Majalah Aboean Goeroe-Goeroe/Maret 1928

Majalah Aboean Goeroe-Goeroe/Maret 1928  (Maret 1928) 
oleh Redaksi Majalah Aboean Goeroe-Goeroe

NO.3. MAART 1928 Tahoen VIII.
A.G.G.

Telah disahkan oleh pemerintah dengan besluit tanggal 17 Nov.'22 No. 7.

HARGA BERLANGGANAN SETAHOEN:

Lid A. G. G. ........ f 1.---

Boekan Lid ......... ,,3.---

Terbit di FORT DE KOCK sekali seboelan.

Segala pembajaran diminta lebih dahoeloe.

BAJARAN ADVERTENTIE:

Tiap-tiap kata ........ f 0.10

Sekali masoek sekoerang-koerangnja f 1.-

1 pagina .............. f 5.---

Berlangganan boleh berdamai.

BESTUUR A.G.G. DI FORT DE KOCK:

Voorzitter: St. Bahéramsjah -- Ondervoorzitter: B. St. Radja Emas -- Wd. Secretaris: Kasip. -- Adjunct Secretaris: H. St. Ibrahim Thesaurier: St. SaripadoCommissaris*: Dt. BagindaManan -- J. St Radja EmasDt. Radja IbadatSoehoedKasip.

ISINJA:

1. Voorstel-voorstel leden halaman 45.
2. Kema'moeran dan keselamatan ,, 46.
3. Oedjian masoek J.N.S. ,, 52.
4. Bahasa dan 'adat Minangkabau ,, 55.
5. Daja oepaja mendiamkan moerid ,, 58.
6. Aneka Warta ,, 60.
7. Feuilleton ,, 63.

Typ. Druk "AGAM" Fort de Kock.

Halaman:PDIKM 692-03 Majalah Aboean Goeroe-Goeroe Maret 1928.pdf/2 MAART 1928

No. — 3 --

TAHOEN

A. G. G.

VIII.

Orgaan oentoek pemadjoekan Onderwijs, bahasa dan bangsa. REDACTIE: B. SOETAN KAJO H. SOETA.N IBRAHIM. Di Pajakoemboeh: DATOE' RADJA BESAR

ADMINISTRATEUR: SOETAN SARIPADO, Thesaurier A. G. G. FORT DE KOCK. Oentoek segala pembajaran.

Medewerkers : St. Pamoentjak, gep. Hoofdschoolopziener. Dt. Madjolelo, Districtshoofd le Kl. — Dt. Sanggoeno di Radjo, Ahli cadat — St. Kenaikan,Directeur: —Kweekschool Islamijah — Alim, Hoofd der Ii. I. S.—

Dir Djangan loepa!

-10

Algemeene Ledenvergadering A.G.G. pada hari ARBA`A, tanggal 7 MAART 1928, djam 9 PAG1 bertempat disekolah Agam (djalan be'nte'ng) FORT ,DE KOCK. tiet BESTUUR

VOORSTEL-VOORSTEL. Dari e, Abdoe'l Aziz glr. St. Maharadja, lid A.G.G. No. 417 di Bondjol.

Mohon, soepaja vereeniging A.G.G. mempoenjai seboeah keboen kopi atau para, tempatnja atas penilikan e.e. Bestuur, sebab mengingat tanahtanah kosong di Soematera Barat ini, dari pada djatoeh ketangan bangsa asing, lebih baik djatoeh ketangan bangsa kita djoega.

Dari e. M. Sj. St. Soeleman, lid A.G.G. No. 45 di Soengai Limau.

Mohon toedjoean A.G.G. tentangan mentjari djalan keoentoengan, djangan beroebah dari jang soedah-soedah.

