Halaman:108 Pendekar Gunung Liang San Seri I.pdf/45

Halaman ini tervalidasi

Tidak lama setelah lo Tie Djim mengetuk pintu kuil itu, maka pintu mulai terbuka. Dari dalam muntjul seorang Hwesio jang berwadjah welas asih mempersilahkan Lo Tie Djim Masuk.

Tanpa sedji lagi Lo Tie Djim segera njelonong masuk kedalam kuil Hwe Sio itu menjapa dengan suara jang lemah lembut:

,,Kau datang dari mana? Melihat wadjahmu agaknja engkau di-kedjar2 oleh alat2 negara, benarkah?"

Lo tie Djim memberikan salam pay pada Hwe Sio itu dan mendjawab dengan gugup:

,,Benar sekali dugaan Tiangloo, aku jang rendah bernama Lo Tie Djim, tugasku adalah mendjaga keamanan kota Kwan See sebagai pendjaga benteng di pos ke 8, aku telah melarikan diri karena membunuh mati The Wan Gwee . . . . . . . . . ."

Hwee Sio itu nampaknja terperandjat;

,,O mi too hud, siantjay, siantjay. . . . . . . . . ." sambil bermanteram Hwee Sio itu menutupkan kedua tapak tangannja kemukanja, kemudian perlahan2 ia membuka tangannja kembali dan matanja tak lepas mengawasi pada Lo Tie Djim.

Lo Tie Djim tjepat menjambung tjeritanja:

,,Tiangloo djangan berprasangka terhadap diriku, jang kubunuh itu adalah manusia djahat, pemeras rakjat dan buaja darat. . . . . . . . . ."

Hwee Sio itu mulai mengangguk-anggukkan kepalanja dan dibibirnja nampak senjumaja merekah.

Hwee Sio : ,,Aku sangka engkau seorang jang djabat dan tak berprikemanusiaan, Bila engkau adalah Honan jang bertindak adil bidjaksana, aku bergirang hati dan bersjukur

Ketahuilah Lo Tie Djim bahwa sebelum aku mensutjikan diriku sebagai Hwee Sio, aku adalah pembasmi ke-

38