Mengelilingi Doenia Dalam 80 Hari/Bab XXXV

Mengelilingi Doenia Dalam 80 Hari  (1922)  oleh Jules Verne
Bab XXXV
Bab Jang Ketiga Poeloeh Lima
Peri meriwajatkan Passepartout melakoekan perintah toeannja dengan segeranja.


Pagi harinja petjahlah chabar dan sampailah ketelinga orang­-orang jang tinggal di Saville-Row, bahwa Fogg telah kembali dari pelajarannja. Alangkah terkedjoet dan hérannja meréka itoe mendengar chabar itoe, karena pintoe-pintoe djendéla roemah Fogg senantiasa tertoetoep semoeanja. Dari loear roemah ta' ada kelihatan peroebahan roemah dari pada keadaannja jang sehari-hari.

Tatkala meréka ketiga datang dari station, Fogg menjoeroeh boedaknja membeli makanan, dan iapoen masoeklah keroemah. Meski berapa besar bentjana jang menimpa dirinja karena ia alah dalam pertaroehannja itoe, tetapi sedikitpoen Fogg tiada kehilangan 'akal. Soenggoehlah ia akan mendjadi miskin karena hal itoe, tetapi kealahan itoe hanjalah oléh perboeatan si tjelaka inspecteur Fix itoe! Siapa jang menjangka bahwa ia akan men­dapat alangan seperti itoe, jang ta' boléh ditolak dengan daja oepaja apapoen? Siapa jang ta' kan merasa soenggoeh-soenggoeh sajang karena maksoed Fogg itoe sia-sia, setelah ia berdjalan dengan sekian lamanja dengan pengharapan jang ta' poetoes, sehingga beriboe-riboe hal jang diselesaikannja, dan ia beroentoeng menolong djiwa manoesia itoe? Sedikit sadjalah sisa wangnja tatkala ia sampai keroemah kembali. Kekajaan Fogg hanjalah doea riboe pond, jaïtoe jang dititipkan pada Baring-bersaudara, akan tetapi wang sekian itoe semoeanja haroeslah dibajarkannja oentoek pertaroehannja di Reform-club. Meski Fogg menang sekalipoen, ia ta' akan mendapat kaoentoengannja lagi, sebab banjaklah soedah wang jang telah dibelandjakannja sepandjang­ djalan, seolah-olah diboeang-boeangnjalah oeang itoe, karena ia bertaroeh itoe hanjalah hendak menjampaikan kesenangannja sadja, akan tetapi sebab ia alah, miskinlah ia adanja. Demikianlah maoenja, seolah-olah disengadjanjalah kelakoeannja itoe. Seboeah bilik dalam Saville-Row diberikannjalah kepada Aouda. Maka njonja moeda itoe amat sedihlah dalam hatinja. Oléh karena beberapa perkataan Fogg jang didengarnja, Aouda mengerti bahwa Fogg ada menaroeh niat jang amat berbahaja sekali dalam hatinja.

Orang dapat mengetahoei apa jang boléh kedjadian atas seorang Inggeris jang segandjil itoe, apabila ta' berhasil barang apa maksoed jang dikedjarnja. Demikianlah djoega Passepartout de­ngan semboenji-semboenji senantiasa mengamat-amati toeannja. Moela-moela PassepartOut, berlari-lari masoek kedalam biliknja akan memadamkan lampoe gas jang telah menjala delapan poeloeh hari lamanja itoe.

Dalam peti tempat soerat-soerat (brievenbus) Fogg mendapat sehelai soerat peringatan dari paberik tentang banjaknja gas jang habis ; ia mengertilah soedah, bahwa sekarang soedah datang waktoenja akan memperhentikan tambahan belandja pembajar gas, jang senantiasa terbakar karena kesalahan Passepartout sendiri itoe.

Bagaimanakah Fogg semalam-malaman itoe? adakah ia tidoer?

Fogg ta' tidoer barang sesa'atpoen. Passepartoutpoen teroes berdjaga mendjagaï toeannja didepan pintoe seperti seékor andjing jang setia.

Keésokan harinja Passepartout dipanggil oléh toeannja jang hanja bertanjakan sepatah doea sadja akan menjediakan makanan bagi Aouda. Bagi Fogg sendiri hanja dimintanja téh semangkoek dengan daging sapi sepotong. Fogg menjoeroeh kabarkan djoega kepada Aouda, bahwa ia ta' dapat makan bersama-sama, karena ada sesoeatoe pekerdjaannja jang perloe. Petang hari ia bertjakap dengan Aouda sebentar.

Passepartout diberi toeannja sehelai soerat peringatan tentang pekerdjaan-pekerdjaan jang akan dikerdjakannja. Akan tetapi Passepartout termenoeng sedjoeroes, karena ia merasa ta' sampai hati meningalkan bilik toeannja, selaloe ia memandang dan mengamat-amati toeannja jang ta' beroebah kesabarannja itoe. Passepartout sangat berdoekatjita dan memaki-maki dirinja dalam hatinja, karena ia ma`loem bahwa kesengsaraan toeannja itoe dari dia djoega sebabnja. Adoehai, djikalau dahoeloe ia menerangkan segala maksoed Fix jang chianat itoe kepada toeannja, tentoelah Fogg tiada akan diikoet oléh agén itoe sampai ke Liverpool, kemoedian.