II. A.G.G. diharap soenggoeh oentoek penolong segala ledennja, teroetama dengan tenaga, ichtiar dan akal, boekan dengan oeang A.G.G. III. Kalau sekiranja pertolongan itoe perloe djoega dengan oeang, djangan diambilkan dari oeang A.G.G., melainkan hendaklah didjalankan lijst derma kepada segala ledennja, dan kepada orang lainpoen. IV. Oeang derma itoe bagi leden, hendaklah diwadjibkan menoeroet % gadjinja (djadi perloe dimasoekkan dalam oendang-oendang A.G.G.) Besar keHalaman:PDIKM 692-03 Majalah Aboean Goeroe-Goeroe Maret 1928.pdf/4 Halaman:PDIKM 692-03 Majalah Aboean Goeroe-Goeroe Maret 1928.pdf/5 Halaman:PDIKM 692-03 Majalah Aboean Goeroe-Goeroe Maret 1928.pdf/6 sempoerna benar, tiap-tiap orang mentjari atau memperboeat barang-barang jang bergoena oentoek memenoehkan keperloeannja sendiri. Masa itoe orang tiada tetap dan tiada teratoer bekerdja dan hasil pekerdjaannjapoen tiada tetap poela, melainkan kalau pada sesoeatoe ketika ada timboel nafsoenja kepada soeatoe barang, baroelah ia bekerdja akan memperdapat barang itoe. Péndéknja pekerdjaan orang masa itoe tiadalah menoeroet atoeran dan kerangka jang diatjoe-atjoenja lebih dahoeloe. Apalagi karena kekoerangan perkakas, hasil pekerdjaannja djadi tiada menjempoernakan atau memenoehi akan keperloeannja. Kemoedian sesoedah orang dapat memperboeat perkakas oentoek mengerdjakan tanah, sendjata oentoek menangkap dan memboenoeh hinatang, maka timboellah pembagian pekerdjaan: perempoean-perempoean bertanam-tanaman dan laki-laki berboeroe, menangkap ikan, mengembalakan ternak atau memperboeat perkakas dan sendjata jang bergoena kepadanja. Makin bertambah kemadjoean manoesia, makin bertoekoeklah banjaknja matjam pekerdjaan, sehingga perloelah manoesia bertolong-tolongan mengerdjakan pekerdjaan itoe dan terasalah keperloeannja beberapa orang jang tjakap dan pandai mengerdjakan sesoeatoe pekerdjaan, jang tiada terkerdjakan olèh sembarang orang. Selagi manoesia beloem bertjampoer baoer, dan satoe-satoe kaoem masih terikat erat dan berkoempoel-koempoel pada soeatoe kampoeng atau negeri, dapatlah dibagi-bagi pekerdjaan jang patoet dikerdjakan oleh masing-masing orang didalam kaoem itoe dengan sempoerna. Dalam hal ini hasil pekerdjaan orang-orang didalam kaoem itoe boleh dipandang tjoekoep oentoek memenoehi keperloean tiap-tiap orang dengan ta'oesah dapat bantoean dari hasil pekerdjaan orang dari kaoem atau negeri atau bangsa lain.

Akan tetapi lama-lama kelihatan poela setengahnja kaoem atau bangsa itoe dapat memperboeat atau menghasilkan sesoeatoe barang, jang tiada dapat diperboeat atau diadakan bangsa jang lain, sebab tiada tahoe memperboeatnja atau sebab didalam negeri bangsa itoe tiada ada zat atau barang jang dapat diperboeat seperti itoe. Sebab barang hasil bangsa atau kaoem jang lain itoe bergoena poela kepada orang dalam kaoem itoe, maka timboellah pertoekaran barang antara satoe kaoem dengan kaoem jang lain. Sesoedah itoe timboellah saudagar saudagar, jang pekerdjaannja mempertoekarkan hasil dari bermatjam matjam kaoem dan bangsa. Moela moela saudagar-saudagar itoe berdjalan dari soeatoe kampoeng kepada soeatoe kampoeng, dari soeatoe negeri kepada soeatoe negeri membeli dan mendjoealkan (mempertoekarkan) kehasilan jang bersoea olèhnja. Makin madjoe djoega manoesia, makin bertambahlah hasilnja, dan makin mendjadilah pertoekaran barang serta terdjadilah tempat pertoekaran barang jang tetap jang dinamai orang pasar atau pekan Beroesaha oentoek memperbanjak tanam-tanaman terbitlah dihati orang, sebab moearanja, jaitoe pasar soedah ada. Dimana bangsa atau kaoem jang kekoerangan tanah timboellah pekerdjaan tangan (nijverheid), seperti bertoekang, bertenoen menganjam jaitoe soepaj dengan hasil pekerdjaan tangannja dapat ditoekarinja hasil boemi dari kaoem atau negeri lain, jang tiada padanja. Dengan djalan demikian pekerdjaan manoesia mendjadi terbagi tiga: 1e. bertjotjok tanam (landbouw), 2e. peroesahaan tangan (nijverheid) dan 3e. perniagaan (handel).

