buah medja besar dan tiga tiga buah kursi. diatas medja itu disadjikan hidangan jang bermatjam2. Kursi jang tengah, duduklah seorang Hwee Sio jang tinggi gemuk, disampingnja duduk seorang nona jang berwadjah tjantik. Kedua orang jang diikuti Lo Tie Djim itu setelah memberi hormat pada Hwee sio; gemuk itu terus mengambil tempat duduk di samping wanita tjantik, Terdengarlah suara nona muda itu bertanja pada Hwee sio ;
„Kenapa ajahku tidak datang² ?"
Tjhui Too Sing mendjawab :
„Sabarlah nona, sebentar lagi Kim toaya pasti datang."
Nona muda itu menundukkan kepala dan menangis.
Melihat hal ini Lo Tie Djim tidak tahan lagi, pasti komplotan manusia2 sesat ini akan mentjelakakan ajah dan anak gadisnja, Lo Tie Djim berlontjat turun dan menggedor pintunja.
Khiu Too Djin tjepat2 membukakan pintu dan mempersilahkan Lo Tie Djim masuk. Hwee Sio gendut itu mempersilahkan Lò Tie Djim mengambil tempat duduk dan bertanja
- „Loheng datang darimana ? Mengapa
bisa datang kemari ?"
Lo Tie Djim;
"Saja datang dari gunung. Thoo Hwa San, dan akan melandjurkan perdjalananku, menudju kekota Tongking. Disini aku melibat hal²
28