Cikini
Syahdan, di kedai kembang itu dibelinya ros putih,
dan dituliskannya di secarik kartun: 'Aku
mencintaimu, kekal, seperti kucintai Audrey Hepburn'
Tapi (di sini ia berhenti sebentar, batuk,
menutupkan krah jaket, dan berkata pada diri
sendiri), kapan tahun tak akan memburuk?
Hidup mungkin sebuah bioskop, tapi tidak di jalan
ini. Cikini tetap terjepit juga di dekat pagi,
ketika gelap tak lagi penuh dari langit,
dan dari stasiun kuning, terang lampu tampak
tirus seperti lewat cadar, dan ambulans menggeletar,
mengirimkan isyarat.
Meski tak menyongsong apa-apa... Ia juga tak akan
berangkat. Ia dan Maut ingin berdua, di utara.