Diatas soedah diseboetkan tadi bahwa seboeah negeri baroe boleh dikatakan ma'moér kalau tiap-tiap anak negeri itoe ada kesempatan atau ada tempat baginja oentoek mentjari keoentoengan akan pemenoehi keperloeannja. Akan tetapi adalah beberapa hal jang mendjadi halangan akan menjampaikan hadjat ini:

Pertama peperangan. Waktoe perang hasil negeri djadi toeroen harganja dan barang jang datang dari tanah lain naik harganja, sebab perhoeboengan negeri soedah poetoes. lngat sadjalah semasa perang Europa tahoen 1914 sampai 1918. Sebab kehasilan negeri soedah soesoet, terasa oleh manoesia waktoe itoe akan kesoesahan penghidoepan. Kedoea : Walaupoen Landbouw, nijverheid dan handel ada baik, tetapi djoemlah djiwa bertambah besar, penghidoepau mendjadi soesah djoega. Ketiga : Keperloean manoesia jang selaloe bertambah itoe mendjadikan soekar djoega bagi penghidoepan manoesia. Bertambahnja keperloean manoesia itoe adalah disebabkan oleh beberapa hal. Jang teroetama karena negeri itoe soedah terboeka artinja soedah dipertalikan djalan besar, djalan keréta api, kapal dengan negeri-negeri jang besar. Péndéknja orang dan hasil boemi moedah keloear masoek kenegeri itoe. Lain dari pada itoe kalau anak negeri bertambah 'ilmoe kepandaiannja, menambahi djoega kepada keperloeannja. Keempat : Kalau pembagian hasil negeri tiada berlakoe dengan 'adil.

Oempamanja dinegeri jang handel terpegang oléh orang pandai pandai; pada hal sitani atau sitoekang kerdja masih bodoh-bodoh. Tentoelah kehasilan negeri.,sebagian besar djatoeh ketangan saudagar-saudagar dan hanja sebagian ketjil sadja djatoeh ketangan sitani atau kepada sitoekang kerdja. Waktoe Tweede Kamer dinegeri Belanda bersidang baroe-baroe ini hal inilah jang diperkatakan, oléh sebab itoe ditanam satoe Commissie jang akan memeriksa apa sebab hasil tani hanja sebagian ketjil sadja dapat oléh orang tani.

Hal inilah djoega jang mendjadi pokoknja maka terdjadi „staking" pada fabriek-fabriek; ja'ni sebab pembagian hasil tiada 'adil. Kelima : Penjakit ternak dan penjakit tanam-tanaman mengoerangkan hasil djoega.

Tjoekoeplah boeat sementara lima penjakit dalam economie itoe diseboetkan disini dan baiklah diperkatakan poela apa jang boleh mendjadi obatnja.

Penjakit jang pertama: perang obatnja adalah didalam tangan Pemerintah dan didalam tangan pemoeka anak negeri ( leiders, goeroe-goeroe agama, orang tjerdik pandai, orang terpeladjar).

Pemerintah dan leiders dapat beroesaha mentjegah peperangan. Penjakit jang kedoea: Negeri bertambah ramai atan djiwa bertambah banjak, obatnja landbouw dan nijverheid dimadjoekan dengan beberapa sjaratnja:

1e. Keboen dan tanam-tanaman ditambah loeasnja.

2e. Kalau hasil boemi bertambah, wadjib ditjari djalan moearanja atau djalan pelakoekannja, kalau tidak toeroen harganja.

3e. Kalau tanah tiada tjoekoep wadjiblah dipoepoek dan dipilih tampang dan makanan ternak ditjari jang lebih elok, soepaja walaupoen tanah seloeas itoe djoega, hasilnja berlipat ganda dari itoe.

4e. Tampang dan makanan ternak ditjari jang lebih élok, soepaja ketoeroenannja mahal harganja. 5e. kalau tanah amat sedikit sekali, sehingga walaupoen dipoepoek tiada memadai djoega, madjoekanlah pekerdjaan tangan, semisal bertookang, menganjam, bertenoen, memboeat perkakas darirotan dan bamboe.

Penjakit jang ketiga: Keperleoan manoesia selaloe bertambah, obatnja seroepa dengan penjakit No. 2.

