53699Graaf de Monte-Cristo — Bab 23Alexandre Dumas

​​​​

XXIII.

POEJ JO MONTE-CRISTO.

––––––––––––

Maka sasoedahnja lama tiada bisa dapat lantaran aken datang di Monte Cristo, sekarang ini Dantes dapat soewatoe djalan bagoes aken datang di poelo itoe dengan gampang dan dengan tiada menerbitken siak apa.

Dantes melinkeu misti menoenggoe samalaman lagi sadja. Ia belon taoe meliwati satoe malam jang bagitoe. Ampir ia tiada tidoer; kerna kaloe

ia meramken matanja, soeratnja kardinaal Spada lantas berbajang-bajang di depannja, dan kaloe ia lajap-lajap sebentaran, ia dapat roepa-roepa impian jang menerbitken rasa kaget dan girang. Ia mengimpi masoek ka dalam satoe gowa jang seperti ada tertaboer dengan intan dan lain-lain roepa permata moelja, sedang moetiara ada djatoh-djatoh seperti ajer jang menestes. Dengan girang ia isiï sakoe badjoenja dengan itoe permata-permata moelja, dan ia lantas kaloewar dari itoe gowa;

37

tapi satelah sampe di loewar, sekalian batoe permata jang ada di sakoe badjoenja, samoewa berobah djadi batoe karang, hingga ia djadi kaget dan mace masoek kombali ka dalam gowa; sedang bagitoe, djalanan djadi berboelat-belot, dan lobanggowa tiada kataocän lagi di mana adanja.

Pada waktoe mata-hari terbit, Edmond berbangkit dari pembaringannja dan merasa sanga tiada enak di hati.

Satelah hari soedali djadi petang, orang-orang,kapal bersadia aken belajar dan sigralah djoega soedah djadi sadia, hingga kapal poen lantas berangkat.

Sedang kapal itoe berdjalan, Dantes bri taoe, bahoewa samoewa orang kapal boleh pergi tidoer, dan ia sendiri nanti djaga djalannja kapal. Djika Dantes bilang bagitoe, samoewa orang boleh tidoer dengan senang hati, kerna samoewa ada pertaja pada kapandeannja di pelajaran. Sering kali Dantes soeroeh orang samoewa pergi tidoer, kerna sering sering Dantes itoe merasa ingin aken tinggal sendirian sadja, brangkali dari sebab biasa tinggal di dalam soenji pada temponja ada di pendjara.

Pada esoknja, tempo kapitein kapal berbangkitdari pembaringan, kapal ada berdjalan denganladjoe sekali dan poelo Monte-Cristo ada kalihatan lapat-lapat di kadjaoehan.

Dantes serahken halnja kapal kapada kapiteinitoe, laloe ia pergi berbaring; aken tetapi, maskipoen di waktoe malam ia tida sekali tidoer, tida djoega ia bisa dapat poelas.

Sasoedah rebah ampir doewa djam lamanja, Dantes datang kombali di atas dek; di itoe waktoe poentjaknja goenoeng di Monte Cristo soedah kalihatan njata dari kapal. Pada waktoe sore, poekoel lima, poelo Monte-Cristo itoe soedah kalihatan saänteronja, dan dari sebab oedara ada terang, bagian-bagian dari poelo itoe poen ada kalihatan dengan njata.

Edmond Dantes ada memandang sadja pada poelo itoe, jang sekarang ada bergomilang, kerna katoedjoe dengan sinarnja mata-hari jang ampir soeroep.

Sigralah djoega djadi malam, Pada waktoe poekoel sapoeloeh, orang laboehken djangkar. Lain kapal soedagar-gelap, jang misti trima moewatannja itoe kapal Amalia, belon/datang di itoe tempat.

