Halaman:108 Pendekar Gunung Liang San Seri I.pdf/58

Halaman ini tervalidasi

Hwo ; ; ; ; hwee sio, - - - peraturan diwihara ini sangat keras . . . . . . . kami tidak . . . . boleh . . . . . mendjual arak . . . . pada Hwee Sio . . . . . . . . . ."

Lo Tie Djim; ”Djangan takut, aku jang tanggung urusan ini.“ Dengan tidak sabar Lo Tie Djim lalu membuka tutup gotji arak itu, dan dengan nafsunja menghirup sampai puluhan tjawan arak.

Pedagang arak itu karena takut akibat dari tindakan Lo Tie Djim maka tjepat2 ia mengulurkan kedua tangannja untuk mendorong Lo Tie Djim. Lo Tie Djim sambil minum, badannja bergeser untuk Siam atau menghindarkan diri dari serangan, kemudian dengan tjepatnja kaki kirinja bergerak naik tepat mengenai bebokong pedagang arak itu, tanpa ampun lagi pedagang arak itu terdjerembab djatuh ketanah. Lo Tie Djim sambil tertawa meninggalkan pedagang arak itu.

Fadjar telah menjingsing, halaman kelenteng itupun telah banjak Hwee Sio muda2 jang sibuk mengurus tanam2an, menjapu dan menjirami bunga2. Pada saat itulah Lo Tie Djim masuk dengan tubuh sempojongan karena arak mulai merangsang ditubuhnja.

Para Hwee Sio itu menjaksikan ,gerak gerik dan wadjah Lo Tie Djim jang merah padam tambahan lagi Lo Tie Djim sambil berdjalan sambil bernjanji tidak keruan. Sudah pastilah bahwa Lo Tie Djim telah melanggar larangan dari wihara, ia telah membawa minuman keras.

Serempak para Hwee Sio muda itu mengambil tongkat dan menghadang tidak memperkenankan Lo Tie Djim mengindjak ruang kelenteng itu.

Tetapi Lo Tie Djim sudah tidak sadar akan dirinja lagi, ia menerdjang semua jang menghalang-halangi djalannja, kaki dan tangannja bergerak dengan djurus2 jang amat dahsjat. Twie San Ao Ting atu gunung Thayasan roboh menindih Sun Swei Thwee Tjhuan atau mengikuti aliran

51