Penjakit keempat: pembahagian hasil boemi tiada 'adil, obatnja ada ditangan. Pemerintah bersama-sama dengan leiders atau serikat-serikat anak negeri. Hal ini dibelakang hari akan dibitjarakan lebih pandjang.

Penjakit kelima: penjakit ternak dan penjakit tanam-tanaman. Akan obatnja jang teroetama ialah kepertjajaan sitani kepada Dr. Héwan dan kepada Landbouw-Consulent. Dan toean-toean inipoen tentoe wadjib poela beroesaha soepaja kepertjajaan sitani timboel kepadanja.

Segala obat-obat penjakit economie jang terseboet diatas sendinja ialah onderwijs. Pengadjaran iandbouw jang tinggi, pengadjaran handel, pengadjaran toekang, dan openbaar onderwijs ketiga matjamnja perloe bagi anak negeri, soepaja dapat anak negeri melawani penjakit economie itoe.

Soedah diseboetkan djoega diatas bahasa walaupoen economie anak negeri ada baik, tiadalah negeri akan ma'moer dan sentosa, kalau kesopanan (zedelijkheid) dan (geestelijke ontwikkeling) ‘ilmoe dan pengetahoean anak negeri koerang.beban jang doea matjam jang achir ini, tentoelah jang teroetama terpikoel kepada engkoe2 goeroe dan goeroe2 agama.

‘s Gravenhage 24 Januari 1928. (akan disamboeng)

———

smaller

Oedjian masoek oentoek Jongens Normaalschool

di Padang Pandjang jang sekarang bertempat di Fort de Kock.




Waktoe examen masoek oentoek Jongens Normaalschool, kota Fort de Kock dikoendjoengi olèh moerid-moerid dari 99 boeah sekolah klas II di Sumatra's Westkust dan moerid jang datang ± 379 orang.

Moerid jang datang itoe tentoe ada poela pengiringnja, jaitoe familienja akan mendjaga selama dia examen itoe, rata-rata 2 moerid 1 orang pengiringnja, djoemlah ± 600 orang.

Belandja makan tempat tinggal dan ongkos poelang balik dengan pembelian oentoek dibawa poelang, rata2 1 orang moerid f5.—

Djoemlah oeang jang dikeloearkan olèh orang toeanja oentoek examen itoe 600 X f 5= f 3000 (tiga riboe roepiah), banjak benar ini, boekan?

Moerid jang diterima hanja 17 orang, djadi 362 orang; moerid jang akan kembali kenegerinja, bersama-sama dengan pengiringnja. Berapa sedih hati dan keroegian jang ditanggoeng meréka itoe, engkoe-engkoelah jang akan menimbangnja.

Sesoedah dioedji dengan permoelaan berhitoeng kepala, dioesirlah 263 orang, karena jang didapatnja koerang dari 5 boeah dan berpoeloeh-poeloeh poela jang mendapat 0 (artinja tidak tahoe seboeah djoega); roegi benar anak jang seperti ini dikirim oentoek examen sedjaoeh itoe.

Boléh djadi diantara moerid jang 263 orang itoe, ada jang pandai betoel tentang berhitoeng soâlan dan bahasa Melajoe; sehingga kalau dia ditahan dahoeloe, boleh djadi madjoe examen itoe.

Tetapi atoeran jang diatas terpaksa dilakoekan seperti itoe, karena moerid-moerid beratoes-ratoes jang datang:

Akan mengoerangi ongkos jang sebesar itoe dan akan mendjaga soepaja anak jang teroesir moela-moela itoe djangan teraniaja sadja, maka kami telah memadjoekan voorstel soepaja.

1e. Tiap2 engkoe Schoolopziener akan mengadakan VOOR examen dalam ressortnja masing2 pada soeatoe tempat jang ditentoekan. Jang akan dioedjikan itoe diminta kepada toean Directeur Normaalschool di Padang Pandjang, soepaja sama semoeanja.

