Halaman:108 Pendekar Gunung Liang San Seri I.pdf/60

Halaman ini tervalidasi

dapat mendjadi baik.

Beberapa hari kemudian.  ; ; ; . . . suatu pagi hari Lo Tie Djim bangun pagi2 benar. Karena hawa udara pagi ini amat segar, maka Lo Tie Djim bermaksud ingin ke luar dan berdjalan2 sebentar

Ia buru2 masuk kakamarnja dan mengambil uang simpanannja, kemudian lari2 ketjil dan melalui halaman kelenteng terus menggendjot tubuhnja dengan ilmu silat Lie Hie ta ting atau ikan gabus meletik, badannja terajun sampai melewati pagar besi jang tingginja kurang lebih satu setengah meter, begitu sepasang kakinja mengindjakkan tanah, maka ia teruskan dengan ilmu silatnja meringankan tubuh, lari sekuat2nja. . . . . . . . . .

Sambil berlari Lo Tie Djim berpikir: . . . . . . . Seorang

Hohan harus berbuat jang luhur untuk kebahagiaan rakjat jang menderita. Aku ingat betul kata2 purba jang berbunji. . . . . . . . . . Ing Siung, hohan ik sen tjhu she, khek tjing rhen che she pu khek too tek, ik too tek pien she mei than . . . . . . . . . . ja, betul2 . . seorang hohan kelahirannja di bumi ini harus dapat menggontjangkan dunia perbuatan2 jang mulia merupakan keharusan dan dilakukan tanpa pamrih . . . . . . . . sekali berpamrih . . . . maka . . . . . akan dikatakan Ketjap sadja . . . . . haha . . . . . hahaaaa . . . . . . . . . . Aku Lo Tie Djim harus segera meninggalkan kelenteng tua itu, atau aku akan mendjadi keledai gundul untuk selama2nja . . . . . . tjisk . . . . aku harus mempunjai rasa kepada diri sendiri, rasa pertjaja untuk mampu meneruskan perdjuangan hidup dan membela silemah . . . . . . . . . ."

Demikianlah lamunan Lo Tie Djim, sehinagaga tanpa terasa ia telah sampai kesebuah pasar, jang djaraknja kurang lebih 5 Km dari kelenteng Lo Tie Djim segera menghentikan larinja, ia lalu memasuki sebuah

53