​​​​

XX.

PAKOEBOERAN DI BENTENG D IF.

––––––––––––

Di atas bale pembaringan ada terletak majitnja Faria jang telah dimasoekken ka dalam karoeng keper. Dantes melihat itoe dengan merasa antjoer hati, laloe ia berdoedoek diam di dekat itoe majit. la merasa, jang sekarang ini ia ada sendirian kombali seperti di tempo doeloe. la poenja niatan aken boenoeh diri, jang doeloe hari telah dihilang ken oleh Faria, sekarang ini timboel kombali.

Kaloe akoe bisa mati," kata Dantes sendiri-diri: akoe nanti tjari sobatkoe ini, dan tantoelah djoega akoe nanti bertemoe kombali kapadanja. Tapi tjara bagimana memboenoeh diri? Akoe rasa, baeklah dengan djalan bagini: Akoe tinggal diam di sini. dan boenoeh orang jang masoek ka sini paling doeloe, hingga akoe nanti mendapat hoekoeman mati.

Aken tetapi baroe sadja habis berkata bagitoe. Dantes itoe lantas mendapat pikiran lain, lantas

Bagian 5 Vel 1 merasa ingin tinggal hidoep dan terlepas dari pandjara.

»Berangkat mati!" katanja poela sendiri-diri: »tida! o, tida sekali-kali akoe maoe! Kaloe akoe maoe mati, boewat apalah akoe tinggal berseng- sara sampe sekarang! Doeloe akoe telah tjari kamatian; tapi sekarang akoe tida maoe! Tida! hanja akoe maoe tinggal hidoep dan dapatken kombali kasenangan. Sabelon akoe mati, akoe mistimengoekoem doeloe pada orang-orang jang telah berboewat hianat padakoe, dan brangkali djoega akoe nanti bisa berboewat baek pada sobat-sobat. Tapi ach! tantoelah djoega orang soedah loepa padakoe, dan akoe tida nanti bisa kaloewar dari sini, kaloe belon djadi seperti ini pandita!"

Sahabis berkata bagitoe, Dantes tinggal berdiam, salakoe orang jang ditinggalken oleh soemangat; aken tetapi dengan terkoenjoeng-koenjoeng ia memegang pada kapala sendiri, salakoe orang jang merasa poejang, laloe ia djalan moendar mandir dan lantas berdiri diam di depan bale pembaringan.

»O!" katanja poela: siapatah telah membri ingatan ini kapadakoe? Allah sendiri? Ja, sedang orang jang mati boleh kaloewar dari sini, biarlah akoe gantiïn orang jang mati."

Satelah habis bilang bagitoe, lantas sadja Dantes boekaken djaitannja karoeng itoe dengan piso bikinannja Faria, kaloewarken majit pandita itoe, jang teroes ia bawa pergi ka dalam ia (Dantes) poenja kamar dan rebahken di atas bale pemba ringan; komoedian ia lilitken sapotong kain di sapoetar kapalanja Faria, sabagimana ia biasa perboewat pada kapalanja sendiri, laloe a salimoeti badan Faria itoe dan adepken moeka pandita itoe ka tembok, soepaja kaloe cipier datang bawa makanan di waktoe sore, cipier ini nanti sangka, jang ia (Dantes) ada lagi tidoer sabagimana biasanja. Habis berboewat bagitoe, Dantes itoe lantas pergi kombali ka dalam kamar Faria, mengambil djaroem dan benang, laloe masoek ka dalam karoeng dengan membawa piso, dan djait kombali karoeng itoe dari sabelah dalam.

Dantes soedah berboewat bagitoe dengan tida menoenggoe doeloe sampe hai soedah djadi sore, kerna ia takoet nanti gouverneur dapat lain ingatan dan soeroeh kaloewarken majit Faria dari dalam itoe kamar: kaloe sampe djadi bagitoe, tantoe poetoeslah harapan Dantes. Sekarang Dantes itoe telah tetap niatannja; baginilah adanja niatan itoe:

Saände orang-orang jang nanti mengoeboerken majit, mendapat taoe di djalanan, jang ia-orang ada pikoel badan hidoep, Dantes tida nanti kasih marika itoe tempo boewat tetapken kombali hati jang kaget, hanja ia nanti lantas belèk dengan tjepat karoengnja itoe, laloe kaloewar dan berlari pergi; kaloe marika itoe maoe memegang pada Dantes, Dantes nanti menikam kapadanja.

Saände dibawa ka pakoeboeran, ia nanti mandah dikoeboerken; dan dari sebab hari ada gelap, kaloe sadja orang soedah berlaloe. Dantes nanti kaloewar dari koeboeran dengan kisar-kisarken tanah oeroekan jaug belon djadi keras. Ia harap sadja, tanah itoe tida nanti ada terlaloe tebal. Kaloe ia tida bisa kaloewar-, dari sebab terkoeboer dalam, ia nanti mati lantaran engap, dan habis perkara.