Hatinja Dantes di itoe waktoe ada berdebar keras, salakoe hatinja orang petopan jang soedah taro antero kakajaännja di atas salembar kartoe. Pada waktoe orang naik itoe poelo, Dantes melompat paling doeloe dari dalam praoe ka darat, dan saände ia tiada takoet nanti samoewa teman djadi merasa heran, tantoe sekali ia berloetoet dan menjioem pada tanah poelo itoe.

Di waktoe poekoel sabelas, boelan moelai naik, kalihatannja seperti menimboel dari tengah laoet.

Sekalian temannja Dantes ada kenal baik pada itoe poelo Monte-Cristo, kerna sering kali ia-orang soedah datang di sitoe; tapi Dantes, meski ia taoe di mana adanja itoe poelo, belon sekali ia taoe datang di itoe tempat. Maka ia menanja pada Jacopo :

»Di mana kita-orang nanti mondok?"

»Di kapal kita," sahoet Jacopo.

— »Apa tida lebih baik, kaloe kita orang mondok sadja di dalam lobang gowa?"

— »Di lobang gowa di mana?"

— »Masa di mana lagi, tantoe di ini poelo."

— »Di mana ada gowa di sini?"

Hatinja Dantes djadi sangat terkesiap, hingga keringat dingin kaloewar banjak di djidat.

»Apa tida ada gowa di ini poelo Monte-Christo?" katanja poela pada sobatnja.

»Tida ada," sahoet Jacopo.

Dantes djadi sangat berdoeka tjita; tapi sigralah djoega ia beringat, bahoewa brangkali gowa itoe telah djadi terpepat dengan lantaran ini atawa itoe, atawa brangkali djoega telah dioeroeki oleh kardinaal Spada jang telah pendam hartanja di sitoe. Djika benar telah djadi bagitoe, tiadalah lain djalan aken Dantes dapatken itoe harta pendeman, melinken ia misti tjari doeloe moeloetnja gowa itoe. Boewat tjari itoe di waktoe malam, tantoe ada soekar se­kali; sebab bagitoe, djadilah Dantes berniat aken tjari itoe di hari esok sadja; djoega di itoe waktoe Dantes dapat lihat di tengah laoet soewaloe api pertandaän, dan di itoe waktoe djoega kapal Amalia poen membri pertandaän dengan lantera, hingga Dantes dapat taoe, bahoewa kapal jang maoe trima moewatanja Amalia, soedah datang, dan samoewa orang-kapal misti bekerdja.

Dairi sebab adanja itoe pertandaän di kapal Amalia, orang-orang di kapal jang mendatangi itoe, mendapat taoe, bahoewa tida ada bahaja satoe apa aken ia orang trima moewatan; maka sigralah djoega kapalnja itoe datang dekat pada daratan dan lantas melaboeh djangkar. Komoedian se­kalian orang kapal lantas bekerdja aken pindahken moewatannja Amalia.

Sambil bekerdja, Dantes ada ingat, bahoewa kaloe ia bri taoe rasianja, tantoe sekalian orang kapal nanti bersoerak kerna girang dan lantas bantoeän ia tjari moeloetnja gowa; aken tetapi tida sekali Dantes itoe maoe boeka rasia hanja ada merasa takoet, kaloe-kaloe orang ada mendoega apa-apa dengan lantaran melihat ka­lakoeännja.

Pada esoknja, di waktoe pagi, Dantes mengambil satoe sinapan dengan serbanja, laloe bri taoe pada teman-teman, bahoewa ia hendak menembak kambing hoetan, jang banjak kalihatan melompat lompat di atas karang. Tida sekali ada jang doega apa-apa; samoewa orang ada kira sadja, jang Dan­tes uemang soeka memboeroe heiwan. Tapi Jacopo minta mengikoet kapadanja, dan Dantes Halaman:Graaf de Monte-Cristo Bagian 5.pdf/43 pat itoe harta besar, brangkali djoega akoe nanti kapingin ada ampoenja kantong-doewit jang be­risi seperti kantong poenjanja itoe. — Tapi aeh masalah nanti djadi bagitoe! Itoe Faria jang berboedi, tiada nanti maoe harapi itoe harta, kaloe ia tida taoe dengan tantoe, jang barta itoe misti ada dengan sasoenggoehnja. — Lain dari bagitoe, akoe lebih soeka mati, dari pada misti hidoep salamanja dengan berkawan sama soedagar-soedagar gelap."

