mengerikan dari Khiu Too Djin, tubuhnja menggeletak, dan arwahnja menghadap Giam Loo Ong......
Selesailah sudah pertarungan jang hanja memakan beberapa saat, dan berdjalan beberapa djurus sadja.
Lo Tie Djim dan Kiu Bun Liong lalu melemparkan majat2 itu kedalam djurang di lamping gunung. Kemudian masuklah keduanja untuk mentjari sigendut dan nona tadi, 4-5 orang Hwee Sio tua2 itu sangat ketakutan dan djatuh pingsan, Lo Tie Djim berkata kepada Sutjin :
„Habisi sadja orang? jang ketor ini, mereka inilah kambratnja si Gendut tjabul.“
Sutjin tanpa ajal lagi membabat kepala bagaikan membabati rumput, sekaligus menggelindinglah 5 kepala Hwee Sio itu.
Disana didjumpainja, bahwa nona itu telah mendjadi majat jang terapung didalam sumur. Lo Tie Djim memberikan keterangan keterangan pada Sutjin:
„Saiang, terlambat, jah, kita datang terlambat. Nona ini saking takut kepada para bergadjul itu telah membunuh dirinja masuk kedalam sumur. Su Tee tunggulah disini, aku memeriksa lebih landjut. Lo Tie Djim lontjat keatas Wuwungan kelenteng dan bersuara dengan njaring:
„Buaja hidung belang lekas keluar ! Bila kau tetap umpatkan diri, kelenteng ini a-
37