Su Tin: Saudara2 ku malam ini adalah saat penentuan mati hidup kita, mikä aku putuskan untuk kita sama² melawan dan bunuh semua serdadu jang menghalang²i langkah kita.
Serdadu² keradjian Song mulai melantjarkan serangannja, suara bergeseknia pedang² jang keluar dari kerangka, berdentjingnja, sendjata² tadjam dan ruk pikuk teriakan² untuk serbu
Su Tjin si 9 naga segera memberi perintah pada budjangnja ;
„Tjepat kumpulkan dan ringkas barang² jang berharga, kau Yung Jok lari dan bawa barang² ini, rumah ini akan kubakar. Saudara ku bersiap²lah dengan terbakarnja rumah ini serdadu² itu akan panik dan katjau, dengan demikian mudahlah kita untuk memetjahkan kepungan dan melepaskan diri !“
Benarlah apa jang diduga oleh Su Tjin. sebab begitu api berkobar gemparlah para serdadu itu, mereka ber-teriak² karena panas dan pada saat mereka kebingunan itulah Su Tjin bersama 3 saudara angkatnja menerdjang, mengamuk bagai harimau kehilangan mangsanja, dalam sekedjap puluhan serdadu berteriak ngeri putuslah njawanja.......
Kepungan tentara keradjaan itu mendjadi agak longgar, sebab mereka merasa djerih dan takut mendekat pada keempat djagoan gunung Siauw Hwa San itu, dengan demikian mudahlah keempat saudara itu menggunakan kesempatan jang baik untuk melarikan diri.
Pimpinan pengepung demi melihat buruannja telah lari, amat gugup dan berteriak njaring, „Hajo kedjar, bila kita pulang dengan hampa maka hukuman berat akan kita terima.“
Ratusan serdadu jang masih hidup mendengar peringatan komandannja jang kepanikan ini, mendjadi sadar, maka me uruk'ah mereka untuk mengedjar 4 sau-
20