Expatriate
Akulah Adam dengan mulut yang sepi
Putra Surgawi
yang damai, terlalu damai
ketika bumi padaku melambai
Detik-detik bening
memutih tengah malam
ketika lembar-lembar asing
terlepas dari buku harian
Dan esoknya terbukalah gapura:
pagi tumbuh dalam kabut yang itu juga
dan aku pergi
dengan senyum usia yang sunyi
Langkah akan bergegas antara pohonan lengang
Bersama bayang-bayang unggas, bersama awan
Sementara arus hari
Menyusup-nyusup indra ini
(Adakah yang lebih tak pasti
selain tanah-kelahiran
yang ditinggalkan pergi
anak tersayang)