Barang siapa jang loeloes dalam oedjian voor examen, itoelah sadja jang akan dikirim nanti ke Padang Pandjang, disitoelah dioedji sekali lagi dengan segala vak pengadjaran, dihindang ditampi tarèh, dipilih atah tjièk-tjièk, diambil beberapa jang perloe sadja. Dengan hal jang demikian tentoelah ongkos tidak berapa lagi, karena jang datang tidak banjak dan segala moerid poen bersenang hati; kalau ia tidak madjoe, dapatlah dia berkata „tidak bahagian", apa boléh boeat. Halaman:PDIKM 692-03 Majalah Aboean Goeroe-Goeroe Maret 1928.pdf/11

MOERID JANG MEMBOEAT EXAMEN PADA HARI PENGHABISAN
Nama moerid dan negeri H.R. Rek. Ciff. Dict. Taal Iezen
1. M. Rasjid Padang Pandjang I 8 10 8 7 7 7
2. Rasib Lasi. 9 8 10 6 6 7
3. Kasoep „ 9 10 8 6 4 6
4. Sabirin Talang 8 8 6 7 6 7
5. Iljas Loeboek Sikaping I 7 6 10 7 6 6
6. Rasidin Tabat Ganggam 8 6 6 6 6 7
7. Oemar Soeliki 7 2 8 8 7 7
8. Isma'il Tabat Ganggam 8 6 6 6 6 7
9. Abdoel Djabar Taloe 7 6 6 4 6 8
10. Nazaroe'ddin Matoer 8 6 8 2 6 6
11. Soemar Gadoet 8 4 10 3 6 5
12. Noerbai „ 8 8 7 6 5 6
13. Siak Ana Siroekam 9 2 6 7 5 6

14. Samawi Pakan Kamis 15. Moenir Kota Toea 16. Sarikoan Gadoet 17. Anrir Hamzah Pad, Pandjang I 18. Sari Loeboek Sikaping 1 19. Jahc esin Talawi 20. Abd. Azis Pasar Koeok 21. Ripin Agarn 22. Marah Hoesin Loeboek Aloeng 23. Djohor Matoer 24. Mansoer Gadoet 25. Aboe Loeboek Aloeng 26. Oesman Gadoet 27. Maat Pasar Ambatiang 28. Moechtar Padang VII 29. Salim Lasi 30. Moehd. Sawi Naras 31. Saharoe'ddin Pad. Pandjang III 32. Dinai• Painan 33. Kamilin .Matoer 31. Zainoe'ddin Lasi 35. Danial Al. Pandjang 36. .Nobr Moehammad Soeng. Lirnau 37. Botok Siroekam 38. Hasau Basri Pajakbemboeh I 39. Daroesin Faso 0. Djoemaa Lawang 41. Loebi Taloe 4 2. Darian Sawah Loento I 43. Soeid Pariaman III Jang Mesti diterima 17 orang. Djadi dari No. 1 saMpai 17 kliterima. 'Ujadi moerid; No. 18 sampai 20 diteriina djadi candidatnja. No. 28 — 29 — 30 - 31 badannja ongeschikt.

Gezien: Inspecteur van het Inlandsch Onderwijs in het 2de. Ressort, (w.g.) W. WILMINK

De Hoofdschoolopziener SOETAN BAHERAMSJAH

Bahasa dan ‘Adat Minangkabau Dalam sekolah-sekolah kl. II, di Soematera Barat I. Sebagai rata-rata kita masih beloem loepa, bahwa pada rapat tahoenan A.G.G. jang laloe (19 Maart 1927), diantara lain-lain, soedah dibitjarakan djoega oleh pengetoea kita (p. t. Inspecteur W. Wilmink), jang bahasa Minangkabau itoe, soeatoe bahasa jang haloes dan kaja, beserta keterangan jang memang sesoeai dengan segala pendengar jang berasal dan berdarah Minangkabau sedjati. Pengarang sendiri berkejakinan dengan sepenoeh-penoehnja, dengan tidak mengemoekakan soeatoe g a h poen, memanglah amat sesoeai dengan pengakoean itoe, jaitoe : setelah pengarang menjelidiki dan mendengar dengan sedalam-dalamnja, akan toetoer bahasa dan isi pedato-pedato jang dioetjapkan oleh ahli bitjara di Soematera Timoer dari bahagian barat (Langkat) sampai kesebelah timoernja ( Asahan—Panai—Bengkalis—Siak ), ditanah Melaka (Kedah dan Kelang), di Billiton (seloeroehnja), dinegeri-negeri jang boleh dikatakan Centraal bahasa Melajoe dalam Indonesia, tinggi dan rendah bahasa Melajoe dipertoetoerkan sehari-hari disana, bahkan dalam istana radja-radja Melajoe (Sulthan-Sulthan) didaerah jang terseboet. Bertahoen-tahoen pengarang mengediami satoe-satoe negeri itoe dimasa ketjil, bertjampoer gaoel bermain dengan anak-anak disana dan dimasa telah mendjadi kaoem pengadjar, hingga bahasa Melajoe disana soedah mendjadi darah daging pada pengarang. Dengan boekti itoe, dapatlah pengarang, soeatoe tjermin perbandingan dan kepoetoesannja, pongarang berani mengatakan, bahwa: „Bahasa Minangkabau masih tetap memegang record dalam kekajaan kata-kata dan mempoenjai kata kiasan dan kalimat sindiran jang dalam dan djaoeh artinja.

