadoe-serdadoenja jang telah berangkat itoe? Sebentar itoe dapatlah ia pikiran jang baik. Dipanggilnja seorang létenan dan disoeroehnja berdjalan keselatan melihat-lihat kesana, maka tiba-tiba didengarnjalah boenji senapang-senapang dari arah itoe. Tanda apakah itoe? Mendengar boenji senapang itoe, sekalian serdadoe-serdadoe keloearlah berlari-larian dari bénténg; maka dilihat oléh meréka barang setengah mijl djaoehnja beberapa orang datang menoedjoe bénténg itoe.

Maka tampaklah dari djaoeh Fogg berdjalan didepan meréka jang datang itoe; disisinja kelihatanlah Passepartout dengan doea orang penoempang keréta api, temannja jang tertawan oléh penjamoen, jang telah dilepaskan dari bahaja oléh Fogg dengan serdadoe-serdadoenja.

Penolong-penolong telah berperang dengan orang Sioux pada soeatoe tempat jang sepoeloeh mijl djaoehnja dari Kearney. Sebe­loem pertolongan datang, maka Passepartout dengan doea orang temannja berkelahilah dengan pendjaga-pendjaga meréka. Maka dengan tindjoe Passepartoutpoen memoekoel doea orang Indian sehingga mati, maka tiba-tiba datanglah Fogg menolong dengan teman-temannja.

Maka penolong dan jang ditolong diterimalah dengan sorak sebagai tanda kesoekaan hati, kemoedian Fogg membajar oeang hadiah jang didjandjikannja; Passepartoutpoen berkatalah: „Adoehai, banjak benar toeankoe telah mengeloearkan wang belandja bagi dirikoe sampai kini!"

Dengan tiada berkata sepatahpoen Fix memandang kepada Fogg. Perasaan jang menggoda hati Fix soenggoehlah ta' dapat ditjeri­terakan. Maka Aouda dengan segera mendekati Fogg, laloe ber­djabat tangan dengan diam-diam, sebab moeloet terkoentji hendak berkata-kata.

Setelah sampai di Kearney, maka dengan segera. Passepartout mentjahari keréta api. Pada persangkaannja ia akan mendapati keréta itoe siap hendak berangkat dan berharap kelambatan jang diperoléhnja itoe ta' kan mendatangkan keroegian kepada toeannja, apabila perdjalanan boléh dilandjoetkan dengan keréta api itoe.

Maka berseroelah Passepartout, katanja: „Dimanakah keréta api? Mana keréta api?"

Fix mendjawab : „Telah berangkat."

Maka bertanjalah Fogg: „Bilamanakah lagi keréta datang?"

„Nanti petang hari."

Maka kata Fogg dengan sabar : „O, nanti petang hari!"

Catatan kaki sunting

  1. sic