Pada tempo tiga boelan jang telah laloe. Dan­tes melinken ada merasa sadja ingin terlepas dari pandjara; tapi sekarang, sasoedahnja terlepas, ia ingin mendapat harta besar.

Sambil berpikir, Dantes berdjalan di lamping boekit, jang brangkali djoega belon taoe diïndjak orang; komoedian ia sampe di satoe tampat, di mana ia dapat lihat di batoe-batoe karang seperti ada pertandaän-pertandaän jang dioekir oleb tangan manoesia, dan maskipoen sekalian batoe karang itoe ada tertoetoep dengan loemoet, itoe pertandaän-pertandaän masih kalihatan njata djoega. Dantes mendoega, bahoewa tantoe sekali samoewa pertandaän itoe telah diadaken aken djadi pengoendjoek djalan di itoe rimba.

Itoe tanda-tanda di batoe karang ada membri harapan baik kapada Dantes; kerna Dantes ada mendoega, bahoewa boleh djadi djoega tanda-tanda itoe telah dibikin oleh kardinaal Spada. Satoe hal sadja ada membri rasa traenak. Apa tanda-tanda itoe belon taoe kalihatan oleb lain orang? Saände lain orang soedah dapat taoe djoega adanja itoe. apa itoe harta besar nanti masih ada ternpendam djoega?

Sedang berpikir bagitoe, Dantes mendapat taoe, bahoewa itoe tanda-tanda jang ada djadi seperti pengoendjoek djalan, ada berāchir pada satoe batoe karang, tapi di tampat itoe tida ada gowa. Dekat pada itoe itoe ada satoe batoe besar dan boendar di tampat rata, hingga itoe tanda-tanda di batoe-batoe karang boleh dipandang seperti menoentoen orang kapada batoe jang besar itoe. Tapi Edmond ada sangka, bahoewa di tampat itoe boekan ada achirnja, hanja ada awalnja pertandaän; sebab bagitoe, ia lantas djalan balik kombali dengan ikoeti itoe tanda-tanda di batoe.

Sedang bagitoe, teman-temannja soedah bikin sadia barang makanan, bawa roti dan boewah-boewah ka darat dan panggang daging kambing. Betoel pada waktoe daging kambing soedah matang di­ panggang, teman-teman itoe dapat melihat Dan­tes, jang lagi djalan dengan melompat-lompat dari pada satoe batoe ka lain batoe, sabagimana lakoenja kambing hoetan, dan teman-teman itoe lantas boenjiken satoe senapan aken membri taoe pada Dantes, bahoewa makanan soedah sadia.

Dantes lantas menengok dau lantas djalan menoedjoe kapada teman-temannja itoe. Tapi dengan terkoenjoeng-koenjoeng Dantes itoe terpeleset, laloe berlakoe limboeng di atas satoe batoe dan lantas terdjatoh sembari triak. Sekalian temannja jang memang ada lihati sadja padanya, lantas berlari-lari mengamperi; tapi Jacopo sendiri sampe paling doeloe ka hadepannja.

Jacopo dapatken Edmond itoe ada berdarah-darah serta terletak di tanah; Edmond itoe terdjatoh dari satoe tempat jang tingginja ada doewabelas atawa limabelas kaki. Orang kasih ia minoem sedikit anggoer, hingga ia djadi segar djoega sedikit: sahabis dikasih minoem, ia poen memboekaken mata, laloe membri taoe dengan soewara merintih, bahoewa ia merasa amat sakit di loetoet dan di pinggang, sedang kapala ada dirasa berat sekali. Teman-teman lantas maoe gotong padanja ka pasisir; tapi baroe sadja orang rabah padanja, ia lantas triak dan berkata, bahoewa ia tida nanti bisa tahan rasanja sakit, kaloe orang angkat dan gotong-gotong padanja.

