Halaman:108 Pendekar Gunung Liang San Seri II.pdf/28

Halaman ini tervalidasi

Lo Tie Djim lari dari djalan dibalik gunung melalui semak2 dan menerobos hutan2 belukar untuk menudju kekota Tongking.

Betapa sulit dan sukarnja perdjalanan jang dilaluinja kali ini . . . . . . . . . . .

Setelah 3 hari 3 malam Lo Tie Djim menerobos hutan belukar, dengan penderitaan jang amat berat. Maka pada hari jang keempat legalah hatinja, sebab sudah nampaklah kini sinar matahari jang panas dan tjemerlang. Segera ia mempertjepat larinja, karena perutnja dirasa amat lapar.

Sungguh senangnja bukan alang kepalang, sebab dihadapannja terlihat sebuah kelenteng tua, Pikirnja mungkin dikelenteng, ini, ada penghuninja, aku tidak djadi mati kelaparan . . . .

Tiba didepan kelenteng Lo Tie Djim mendjadi ketjewa, sebab di-mana² terlihat sawang Temangga jang menempel di-pintu², daun djendela dan tembok² tua jang bengkah². Suasana sunji sepi. tidak ada suasana desah napas Manusia Pintu tua itupun tertutup dengan rapat Lo Tie Djim mendobrak pintu itu dan bermaksud untuk beristrirahat di dalam. Tiba didalam ruangan kelenteng keadaannja sama djuga, Lo Tie Djim berseru dengan njaring:

“Adakah penghuninja kelenteng ini ? Aku Lo Tie Djim permisi untuk beristirahat!” berulang kali Lo Tie Djim berteriak-teriak sampai tenggorokkannja hapir kering. Namun tidak ada djawaban sama sekali. Sedang Lo Tie Djim membersihkan debu² di-

24