Passepartout ta' dapat lagi menahan hatinja, laloe berkatalah ia seolah-olah menangis, katanja : „Toean, toean Fogg! doerhakalah hambamoe ini; oléh kesalahankoelah maka . . . . . . ."

Beloem habis berkata itoe, oedjar Fogg dengan sabarnja : „Tiada akoe menjalahkan seorang djoega. Segeralah engkau keloear."

Passepartout keloearlah dari bilik toeannja laloe pergi menda­patkan Aouda ; maka ditjeriterakannjalah kepadanja niat Fogg itoe, seraja katanja: „Njonja, saja ta' dapat berichtiar apa-apa lagi, segala oesahakoe sia-sialah soedah. Njonja dapat barangkali . . . . . .?"

Djawab: „Bagaimanatah saja akan dapat berichtiar dalam hal ini? Toean Fogg boekanlah seorang jang boléh diberi nasihat oléh orang lain. Mengertikah ia betapa besar terima kasihkoe kepadanja? Tahoekah ia apa perasaan dalam hatikoe tentang dia? Hai sahabatkoe Passepartout, djanganlah engkau tinggalkan dia seorang diri. Katamoe toean Fogg maoe bertjakap dengan dakoe nanti malam?"

Djawab Passepartout: „Benar, njonja. Barangkali toean Fogg hendak mentjaharikan pekerdjaan jang oetama bagi njonja ditanah Inggeris."

Kata Aouda : „Biarlah kita nantikan dia." Aouda doedoeklah termenoeng, seolah-olah adalah jang dipikirkannja.

Roemah di Saville-Row itoe soenji senjaplah seolah-olah tiada ditoenggoei orang lagi; selama Fogg tinggal diroemah itoe hanja sekali itoe sadjalah ia jang tiada pergi poekoel setengah doea belas ke Reform-club.

Sesoenggoehnja ta' ada perloenja Fogg pergi ke Reform-club, karena teman-temannja tiada menantikannja lagi. Kemarin ja'ni tanggal 21 December djam poekoel sembilan koerang seperempat malam, seperti jang telah ditentoekan, Fogg ta' datang di Reform-club, iapoen alahlah dalam pertaroehannja. Tiadalah ia perloe lagi mengambil wangnja jang doea poeloeh riboe pond pada toean bank itoe. Karena lawannja bertaroeh telah memegang sepoetjoek soerat tanda tangannja (kwitantie); meréka hanja pergi sadja lagi menoekarkan kwitantie itoe dan menerima wangnja dibank.

Péndéknja Fogg ta' oesah pergi; iapoen tiadalah keloear dari roemahnja, melainkan doedoeklah ia dalam biliknja sambil menjelesaikan pekerdjaannja. Passepartout toeroen naik sadja didalam roemah di Saville-Row itoe. Pada perasaan boedak jang berdoekatjita itoe amat lambatlah hari rasanja. Sebentar-sebentar ia melekapkan telinganja dipintoe bilik toeannja akan men­dengarkan perboeatan toeannja itoe; diintainja dari loebang koentji hendak mengetahoei apa-apa hal dalam bilik toeannja itoe, karena ia takoet kalau-kalau terdjadi soeatoe bahaja jang amat-ngeri. Kadang-kadang teringatlah ia akan perboeatan inspec­teur Fix, akan tetapi kebentjiannja kepada Fix itoe dengan sebentar lenjaplah dari dalam hatinja. Karena Fix itoe mémang soedah tersesat pikirannja, sedang orangpoen banjaklah djoega jang keliroe doegaannja tentang Phileas Fogg itoe. Maka inspecteur polisi mengedjar dan menangkap Fogg itoe ialah karena ia merasa telah melakoekan kewadjibannja. Akan tetapi betapakah perboea­tan Passepartout sendiri? . . . . . . . Apabila ia memikirkan hal itoe, maka Passepartoutpoen merasa dirinja seorang, jang hina déna, ta' ada samanja dalam doenia ini.

Kemoedian oléh karena sangat doekatjitanja, Passepartout pergilah kedalam bilik Aouda, laloe doedoek dioedjoeng sambil memandang Aouda jang doedoek termenoeng itoe.

Djam poekoel setengah delapan malam hari, Fogg minta bitjara dengan Aouda, beberapa sa'at kemoedian meréka itoe doedoeklah bersama-sama dalam bilik Aouda.

Phileas Fogg mengambil seboeah koersi laloe doedoek berhadapan dengan Aouda dekat api. Air moeka Fogg ta' beroebah, tetap seperti sediakala. Sedjak Fogg berangkat mengelilingi doenia dan sekarang telah kembali poela, sedikitpoen ta' beroebah sikapnja, senantiasa ia sabar dan bersenang hati.