Kaādaānnja Dantes di itoe waktoe ada berbahaja sekali; kerna tantoelah ia mendapat soesah besar, kaloe cipier datang di waktoe sore bawain ia ma­kanan dan dapatken majit Faria di atas bale pem­baringan. Soekoerlah djoega soedah sering kali cipier itoe dapatken Dantes sedang rebah. Pada waktoe jang soedah-soedah, kaloe cipier itoe dapat­ken Dantes ada rebah, ia tare sadja barang-barang makanan di atas medja, laloe berdjalan pergi de­ngan tida berkata satoe apa; maka adalah diharep oleh Dantes, jang ini kali nanti djadi djoega bagitoe.

Pada waktoe ampir poekoel toedjoeh. sangatlah Dantes merasa koewatir; kerna pada waktoe itoelah cipier biasa datang.

Sasoedah lama waktoe itoe berlaloe dan tida ada kadengaran soewara apa-apa, baroelah Dantes merasa senang djoega. Ia merasa, jang ia telah terlepas dari bahaja jang pertama; itoeiah satoe alamat baik. Achir-achir, pada waktoe jang telah ditantoeken oleh governeur. Dantes dengar soewara kakinja orang jang mendatangi- Ia merasa, jang sekarang telah datang waktoe aken ia melaga mati; maka ia tetapkenlah hatinja jang sangat berdebar-debar, dan dengan sabrapa boleh ia tahan-tahan napasnja. Pintoe diboekaken, dan doewa orang jang pikoel satoe bale ketjil, taro bale itoe di tanah, sedang saorang jang katiga ada pegang lantera dan berdiri di pinggir pintoe. Itoe doewa pemikoel mengamperi pada pembaringan, laloe angkat itoe karoeng jang dikira olehnja ada berisi majit, dan taro itoe di bale ketjil, sedang Dantes kakoeken badan sendiri.

›Akoe tida sangka, jang ini pandita koeroes ada bagini berat," kata satoe pemikoel.

›Orang bilang," kata pemikoel jang kadoewa:

›pada saban tahon beratnja toelang ada bertambah satoe pond,

— >Apa kaoe soedah ikatken ?"

— >Boewat apatah diikatken di sini ? apa tida djadi tambah berat aken kitaorang ? Sampe di loewar, baroelah kita ikatken."

— > Benar sekali ingatanmoe; marilah kita be­rangkat."

, Apatah djoega jang bakal diikatken ?" kata Dantes di dalam hati.

Sedang bagitoe, ia digotong naik di tangga, dau sigralab djoega ia dapat rasai angin jang dingin dan ia merasa senang sekali. Sasoedahnja berdjalan poela bebrapa poeloeh lengkah, pemikoel-pemikoel itoe taro bawaanānnja dî tanah, dan satoe dari marika itoe lantas berlaloe. Dantes dengar boenji sepatoenja orang itoe di batoe.

»Di manatah akoe ada sekarang ini?". kata Dan­tes di hati sendiri.

Sedang bagitoe, itoe satoe pemikoel jang tadi djalan berlaloe, berkata pada orang jang bawa lantera :

»Terangilah akoe di sini, he, kerbo! akoe tida bisa dapatken apa jang akoe tjari, kerna gelap."

Komoedian Dantes dengar orang itoe berkata poela: »Ha! ini dia!"

Sebentar lagi Dantes dengar boenjinja barang berat Jang ditaro di dekat kakinja di atas bale, dau di itoe waktoe djoega, ia merasa betisnja diikat.

»Soedah kaoe ikatken?" kata pemikoel jang satoe pada temannja.

»Soedah!" sahoet si teman.

Komoedian bale itoe digotong kombali. Sasoedah berdjalan bebrapa poeloeh lengkah, orang be­renti poela; satoe pintoe diboekaken, dan itoe bale teroes digotong lagi.

Sasoedah tergotong djaoeh djoega, Dantes de­ngar boenjinja ombak-ombak laoet jang memoekoel pada batoe karang, di mana itoe benteng d' If ada terdiri.

›Bakal hoedjan besar sekali!" kata pemikoel jang satoe. »Ja," sahoet temannja: »ini pandita boleh dja di kabasahan." Sahoet temannja.

Komoedian pemikoel-pemikoel itoe lantas tertawa keras.

»Ha! di sini boleh! brentilah!" kata poela itoe pemikoel jang tadi.

»Madjoe doeloe!" sahoet temannja: »di sabelah sana lebih baik. Apa kaoe tida ingat, itoe jang paling belakang soedah menjangkoet di batoe karang, hingga gouverneur gegeri kita?"

Sasoedah orang berdjalan lagi sedikit, Dantes merasa dipegang di kapala dan di kaki, laloe diangkat dan diajoen-ajoen.

»Satoe! doewa! tiga!" kata satoe pemikoel.

Di itoe waktoe Dantes lantas merasa melajang di awang-awang, hingga ia djadi amat kaget. Komoedian ia merasa terdjoen ka bawah dan tertjeboer ka dalam ajer jang amat dingin, hingga ia djadi triak, kerna terkedjoet sangat.

Dantes itoe soedah dilimparken ka dalam laoet, sedang satoe pelor jang 30 pond beratnja, ada di gandoelken pada betisnja.

Laoetanlah jang djadi pakoeboeran di benteng d' If.