Halaman:Babad Jaka Tingkir, Babad Pajang.pdf/115

Halaman ini tervalidasi

akan sikap kakaknya Kyai Ageng Pengging Kebokenanga, tak akan seba ke Demak manakala kesusahan hatinya belum pulih, ditinggal saudara tua yang bernama Kyai Ageng Kebokanigara, gurunya pun wafat yang bernama Ki Seh Sunyata Jatimurti, tekadnya bulat lebih baik mati kalau dipaksa untuk seba ke Demak.

Keadaan Keraton Demak pada waktu Pemerintahan Sultan Bintara pertama, aman tentram dan sejahtera, rakyat menikmati keadilan dan kemakmurannya, aneka hasil bumi melimpah ruah memenuhi, konon pada suatu ketika Sang Prabu Bintara, berkenan mengadakan paseban (siniwaka).

Bertempat di bangsal pangrawit istana Demak, Sultan Bintara berkenan memanggil sang patih, dan para ulama semua, Ki Ageng Wanalapa berada di depan raja, beserta Pangeran Kudus dan, Ki Ageng Sidik - iman.

Berkatalah Sultan Bintara kepada Patih Kartanagara, "Patih Kartanagara, bagaimana berita yang terakhir dari kakanda Kyai Ageng Pengging Kebokenanga, coba laporkan", Yang Mulya Sultan Bintara, akan halnya berita Kyai Ageng Pengging, terkenal sudah ke segala penjuru Tanah Jawa, di Pengging banyak santrinya.

Demikianpula sepanjang yang kami dengar, sebabnya kakanda Kyai Ageng Pengging Kebokenanga, keberatan untuk seba (menghadap) ke keraton Demak, memang itulah sudah menjadi keinginannya kalau tidak mana mungkin lama sudah Sultan Bintara memanggilnya, namun tak muncul juga untuk seba ke hadapan Sultan Demak."

Pangeran Kudus menyambung laporan Patih Kartanagara, "Sul-

113