Lima menit lamanja tiada ia berkata sepatah katapoen. Kemoe­dian iapoen memandang Aouda, seraja katanja: „Njonja, ampoeni­lah akan dakoe, karena saja telah membawa toean ketanah Inggeris."

Djawab Aouda dengan berdebar-debar hatinja: „Wahai toean, toean Fogg! Bagaimanakah saja boléh . . . . . . .?"

Sebeloem habis perkataan Aouda itoe, Fogg menjamboeng, oedjarnja: „Izinkanlah akan dakoe menjelesaikan perkataankoe. Ketika saja bermaksoed membawa toean dari negeri toean, jang amat memberi bahaja diri toean, saja seorang jang masih kaja, saja berniat djoega hendak menjerahkan sebahagian harta saja kepada toean. Tentoelah toean akan hidoep dengan senang dan merdéka. Akan tetapi sekarang apa? saja soedah mendjadi miskin."

Djawab Aouda: „Toean, saja tahoe benar akan hal itoe, dari sebab itoe sekarang sajapoen minta ma'af djoega kepada toean, karena saja telah mengikoet toean sampai ketanah Inggeris ini — barangkali djoega saja toeroet menjebabkan toean mendapat bahaja itóe."

„Njonja, toean ta' boléh tinggal lama ditanah Hindoe, karena djiwa toean berbahaja disana, dari sebab itoe haroeslah njonja mendjaoehkan diri dari bangsa Hindoe."

Kata Aouda poela: „Roepanja toean dengan memeliharakan djiwakoe sahadja beloem lagi bersoekatjita dan sekarang hendakkah poela toean menolong penghidoepankoe ditanah Éropah ini?"

Djawab Fogg: „Demikianlah, njonja, akan tetapi sajang nasibkoe tiada boléh menjampaikan maksoedkoe itoe. Beroentoeng masih ada djoega sisa hartakoe sedikit, jang hendak koeserahkan kepa­da toean."

„Kemoedian, toean Fogg, bagaimanakah toean sendiri?" Djawab Fogg dengan sabar: „Saja, njonja, saja soedah ta' perloe apa-apa lagi."

„Betapakah nasib toean kelak?"

Djawab Fogg: „Itoelah ichtiarkoe sendiri, ta' oesah toean pikir­kan hal itoe."

Kata Aouda poela: „Akan tetapi seorang jang seperti toean ini ta' patoet mendapat sengsara hidoepnja. Sahabat-sahabat toean . . . . ."

„Saja ta' mempoenjaï sahabat, njonja."

„Betapakah keloearga toean?"

„Keloearga, saja ta' poenja lagi."

„Adoehai toean Fogg, soenggoehlah amat kasihan, toean seorang jang ta' mempoenjaï keloearga tinggal seorang diri dalam doenia ini! Seorang sahabatpoen ta' ada jang boléh menghiboerkan hati toean dalam kesoesahan toean. Perbahasapoen mengatakan: Ke­soesahan jang dipikoel bersama itoe boléh mendjadi ringan."

"Demikian kata orang, njonja."

Kemoedian Aoudapoen berbangkit lagi, seraja mengoeloerkan tangannja, oedjarnja : „Hendakkah toean mempoenjaï sahabat dan keloearga? Sajapoen hanja hidoep seorang diri dalam doenia ini!"

Mendengar perkataan Aouda itoe, Foggpoen toeroet berdiri. Sekedjap tampaklah mata Fogg berkilat, sedang soearanja seolah-­olah beroebah. Aouda memandang kepada Fogg. Moela-moela héranlah Fogg, tetapi kemoedian hantjoerlah rasa hatinja mendengar perkataan seorang perempoean moelia jang terlahir dari hati sanoebarinja itoe, karena ia mengertilah bahasa permintaan Aouda itoe hanja ditoedjoekannja dengan maksoed jang soetji hendak memeliharakan dia. Maka Fogg menoetoepkan matanja, seolah-olah hendak menolak pandangan Aouda itoe; kemoedian diboeka­nja poela matanja kembali, seraja katanja: „Njonja, saja tjinta amat kepada toean. Sebenarnja ta' ada ketjintaankoe jang terlebih moelia dari pada tjintakoe kepadamoe."

„Oh." Demikianlah sadja djawab Aouda, sambil menekankan tangannja arah djantoeng hatinja.

Dengan memboenjikan genta, Passepartout dipanggil oléh Fogg. Sebentar itoe djoea datanglah ia; dilihatnja Fogg dengan Aouda masih berdjabat tangan; maka iapoen mengertilah dan terta­wa dengan girang hatinja.

Fogg bertanja, masih boléhkah kiranja memanggil toean Samuel Wilson di Sint-Stephan-parochie. Passepartout tertawalah dengan manis, seraja katanja:

„Tentoe toean itoe boléh datang. Sekarang baharoelah poekoel delapan lebih lima menit. Ésok hari Senin!"

Maka kata Fogg sambil memandang Aouda: „Ésok Senin!"

Djawab Aouda: "Ésok, hari Senin."

Maka Passepartoutpoen pergilah berlari-lari.

Catatan kaki sunting