Pada pikiran pengarang, soeatoe bahasa jang memegang record, djanganlah diloepa dan dihilangkan, melainkan dipoepoek dilamboek soepaja bertambah-tambah soeboernja, dihéla direntang pandjang sesampai-sampainja. Kalau bahasa Minangkabau itoe djadi diadjarkan disekolah-sekolah boemi poetera disini, banjak benar kebaikannja kepada anak-anak Minangkabau; satoe dari pada kebaikan itoe, sebagai seorang goeroe, djangan kita abaikan sjarat paedagogie, jang menerangkan, bahwa: „Pengadjaran sekolah itoe, hendaklah bersendi kepada pengetahoean anak-anak itoe jang dibawanja dari roemahnja".

Jang dibawa oléh anak-anak itoe ( di Minangkabau ), tentoelah bahasa Minangkabau dan sedikit ‘adat isti'adat Minangkabau. Setahoen soedah sampai sekarang, beloem djoega didapat kepestiannja. Apakah gerangan jang mendjadi keberatan kepada pembesar Onderwijs di Betawi, maka kepoetoesan itoe beloem djoega didapat ?

Pengarang berpendapatan, soedah pada tempatnja, voorstel-voorstel dari Soematera Barat ini tentangan itoe, akan dapat perhatian dari péhak Betawi. Bahasa Minangkabau patoetlah didjadikan bahasa pengadjar( voertaal ), sebab tiap-tiap bangsa itoe soedah sewadjibnja mengetahoei bahasa dan literatuur bahasanja sendiri. Amat sajang kita mendengar kalau seorang Minangkabau mengatakan: „Pada hamba koerang terang arti bahasa Minangkabau itoe, lebih mengerti hamba, kalau kata-kata itoe di sampaikan kepada hamba dengan bahasa Belanda . . . . .”

Meréka jang tidak tjinta kepada babasanja ( sebab ta' kenal), tentoelah tidak akan tjinta poela kepada bangsa dan tanah airnja.

Kalau kiranja penimbang berasa keberatan benar, bahasa Minangkabau itoe mendjadi voertaal sampai kekelas jang tertinggi, karena agaknja dichoeatiri bahasa Melajoe ( bahasa Indonesia) akan tertinggal, baiklah hingga kelas II atau III sadja, sebab sebagai selama ini, meskipoen seratarata disekolah kelas II voertaal haroes dengan bahasa Melajoe Riau, tetapi dikelas jang terendah dalam hal jang soekar menerangkan dan memasoekkan kepengertian anak-anak, maka oléh goeroe-goeroe biasa djoega diterangkan dengan bahasa Minangkabau.

Dikelas-kelas jang tertinggi, mémanglah bahasa Melajoe itoe, tidak patoet dikoerangkan pentingnja dengan bahasa Minangkabau, karena dizaman ini, zaman persatoean seloeroeh Indonesia, orang bersoenggoeh-soenggoeh poela akan menjatoekan bahasa itoe ( bahasa Melajoe ).

Kalau orang mengira jang bahasa Melajoe ta' oesah dipeladjari lagi, sebab moedah dan dengan ta' beladjar poen kita pandai djoega, tentoelah persangkaan itoe tersesat sekali, kemoedian pada soeatoe masa nanti, mereka akan mengakoei persangkaannja itoe dan akan membenarkan A.G.G. 57

annja dalam doenia penghidoepan. Sedang bangsa lain jang djaoeh diseberang Laoetan Besar, bereboet-reboetan mempeladjari bahasa Melajoe.