Boewat toeroet teman-teman berdoedoek makan, soedah terang Dantes tiada bisa; tapi ia tida kapingin teman-teman itoe berlapar dengan lantaran dia; maka ia minta, soepaja teman-teman itoe balik kombali ka pinggir laoet; ia sendiri melinken ada merasa ingin tidoer, dan toeroet ia poenja doegaän, kaloe sebentar teman-teman datang kombali tengok padanja, tantoe sekali ia nanti soedah merasa ringan.

Teman-teman itoe tiada sampe misti dipaksa-paksa; kerna samoewa poen soedah merasa lapar dan wanginja daging panggang ada terbitken ba njak napsoe makan; maka sigralah djoega ia orang berdjalan pergi dengan tinggalken Edmond Dantes terletak sendiri-diri.

Sasoedah berlaloe satoe djam lebih, teman-teman itoe datang kembali pada Dantes, dan dapatken Dantes ada berdoedoek dengan menjender pada satoe batoe karang jang tertoetoep dengan loemoet tebal. Aken tetapi sengsaranja Dantes boekan djadi koerangan, hanja djadi bertambah. Kapitein kapal meminta, biar Dantes tjoba berbangkit, kerna kapal misti berlajar di itoe hari djoega ka watas Piemont dan Frankrijk, aken toeroenken di sana moewatan kapal jang satinggalnja. Dantes tjoba bergerak aken toeroet maoenja itoe kapitein; tapi pada tiap kali ia berkoewat, lantas djoega ia banting dirinja sambil triak, dari sebab kasakitan.

»Brangkali patah pinggangnja," kata kapitein dengan perlahan pada matroos-matroos jang lain: »tapi biar bagimana poen adanja sekarang, dia ini satoe teman jang baik sekali, dan tida haroes kita biarken dia dengan kasengsaraännja di sini; sebab itoe biarlah kita-orang gotong dia ka kapal."

Tapi satelah taoe maoe digotong, Dantes lantas bri taoe, jang ia lebih soeka mati di sitoe djoega, dari pada misti menahan kasengsaraän salama di­ gotong-gotong, kendati poen orang-orang jang menggotong nanti berlakoe haloes sekali.

»Djika bagitoe," kata kapitein: »soekarlah aken kita-orang menoeloeng padamoe; tapi kita tida maoe orang kata, bahoewa kita tinggalken satoe teman baik; seperti kaoe ini, di dalam kasoesahannja. Dari sebab bagitoe, di waktoe sore pada ini hari baroelah kita-orang nanti berangkat berlajar."

Sekalian matroos ada merasa heran sekali, oleh kerna itoe kapitein berkata bagitoe: lebih doeloe kapitein itoe poen belon sekali taoe robah satoe perkara jang ia telah tantoeken. Tapi Dantes djoega tiada maoe kapitein itoe meninggalken kabiasaän dengan lantaran dia (Dantes;) maka ia berkata pada kapitein itoe:

»Tida! djanganlah oendoerken kaoe poenja wak­toe berangkat. Akoe iui saorang jang telah koe­rang berati-ati, maka haroeslab akoe sendiri menanggoeng soesah dengan lantaran kalakoeankoe jang sarsar. Tinggalken sadja padakoe di sini sedikit bischuit, satoe sinapan dengan serbanja aken akoe tembak kambing atawa aken lawan bahaja, demikianlah djoega satoe patjoel, soepaja djikaloe lama kaoe belon djoega balik kombali aken sampar akoe di sini, akoe boleh gali satoe lobang boewat akoe melindoeng."

»Kaoe nanti djadi mati dari sebab kalaparan," sahoet kapitein.

»Akoe lebih soeka mati, dari pada menahan kasengsaraan dengan lantaran tergerak-gerak sebab digotong."

