Halaman:108 Pendekar Gunung Liang San Seri I.pdf/64

Halaman ini tervalidasi

Pemilik warung meng-hitung2 dengan swiepoa dan mendjawab:

"Semuanja 20 tjawan arak dan 20 kati daging, berdjumlah 4 tail.

Lo Tie Djim mengangsurkan uang dan berdiri dengan rasa agak limbung.

Setelah apa jang dipesan masak. Lo Tie Djim lalu membawa bungkusan daging Huk itu untuk dibawa pulang, ia pikir untuk dimakan malam hari nanti.

Tiba didepan keleteng Lo Tie Djim sudah tidak dapat menguasai dirinja lagi, djalannja seperti tjatjing kepanasan, sempojangan dan tidak lurus, Karena hari sudah agak siang maka pintu kelenteng itu telah tertutup, Lo-Tie Djim menggedor gedor pintu kelenteng itu, tetapi tidak ada jang membukakan karena para Hwee Sio sedang melakukan ibadah.

Lo Tie Djim amat marah ia mengadjar pintu kelenteng jang tebalnja hampir 12 Cm itu dengan ilmunja jang sangat dahsjat jakni Tay Lek Kim Kong Tjhiu atau pukulan maut menggeledek dari Arhat mas. Suara brak disusul dengan robohnja pintu kelenteng jang bergemuruh.

Para Hwee Sio dan ketua wihara jang sedang bersemedi itu amat terkedjut, semuanja mengachiri konsentrasinja dan berlari keluar, untuk melihat apa jang telah terdjadi?

Mereka berpapasanlah dengan Lo Tie Djim jang mukanja merah, dan djalannja seperti kerbau gila.... Para Hwee Sio mendjadi tertegun dan tidak berani bergerak, sesaat Lo Tie Djim djatuh tersungkur tatkala akan naik undak2an, ia sudah tidak dapat menguasai dirinja lagi, ketika akan bangun dirasanja perutnja amat mual, matanja kabur se-akan2 semuanja berputar, maka mulutnja terbuka lebar dan muntahlah ia....

Potongan2 daging Huk keluar semua dari perutnja dan bau arakpun memenuhi ruangan kelenteng itu.

57