Orang Minangkabau jang menjangka moedah sadja bahasa Melajoe itoe, sebab dialectnja tidak djaoeh bedanja dengan dialectnja sendiri, menjatakan si berkata sebenarnja tidak tahoe dan tidak mempeladjari arti dan hoekoem-hoekoem bahasa Melajoe. Dihalaman A.G.G. taman persidangan pengadjar-pengadjar, ta' oesahlah kita rentang pandjang perkara ini, sebah rata-rata telah ma'loem.

II. Menjamboeng rentjana pengarang jang tertera dihalaman A.G.G. No. XI tahoen VII, ber`alamat Sekolah kelas II, berkelas VI, jaitoe kalau kiranja pengadjaran bertoekang—berniaga—bertjotjok tanam— berternak d.l.l. soekar dan berat akan melakoekannja pada sekolah-sekolah kelas II jang berkelas VI, jang nanti pada awal cursus j. a. d. ini dilakoekan di Padang dan Manindjau, sekoerang-koerangnja `ilmoe permoelaan memegang boekoe dagang (berniaga ketjil) dan `Adat Minangkabau jang tentoe berhoeboeng dengan tambonja (geschiedenis), patoet sekali ada dalam leerplan sekolah-sekolah itoe ; menoeroet keadaan zaman sekarang, zaman serata mancesia mentjintai bangsa dan negerinja, maka soedah sepatoetnja, moelai dari sekolah kelas II, perasaan tjinta negeri itoe ditanamkan dihati anak-anak. Tjinta kepada negeri dan perasaan kebangsaan, melekatnja dihati kita, tentoelah bila kita ketahoei sedjarah tanah dan negeri itoe.

Pada pikiran pengarang dengan adanja ketjintaan itoe, akan berkoerang-koeranglah silang sengketa dalam negeri kita ini. Kalau benar-benar kita ingat jang kita anak Minangkabau seasal dan soketoeroenan dari ninik Dt. Ketemenggoengan dan Perpatih nau Sebatang, maka sesama kita tidak moedah akan terdjadi tikam boenoeh jang meniwaskan djiwa; apalagi dalam 'adat kita jang telah diatoer dengan serapi-rapinja oleh kedoea ninik itoe, ta' ada jang akan ditjetjat ditjela, semoeanja membawa kepada kesentosaan dan keamanan dalam negeri.

Kalau dari anak-anak disekolah kelas II jang masih ber'oemoer bawah 17 tahoen ditanam kesoetjian 'adat-'adat itoe, pengarang berkejakinan sampai dihari toeanja perasaan tjinta kepada 'adat itoe, ta' akan lekang dari perasaannja.

Berhoeboeng dengan sekarang dimana pemerintah berdaja oepaja akan mengembalikan kepertjajaan ra`iat, maka sangat perloelah kedoea djenis pengadjaran itoe sekoerang-koerangnja ditambahkan dalam leerplan sekolah-sekolah boemi poetera di 'Alam Minangkabau ini. Kalau tambo itoe ta' moengkin akan dapat selandjoet-landjoetnja, memadailah tambo kepoelauan Soematera sadja, dimana banjak terselit soal-soal jang penting jang patoet diketahoei dengan saksamanja; mereka patoet tahoe, betapa besar harga tanahnja dalam bahagian e c o n o m i e doenia.

Soepaja dalam setahoen Soematera tammat dengan setjoekoepnja, Halaman:PDIKM 692-03 Majalah Aboean Goeroe-Goeroe Maret 1928.pdf/16 Halaman:PDIKM 692-03 Majalah Aboean Goeroe-Goeroe Maret 1928.pdf/17 Halaman:PDIKM 692-03 Majalah Aboean Goeroe-Goeroe Maret 1928.pdf/18 Halaman:PDIKM 692-03 Majalah Aboean Goeroe-Goeroe Maret 1928.pdf/19 Halaman:PDIKM 692-03 Majalah Aboean Goeroe-Goeroe Maret 1928.pdf/20 Halaman:PDIKM 692-03 Majalah Aboean Goeroe-Goeroe Maret 1928.pdf/21 Halaman:PDIKM 692-03 Majalah Aboean Goeroe-Goeroe Maret 1928.pdf/22 Halaman:PDIKM 692-03 Majalah Aboean Goeroe-Goeroe Maret 1928.pdf/23 Halaman:PDIKM 692-03 Majalah Aboean Goeroe-Goeroe Maret 1928.pdf/24