Itoe kapitein menengok ka tepi laoet, di mana kapalnja soedah sadia aken berangkat. ›Apatah akoe misti perboewat. sekarang ini?" kata poela kapitein itoe pada Dantes: ›Kita tida boleh tinggalken kaoe di sini, sedang kita tiada bisa toeroet diam di sini."

›Berangkat! berangkatlah sadja!" kata poela Edmond.

›Sedikitnja poen delapan hari misti berlaloe, baroelah kita nanti bisa datang konibali di sini," kata kapitein: >.dan boewat datang di sini, kita misti membelot djaoeh dari djalanan kita."

›Bagini sadja," kata Edmond:, ›kaloe di dalam doewa atawa tiga hari kaoe bertemoe sama satoe praoe penangkap ikan atawa lain kandaraān jang menoedjoe ka laoet ini", biarlah kaoe soeroeh praoe itoe mengambil akoe; akoe nanti membajar 25 piaster aken menjebrang ka Livorno."

Itoe kapitein gojang kapala.

»Dengarlah, kapitein Baldi!" kata Jacopo : »akoe ada poenja atoeran aken bikin hilang segala soesah. Akoe nanti diam di sini aken paliharaken ini teman kita jang loeka."

»Apa kaoe maoe kahilangan bagianmoe di dalam kaoentoengan, soepaja boleh tinggal serta akoe di sini?" kata Edmond pada Jacopo itoe.

».Ja!" sahoet Jacopo dengan tetap.

»Hola! kaoe ini satoe teman baik sekali, Jacopo!" kata Edmond: >Allah nanti bri gandjaran aken niatmoe jang baik itoe; aken tetapi, akoe bilang sadja trima kasih padamoe, sobat! akoe tida perloe ditemani; kaloe akoe senangken sadja badankoe di dalam satoe-doewa hari, akoe nanti djadi segar, dan akoe harap nanti bisa dapatken di sini saroepa daon, jang moestadjab sekadi aken semboehken badan jang salah lakoe."

Dengan berkata bagitoe, Dantes tersenjoem dan pegang tangannja Jacopo aken tandanja membilang trima kasih: tapi tetap sadja ia tida maoe ditemani. Maka teman-teman itoe lantas briken apa jang Dantes minta, komoedian ia-orang lantas membri slamat tinggal dan berdjalan pergi. Sedang berdjalan, bebrapa kali marika itoe menengok aken bri lagi slamat tinggal kapada Dantes, jang menjahoet sadja dengan gerak-gerakken tangan, salakoe orang jang tiada bisa gerakken lain-lain ang­gota badan.

Tempo sekalian teman itoe soedah lama berlaloe, Dantes berkata dengan tersenjoem sendiri diri:

>Akoe tiada kira, jang di antara orang-orang bagitoe ada djoega persobatan jang bresih, hingga ada jang maoe menanggoeng roegi aken membri toeloeng kapada teman jang bersengsara."

Komoedian Dantes itoe mandjat dengan perla­han ka atas satoe batoe karang aken mengintip pada teman-teman, laloe ia dapat lihat kapal Amalia jang telab moelai djalan ka tengah laoet.

Sasoedahnja satoe djam berlaloe, kapal itoe tida kalihatan lagi oleh Dantes. Di itoe waktoe Dan­tes lantas berdiri dengan gagah, dan kaloe ia misti melompat-lompat di batoe karang salakoe kambing, ia poen bisa: kerna djikaloe tadi Dantes itoe kalihatan seperti tida koewat bergerak dan bersengsara sekali, samoewa itoe laga sadja adanja.

la pegang sinapannja serta patjoelnja, laloe ia berdjalan dengan tjepat mengamperi pada batoe karang, di mana ada kalihatan tanda jang pengabisan. Dan dengan beringat pada hikajat »Ali Baba.” ia berkata: »Sesam! terboekalah kaoe!”


––––––––––––


BAGIAN D

vel 7.